Sunday, August 24, 2008

serial pengajian tafsir al-quran

TAFSIR SURAT AL-BAQARAH 60-65
Nikmat Allah kepada Bani Israil,Ketamakan Bani Israil,Kerduhakaan mereka dan balasannya
(Mesjid Al-Mujahidin 5-8-2007)


وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسَى لَنْ نَصْبِرَ عَلَى طَعَامٍ وَاحِدٍ فَادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُخْرِجْ لَنَا مِمَّا تُنْبِتُ الْأَرْضُ مِنْ بَقْلِهَا وَقِثَّائِهَا وَفُومِهَا وَعَدَسِهَا وَبَصَلِهَا قَالَ أَتَسْتَبْدِلُونَ الَّذِي هُوَ أَدْنَى بِالَّذِي هُوَ خَيْرٌ اهْبِطُوا مِصْرًا فَإِنَّ لَكُمْ مَا سَأَلْتُمْ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ وَالْمَسْكَنَةُ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآَيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّينَ بِغَيْرِ الْحَقِّ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ
إِنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَى وَالصَّابِئِينَ مَنْ آَمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (62) وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَكُمْ وَرَفَعْنَا فَوْقَكُمُ الطُّورَ خُذُوا مَا آَتَيْنَاكُمْ بِقُوَّةٍ وَاذْكُرُوا مَا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (63) ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ فَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لَكُنْتُمْ مِنَ الْخَاسِرِينَ (64) وَلَقَدْ عَلِمْتُمُ الَّذِينَ اعْتَدَوْا مِنْكُمْ فِي السَّبْتِ فَقُلْنَا لَهُمْ كُونُوا قِرَدَةً خَاسِئِينَ

Yang artinya;

60) Dan (Ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu kami berfirman: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu". lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. sungguh tiap-tiap suku Telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing). makan dan minumlah rezki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan.
61) Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya". Musa berkata: "Maukah kamu mengambil yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik ? pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta". lalu ditimpahkanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. hal itu (terjadi) Karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memang tidak dibenarkan. demikian itu (terjadi) Karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas.
62) Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari Kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
63) Dan (ingatlah), ketika kami mengambil janji dari kamu dan kami angkatkan gunung (Thursina) di atasmu (seraya kami berfirman): "Peganglah teguh-teguh apa yang kami berikan kepadamu dan ingatlah selalu apa yang ada didalamnya, agar kamu bertakwa".
64) Kemudian kamu berpaling setelah (adanya perjanjian) itu, Maka kalau tidak ada karunia Allah dan rahmatNya atasmu, niscaya kamu tergolong orang yang rugi.
65) Dan Sesungguhnya Telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar diantaramu pada hari Sabtu, lalu kami berfirman kepada mereka: "Jadilah kamu kera yang hina".

Sebagian Tafsiran Ibnu Katsir:

60) Nabi Musa A.S meminta air kepada Allah untuk kaumnya, Allah mengabulkannya dan memerintahkan untuk memukul dengan tongkatnya batu yang dibawa oleh Bani Israil maka keluarlah dari batu itu 12 mata air, semua suku dari suku-suku bani Israil telah mengetahui mata airnya masing-masing, maka makanlah apa yang Allah telah berikan kepada kamu berupa Al-Mann dan As-Salwa dan minumlah dari mata air yang ada tanpa kalian bersusah payah mencari air, sembahlah Tuhan yang telah melimpahkan hal tersebut kepada kalian dan janganlah kalian mengganti nikmat-nikmat ini dengan bermaksiat kepada-Nya. Ibnu Abbas berkata: didatangkan ditengah-tengah mereka batu persegi empat kemudian Musa A.S diperintahkan untuk memukulnya dengan tongkatnya, maka Musa memukulnya dengan tongkatnya kemudian memancarlah darinya 12 mata air di setiap sudut ada tiga mata air, Musa A.S memberitahukan bagian mata airnya kepada tiap-tiap suku (sabth) bani Israil , tidaklah mereka bergerak ketempat lain kecuali kembali ketempatnya semula. Atha’ al-Khurasani dari bapaknya berkata: batunya diletakkan oleh Harun A.S dan dipukul Musa A.S dengan tongkatnya. Qatadah berkata; Batu itu diambil oleh Bani Israil dari gunung thur dibawa kebawah dan dipukul oleh Musa A.S. bagai mana mereka tahu bagian mereka dari mata airnya. Jubair berkata; Musa A.S meletakkan batu kemudian setiap perwakilan dari 12 suku tersebut berdiri didepan batu itu, lalu Musa A.S memukul batu itu dan terpancarlah mata air itu kepada setiap perwakilan sukunya, kemudian memanggillah perwakilan suku itu anggotanya untuk minum dari mata air yang memancar kepadanya.
61) Setelah Bani Isrial diberikan makanan dan minuman yang enak mereka meminta Musa A.S agar Allah mengganti makanan dan minuman yang telah Allah berikan kepada mereka dengan makanan yang tidak enak. Hasan Al-Basri mengatakan; mereka menolak makanan-makanan yang Allah telah berikan kepada mereka setelah mereka tidak sabar dengan makanan-makanan itu. Mereka sebelumnya adalah kaum pemilik ‘adas, fum (bawang putih atau gandum), bawang, ketimun mereka mengatakan hal itu karena mann (potongan roti) salwa (burung merpati) adalah satu jenis makanan bagi mereka. Mereka memakannya setiap hari. Mereka tIdak sabar atas tersebut kemudian mereka meminta makanan yang sebenarnya lebih buruk dari pada makanan yang telah Allah telah berikan mereka berupa roti yang lembut (potongan) dan burung merpati. Sehingga Allah mencela permintaan mereka ini dengan perkataan Nya ;apakah kalian akan akan mengganti yang baik dengan yang buruk. Lalu Allah memerintahkan mereka - setelah menolak permintaan mereka kepada musa agar berdoa kepada Allah – untuk pergi ke kota, ada juga yang mengatakan itu adalah kota mesir untuk mendapatkan apa yang mereka cari. Musa A.S berkata; apa yang kalian minta adalah hal yang biasa dan mudah kalian dapatkan disetiap kota karena makanan-makanan itu (hina) maka aku tidak perlu meminta kepada Allah untuk menurunkannya kepada kalian. Allah menimpakan kehinaan kepada mereka akibat perbuatan mereka ini. Orang-orang menganggap mereka hina namun mereka walaupun dalam kondisi itu mereka mencari kehinaan. Abul ‘Aliyah dan Rabi’ bin Anas kehinaan disini adalah kemiskinan,kepapaan (meminta-minta) dan tunduk, menghinakan diri demi mendapatkan makanan karena kelaparan. ‘Athiyyah Alkufi mengatakan kehinaan disini adalah Al-Kharaj (pajak orang kafir). وباؤوا بغضب من الله dan mereka pulang mendapatkan kemarahan Allah. Sebabnya mereka mendapatkan kehinaan dan kemarahan Allah adalah mereka menentang membangkang dari ayat-ayat Allah karena takabbur, kufur dengannya juga menghinanya mereka kepada pembawa syari’at (para rasul) sampai-sampai mereka membunuh para rasul itu yang memang tidak dibenarkan. Rasulullah S.A.W bersabda tentang kibr (arrogansi) ; arrogansi adalah menolak kebenaran dan menghina (menganggap kecil) manusia. Dalam hadits musnad imam Ahmad; orang yang paling pedih azabnya hari kiamat adalah orang yang dibunuh oleh nabi atau yang membunuh nabi,pemimpin yang sesat dan orang yang membuat berhala. {ذلك بما عصوا وكانوا يعتدون} ini adalah sebab yang lain mereka mendapatkan balasan dari Allah yaitu mereka bermaksiat (berbuat larangan) dan melampaui batas (yang diperbolehkan dan yang disuruh).
62) Tidak ada kontradiksi antara ayat ini dengan ayat yang turun setelahnya (sebagaimana yang diriwayatkan Ali bin abi thalhah dari Ibnu Abbas) dengan ayat { وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ } surat 3 ayat 85. Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. Karena ayat dalam surat ali imran ini memberitahukan bahwa tidak akan diterima suatu amal dan jalan kecuali dengan apa yang Allah perintahkan syariatNya yang dibawa oleh nabi Muhammad S.A.W setelah Allah mengutusnya.adapun ummat-mmat sebelumnya maka setiap orang yang mengikuti rasul nya pada zamannya maka ia dalam petunjuk dan keselamatan.Yahudi[1] (bani Israiil) adalah pengikut Musa A.S maka wajib atas mereka mengikutinya, ketika Isa A.S datang maka yahudi wajib mengikutinya sebagai rasul yang diutus kepada mereka. Nashrani (yang juga bani Israil pada waktu itu) dinamakan seperti itu karena sifat saling menolong diantara mereka, mereka juga disebut Anshar seperti perkataan Isa A.S dalam firman Allah: مَنْ أَنْصَارِي إِلَى اللَّهِ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنْصَارُ اللَّهِ52 Ali Imran. "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?" para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: "Kamilah penolong-penolong (agama) Allah…. Ali Imran 52. ada yang mengatakan mereka dinamakan demikian karena mereka tinggal di suatu tempat yang bernama Nashirah. (Qatadah,Ibnu Juraij, Ibnu Abbas). Ketika diutus nabi Muhammad S.A.W sepagai penutup nabi dan sebagai utusan untuk seluruh manusia, maka mereka (seluruh manusia) wajib membenarkan Rasulullah S.A.W dengan apa yang ia beritahukan, mentaati apa yang diperintahkan dan meninggalkan apa yang dilarangnya.Orang orang inilah yang beriman sesungguhnhya. Dan dinamakan ummat Muhammad S.A.W sebagai orang yang beriman karena banyaknya iman mereka dan kuatnya keyakinan mereka dan juga karena mereka beriman kepada nabi-nabi sebelum Muhammad S.A.W dan kegaiban-kegaiban yang akan datang. Adapun الصابئون maka ulama berbeda pendapat tentang maknanya. namun yang kuat yang sesuai dengan teks ayat mereka adalah suatu kaum yang bukan beragama yahudi, bukan juga nashrani,bukan majusi dan bukan musyrikin mereka adalah kaum yang tetap dengan fitrah mereka yaitu La ilaha illaLLah mereka tidak mengikuti agama tertentu, oleh sebab itu dahulu orang musyrik menuduh orang yang masuk islam dengan Shabi’ artinya ia telah keluar dari agama-agama yang ada pada waktu itu. Sebagian Ulama’ mengatakan mereka adalah kaum yang tidak sampai kepada mereka dakwah nabi.WaLLahu a’lam.
63) Allah mengingatkan bani Israil ketika mengambil janji dari mereka yaitu beriman kepada Allah tidak ada sekutu baginya dan mengikuti rasul-rasul mereka Allah mengangkat gunung berada diatas kepala-kepala mereka agar mereka mereka mengakui dengan apa yang mereka telah berjanji dengannya dan agar mereka mengambil janji itu dengan kuat dan dilakukan. الطُّورَ at-Thur disini adalah gunung sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Abbas dan yang lainnya.Dari Ibnu Abbas berkata: mereka ketika tidak mau ta’at gunung diangkat diatas kepala-kepala mereka, mereka melihatnya gunung itu telah menyelimuti mereka, mereka terjatuh sambil bersujud dengan satu sisi dan melihat gunung itu dengan sisi lain, Allah kasihani mereka kemudian Allah kembalikan gunung itu kembali, mereka berkata ; demi Allah tidak ada sujud yang kami sukai dari sujud yang Allah hilangkan dengannya siksaan-Nya kemudian mereka sujud (dengan sempurna).yaitu Taurat. بِقُوَّةٍ artinya dengan ta’at. Mujahid berkata ; dengan mengamalkannya. Maksudnya; kalau kalian tidak mengambilnya dengan kuat maka kami akan lemparkan kepada kalian gunung tersebut. وَاذْكُرُوا مَا فِيهِ bacalah apa yang ada dalam Taurat dan amalkanlah.
64) ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ setelah janji yang telah dikuatkan ini kalian mengingkarinya. فَلَوْلا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ (Maka kalau tidak ada karunia Allah dan rahmatNya) yaitu menerimanya Allah Taubat kalian dan mengutus para nabi dan rasul kepada kalian.
65) وَلَقَدْ عَلِمْتُمُ apa yang menimpa kalian dari azab dari satu penduduk kampung yang melanggar perintah Allah dan menyalahi janji mereka yaitu mengangungkan hari sabtu dan melaksanakan perintah Allah. Mereka mengakal-ngakali agar bisa berburu ikan pada hari sabtu. Mereka membuat untuk ikan-kan itu pancing,kail,tali-tali(jaring).kolam-kolam. Ketika datang hari sabtu seperti biasanya dengan banyaknya (jaring) jaring-jaring itu,pancing-pancing itu melekat.ketika malam mereka mengambilnya setelah habis hari sabtu. Ketika mereka mengambilnya Allah mengubah mereka menjadi kera-kera yang mereka itu paling mirip dengan manusia. Yang zhahir (jelas) mereka bukan manusia dalam hakikatnya. Begitu juga apa yang mereka lakukan seperti benar padahal sebenarnya itu adalah penyimpangan maka balasan mereka sesuai seperti perbuatan mereka. Kisah ini di detail kan dalam surat Al-A’raf ayat 163. As-Suddi berkata penduduk kampung ini adalah kampung ‘Ailah” dari Mujahid berkata: hati mereka yang Allah, ubah mereka tidak berubah menjadi kera-kera. Namun pendapat ini lemah seperti yang dikatakan Ibnu Katsir; ini adalah pendapat aneh yang menyalahi zhahir dalam ayat ini dan ayat lainnya seperti firmannya قُلْ هَلْ أُنَبِّئُكُمْ بِشَرٍّ مِنْ ذَلِكَ مَثُوبَةً عِنْدَ اللَّهِ مَنْ لَعَنَهُ اللَّهُ وَغَضِبَ عَلَيْهِ وَجَعَلَ مِنْهُمُ الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِيرَ وَعَبَدَ الطَّاغُوتَ Katakanlah: "Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari itu disisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka yang dijadikan kera dan babi dan menyembah thaghut ?" Al-Maidah ayat 60. Ibnu Abbas mengatakan sebagaimana dikatakan Al-Aufi bahwa pemudanya menjadi kera-kera dan orang tuanya menjadi babi-babi. Diriwayatkan juga dari Ibnu Abbas mereka diubah menjadi kera-kera yang bersendawa kemudian mereka mati dan tidak mempunyai keturunan. Dalam riwayat lain dari Ibnu Abbas Allah merubah bentuk mereka menjadi kera Allah merubah dan melakukan apa yang Ia kehendaki. خَاسِئِينَ sangat hina.jadi jelaslah mereka bukan hanya secara maknawi berubah menjadi kera tapi juga shuri (bentuknya) dan maknawi (hatinya).





[1] yahudi dalam bahasa arab dari kata الهوادة yang berarti المودة (mencintai) atau dari kata التهود yang berari التوبة (taubat) seperti perkataan musa A.S إِنَّا هُدْنَا إِلَيْكَ kami kembali kepadaMu. Mereka dinamakan Yahudi karena mereka pada dasarnya taubat dan saling mencintai diantara mereka.

serial pengajian tafsir al-quran

Tafsir surat Al-baqarah ayat 90-91
2-3-2008 (Mesjid Al-Mujahidin)
Oleh: H.Rachmat Morado Sugiarto,Lc.MA

Kufurnya Bani Israil terhadap apa yang Allah turunkan dan membunuhnya mereka para Nabi A.S


بِئْسَمَا اشْتَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ أَنْ يَكْفُرُوا بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ بَغْيًا أَنْ يُنَزِّلَ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ عَلَى مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ فَبَاءُوا بِغَضَبٍ عَلَى غَضَبٍ وَلِلْكَافِرِينَ
عَذَابٌ مُهِينٌ (90) وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ آَمِنُوا بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا نُؤْمِنُ بِمَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا وَيَكْفُرُونَ بِمَا وَرَاءَهُ وَهُوَ الْحَقُّ مُصَدِّقًا لِمَا مَعَهُمْ قُلْ فَلِمَ تَقْتُلُونَ أَنْبِيَاءَ اللَّهِ مِنْ قَبْلُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (91)

Artinya:

90. Alangkah buruknya (hasil perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri dengan kekafiran kepada apa yang Telah diturunkan Allah, Karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nyakepada siapa yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya. Karena itu mereka mendapat murka sesudah (mendapat) kemurkaan. dan untuk orang-orang kafir siksaan yang menghinakan.

91. Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kepada Al Quran yang diturunkan Allah," mereka berkata: "Kami Hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami". dan mereka kafir kepada Al Quran yang diturunkan sesudahnya, sedang Al Quran itu adalah (Kitab) yang hak; yang membenarkan apa yang ada pada mereka. Katakanlah: "Mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika benar kamu orang-orang yang beriman?"


Sebagian tafsiran Ibnu katsir:


Mujahid berkata; Yaitu orang - orang Yahudi yang menukarkan kebenaran dengan kebathilan dan menyembunyikan apa yang dibawa Nabi Muhammad S.A.W yang saharusnya mereka jelaskan. As-Suddi mengatakan ; mereka menjualnya dengan diri mereka sendiri. Sangatlah buruk apa yang mereka gantikkan dan mereka rela dengannya. Mereka berpaling dari membenarkan, menolong nabi Muhammad manjadi kufur dengan apa yang dibawa Muhammad S.A.W. Tidaklah membuat mereka menjadi seperti itu kecuali hasad dan kebencian. Allah mengatakan أَنْ يُنزلَ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ عَلَى مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ . Dari Ibnu 'Abbas mengatakan ; maknanya Allah mengutus akhir Nabi bukan dari bangsa mereka (Yahudi). فَبَاءُوا بِغَضَبٍ عَلَى غَضَبٍ Ibnu Abbas mengatakan: kemurkaan diatas kemurkaan. Allah telah murka kepada mereka atas apa yang mereka perbuat dengan taurat yaitu menyia-nyiakannya padahal mereka memilikinya, ditambah kemurkaan Allah karena kekufuran mereka terhadap nabi yang Allah telah utus kepada mereka. Dan arti بَاءُوا adalah mereka wajib mendapatkan, berhak mendapatkan dan mereka tinggal dalam kemurkaan yang belipat ganda. Abul 'Aliyah mengatakan: Allah telah murka kepada mereka karena kekufuran mereka terhadap Injil dan 'Isa A.S kemudian Allah murka kepada mereka kerena kekufuran mereka kepada Muhammad S.A.W dan kepada Al-Quran. As-Suddi mengatakan : Kemurkaan Allah yang pertama adalah ketika mereka menyembah anak sapi, sedangkan kemurkaan Allah yang kedua ketika mereka kufur terhadap Muhammad S.A.W . Dan firman Allah وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ مُهِينٌ karena kekufuran mereka yang disebabkan oleh kehasadan mereka, mereka diberi ganjaran dengan kehinaan dan selalu menjadi kecil. Allah berfirman : إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ sesungguhnya orang-orang yang takabbur akan beribadah kepadaku mereka akan masuk neraka Jahannam dengan hina (Ghafir:60). Dalam hadits hasan :

قال الإمام أحمد: حدثنا يحيى، حدثنا ابن عَجْلان، عن عمرو بن شعيب، عن أبيه، عن جده، عن النبي صلى الله عليه وسلم
قال: "يحشر المتكبرون يوم القيامة أمثال الذر في صور الناس، يعلوهم كل شيءمن الصغار حتى يدخلوا سجنًا في جهنم،
يقال له: بُولَس فيعلوهم نار الأنيار يسقون من طينة الخبال: عصارة أهل النار"

Yang artinya: Akan dikumpulkan orang-orang yang takabbur pada hari kiamat seperti biji-biji kecil dalam bentuk manusia, mereka lebih kecil dari pada segala sesuatu yang kecil sampai mereka memasuki satu penjara di neraka Jahannam yang namanya "Bulas" . kemudian menimpa kepada mereka api-api neraka, mereka diberi minum dari lumpur (yang sangat panas) yang merusak organ tubuh sebagai minuman peras penduduk neraka.
91. وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ dikatakan kepada Yahudi dan yang seperti mereka dari golongan Ahli Kitab. آمِنُوا بِمَا أَنزلَ اللَّهُ yaitu yang diturunkan kepada Muhammad S.A.W, benarkanlah dan ikutilah. Mereka berkata; قَالُوا نُؤْمِنُ بِمَا أُنزلَ عَلَيْنَا cukup bagi kami beriman dengan Taurat dan Injil dan kami tidak mengakui kecuali dengan keduanya. وَيَكْفُرُونَ بِمَا وَرَاءَهُ mereka kufur dengan kitab yang datang setelahnya (Al-Quran).
وَهُوَ الْحَقُّ مُصَدِّقًا لِمَا مَعَهُمْ mereka tahu bahwa apa yang diturunkan kepada Muhammad S.A.W adalah benar. Seperti firman Allah : الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْرِفُونَهُ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَاءَهُمْ (Al-Baqarah: 146) artinya; yaitu orang-orang yang diberikan al-kitab mereka mengetahuinya sebagaimana mereka mengetahui anak-anak mereka… فَلِمَ تَقْتُلُونَ أَنْبِيَاءَ اللَّهِ مِنْ قَبْلُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ maknanya apabila kalian benar-benar dalam mengakui keimanan dengan apa yang telah diturunkan kepada kalian maka kenapa kalian membunuh para nabi yang datang kepada kalian yang membenarkan Taurat yang kalian pegang, berhukum dengannya , dan mereka tidak pernah menghapusnya! Kalian mengetahui kebenaran mereka ? Kalian membunuh mereka karena kalian hasad, takabbur dan menentang rasul-rasul Allah. Tidaklah kalian kecuali pengikut hawa nafsu! seperti firman Allah;
أَفَكُلَّمَا جَاءَكُمْ رَسُولٌ بِمَا لا تَهْوَى أَنْفُسُكُمُ اسْتَكْبَرْتُمْ فَفَرِيقًا كَذَّبْتُمْ وَفَرِيقًا تَقْتُلُونَ (Al-Baqarah;87) artinya ; ِApakah setiap datang kepada kalian seorang rasul yang tidak sesuai dengan keinginan (hawa nafsu) kalian, kalian menjadi takabur, satu golongan diantara kalian mendustakan dan golongan lainnya membunuhnya. . Ibnu jarir berkata; Allah dustakan dakwaan Iman mereka karena mereka telah membunuh nabi-nabi mereka padahal Allah telah mengharamkan kepada mereka dalam Taurat untuk membunuh para nabi dan menyuruh mereka untuk ikut dan membenarkan mereka.

Saturday, August 23, 2008

serial penjelasan hadits al-arba'in nawawiyah 20

Pengajian hadits
Masjid al-falah
2 agustus 2008

Hadits yang ke 20

Rasa Malu

عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ (عقبة بن عمرو[1] رضي الله عنه)
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلَامِ النُّبُوَّةِ إِذَا لَمْ تَسْتَحْيِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ
Dari Abu Mas’ud R.A telah bersabda nabi S.A.W sesungguhnya dari apa yang diketahui manusia dari perkataan nabi : apabila engkau tidak malu maka kerjakanlah apa yang engkau inginkan.. H.R.Bukhari


Penjelasan :

Yang dimaksud dengan yang diketahui manusia dari perkataan nabi adalah peninggalan perkataan para nabi pada umat-umat terdahulu dan ditetapkan dalam syari’at Islam.
Perkataan ini tidak dimaksud secara lahirnya. Akan tetapi gaya bahasa ini adalah ancaman dan peringatan seperti perkataan orang tua kepada anaknya yang malas dan tidak mau belajar “ya udah, gak usah belajar” hal ini tidak dimaksudkan zhahirnya akan tetapi adalah sebagai ancaman bagi anak itu..
Orang yang tidak mempunyai rasa malu maka ia akan melakukan yang ia inginkan dan tidak akan menghiraukan apapun.
Pelajaran dari hadits ini adalah bahwa rasa malu adalah bagian syariat-syariat terdahulu.
Seorang manusia hendaklah menjadi orang yang jelas dan terbuka, apabila ada suatu hal yang tidak perlu sikap malu maka kerjakanlah selama itu tidak ada kemafsadahan (kerusakan)..

Adapun hadits –hadits yang berkaitan dengan hadits ini:

Dari Zuhri dari salim dari bapaknya (Abdullah bin Umar R.A) : nabi mendengarkan seseorang menasihati saudaranya untuk malu maka bersabdalah rasulullah S.A.W : malu adalah bagian dari iman. (H.R.Bukhari dan Muslim)

Dari anas bin malik R.A ia berkata telah bersabda rasulullah s.a.w : tidaklah ketidak senonohan (cacian, makian) pada sesuatu kecuali akan membuatnya jelek dan tidaklah rasa malu pada sesuatu kecuali menjadinya indah.

Dalam musnad ahmad dengan sanad yang shahih dari Imran bin hushain ia berkata: rasulullah S.A.W bersabda: malu adalah baik seluruhnya.


Dalam ilmu tidak boleh malu :

Dalam bukhari (mua’allaqan)[2] aisyah berkata: sebaik-baiknya perempuan adalah perempuan Anshar mereka tidak pernah dihalangi rasa malu dalam memperdalam agama..
Mujahid mengatakan (dalam bukhari mu’allaqan)[3] : tidak mempelajari ilmu orang yang malu dan yang sombong.

Malu ketika mandi:

Dari abdul malik bin abi sulaiman al-‘arzami dari ‘atha dari Ya’la sesungguhya rasulullah S.A.W melihat seseorang mandi ditempat terbuka tanpa sarung (penutup) maka rasulullah naik mimbar maka ia memuji Allah kemudian rasulullah S.A.W bersabda: sesungguhnya Allah pemalu penutup mencintai malu dan menutup maka apabila seseorang diantara kamu mandi maka . (Abu Dawud dalam As-Sunan)

Dari Abdullah bin Dinar dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dari nabi S.A.W bersabda: Iman ada 65 cabang dan malu adalah cabang dari iman.

Busyair bin ka’b (salah seorang tabi’in) berkata: tercatat dalam buku hikmah: sesungguhnya dari rasa malu itu ada rasa tenang.

Dengan masuknya bulan ramadhan ini kita tingkatkan rasa malu kita kepada Allah. Banyak mendekatkan diri kepada Allah, meninggalkan segala ketidak senonohan , makian , cercaan. Sikap malu itu dapat menghalangi orang yang memilikinya dari api nekara. Orang yang punya rasa malu ketika ia akan mengerjakan sesuatu dia akan bertanya pada dirinya apakah ini pantas ?. kita tidak ingin melihat pemandangan makan makanan tanpa udzur syar’i di tengah hari bulan ramadhan.

Semoga Allah menjadikan kita orang yang selalu mempunyai rasa malu sehingga kita dapat menjalankan bulan ramadhan ini dengan sebaik-baiknya..


[1] Uqbah bin Amr abu mas’ud. Ikut perang badar (sebagaimana dikatakan oleh Imam Al-Bukhari) juga ikut bai’ah aqabah yang ke 2. Wafat di kufah tahun 10 hijriyah.
[2] Di washalkan (di sambung sanadnya) oleh Imam Muslim dalam shahihnya dalam kitab al-haidh
حدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَابْنُ بَشَّارٍ قَالَ ابْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ الْمُهَاجِرِ قَالَ سَمِعْتُ صَفِيَّةَ تُحَدِّثُ عَنْ عَائِشَةَ.. فقالت عائشة..

[3] Di washalkan (di sambung sanadnya) oleh abu nu’aim dalam al-hilyah dari jalan
عَلِيّ بْن الْمَدِينِيّ عَنْ اِبْن عُيَيْنَةَ عَنْ مَنْصُور عَنْ مجاهد

Wednesday, August 20, 2008

renungan-renungan al-Qur'an 1-1






presentasi pengantar ilmu hadits 2






presentasi pengantar ilmu hadits1






serial penjelasan hadits al-arba'in nawawiyah 19

Hadits yang ke 19
5-7-2008 (mesjid Al-Falah)
Oleh: H.Rachmat Morado Sugiarto


Menjaga Agama Allah

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ
كُنْتُ خَلْفَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا فَقَالَ يَا غُلَامُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ احْفَظْ اللَّهَ يَحْفَظْكَ احْفَظْ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلْ اللَّهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَاعْلَمْ أَنَّ الْأُمَّةَ لَوْ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ لَكَ وَلَوْ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَيْكَ رُفِعَتْ الْأَقْلَامُ وَجَفَّتْ الصُّحُفُ
قَالَ هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ

Yang artinya:

Dari Ibnu Abbas (R.A) ia berkata:
Saya pernah berada dibelakang Rasulullah S.A.W beliau berkata: Wahai anak aku mengajarkan engkau beberapa kalimat: jagalah (agama) Allah niscaya Allah akan menjagamu, jagalah agama Allah niscaya engkau akan mendapatkan Allah didepanmu, apabila engkau meminta maka mintalah kepada Allah , ketahuilah bahwa ummat apabila mereka berkumpul untuk memanfa'atkanmu untuk sesuatu mereka tidak akan memanfa'atkanmu kecuali untuk sesuatu yang telah Allah tetapkan kepadamu. Apabila mereka berkumpul untuk membahayakanmu mereka tidak akan membahayakanmu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tentukan kepadamu. Pena telah diangkat. Lembaran-lembaran telah kering.

Hadits riwayat Tirmizi ia berkata : ini hadits hasan shahih (hadits shahih)


Penjelasan :

1) Yang dimaksud dengan jagalah Allah adalah menjaga syari'atnya, batasan-batasannya. Maka Allah menjaga dalam agama kita,keluarga, harta dan jiwa karena Allah membalas orang yang berbuat baik dengan kebaikan.
2) Yang dimaksud dengan kamu akan dapatkan Allah dihadapanmu : kamu akan dapatkan Allah didepanmu menunjukkan kamu kepada jalan kebaikan mendekatkan kamu kepadanya dan memberikan kamu hidayah.
3) Apabila kamu meminta maka mintalah kepada Allah jangan meminta kepada suatu mahluk sesuatupun. Dan apabila kamu meminta kepada manusia apa yang bisa mereka lakukan maka ketahuilah bahera manusia itu hanya sebab dari sebab-sebab dan ketahuilah bahwa Allah lah yang mempunyai segala sebab maka berpegang teguhlah kepada-Nya.
4) Ketahuilah bahwa seluruh ummat manusia ingin memanfa'atkanmu mereka tidak akan memanfa'atkanmu kecuali untuk sesuatu yang telah di tetapkan kepadamu. Maksudnya walaupun ummat manusia , seluruhnya, sebagiannya, kebanyakannya ingin memanfa'atkanmu mereka tidak akan bisa memanfa'atkanmu kecuali untuk sesuatu yang telah di tetapkannya oelh Allah ,hal itu bisa terjadi atau tidak . apabila terjadi bisa keseluruhannya,sebagian banyak atau sebagian kecil saja. Oleh sebab itu kita harus bersandar kepada Allah. Karena suatu ummat tidak akan mendapatkan kebaikan kecuali dengan izin (kehendak) Allah. Begitu juga yang menginginkan keburukan atau bahaya, ummat semua tidak akan memberikan bahaya itu kecuali dengan apa yang Allah tetapkan terjadi, tidak terjadi, terjadi sebagiannya atau seluruhnya. Namun tidak mengapa untuk menghilangkan keburukan itu karena Allah berfirman "dan balasan kejahatan adalah kejahatan yang serupa"
5) Yang dimaksud dengan telah diangkat pena dan lembaran-lembaran telah kering adalah segala ketentuan Allah tidak bisa diganti. Semua orang tergantung dengan ketetapan-ketetapan-Nya.
6) Dalam riwayat lain selain tirmizi : satu riwayat abu daud
وَتَعْلَمَ أَنَّ مَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ وَأَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيبَكَ
Dan kamu mengetahui bahwa apa yang menimpamu tidaklah salah (nyasar) dan apa yang tidak menimpamu tidak akan menimpamu.

Pelajaran dari hadits:

1) Nabi bersikap lembut dengan yang lebih muda. perkataanya "wahai anak".
2) Nabi tidak pernah membedakan yang senior dan junior.
3) Abdullah bin 'Abbas adalah sahabat yang masih sangat muda namun sangat cerdas.
4) Bahwa ketika ingin menyampaikan hal yang penting maka sebaiknya memulai dengan sesuatu yang bisa menarik perhatian. "wahai anak aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat"
5) Barang siapa yang menjaga agama Allah maka Allah akan menjaganya dan barang siapa yang menyia-nyiakan agama Allah maka Allah akan menyia-nyiakannya dan tidak akan menjaganya.
6) Barang siapa yang manjaga agama Allah maka Allah akan menunjukkannya kepada jalan kebaikan dan barang siapa yang selalu menjaga Allah maka Allah akan menjauhkannya dari keburukan.
7) Orang yang membutuhkan pertolongan maka memintalah pertolongan itu kepada Allah namun tidak mengapa meminta pertolongan kepada manusia apa yang ia mampu seperti mengambil air , menaikkan barang ke kendaraan dan lain-lain.
8) Seseorang muslim harapannya harus bergantung kepada Allah dan jangan bergantung kepada manusia karena manusia tidak memiliki kebaikan dan keburukan.
9) Segala sesuatu telah ditetapkan dan final.
10) Manusia apabila allah telah tetapkan kepadanya sesuatu maka sesuatu itu tidak pernah akan salah (mengenai orang lain) dan apabila Allah tidak menetapkan sesuatu kepadanya maka sesuatu itu tidak akan menimpanya.
11) Kabar gembira bagi orang yang sabar , sabar adalah temannya kemenangan.
12) Kabar gembira bahwa manusia apabila terkena suatu kesusahan maka tunggulah datangnya kemudahan karena Allah telah menyebutkan dalam Quran-Nya
Maka Sesungguhnya dengan kesusahan itu akan dating kemudahan, sesungguhnya dengan kesusahan itu akan datang kemudahan.
فإن مع العسر يسرا إن مع العسر يسرا
Apabila datang kepada kita sutu kesusahan maka bersandarlah kepada Allah tungguhlah janjiNya dengan kemudahan,

serial penjelasan hadits al-arba'in nawawiyah 18

Hadits yang kedelapan belas

Bertakwa kepada Allah dan berakhlak mulia


عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
رواه الترمذي وقال: هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
Yang artinya:

Dari Abu Zarr R.A ia berkata: Rasulullah telah bersabda kepadaku ; bertakwalah kepada Allah dimanapun engkau berada, ikutilah keburukan itu dengan kebaikan dan pergauilah manusia dengan akhlak yang baik.
(H.R. Tirmizi ia berkata hadits ini hasan shahih)

Penjelasan :

1. Takwa adalah ditafsirkan oleh imam Ali R.A;

الخوف من الجليل والعمل بالتنزيل والقناعة بالقليل والاستعداد ليوم الرحيل

Takut terhadap yang Allah yang Mulia, mengamalkan Al-Quran, merasa cukup dengan hal yang sedikit dan mempersiapkan untuk hari kembali (hari akhirat).

Takwa kepada Allah adalah dalam segala hal dan kondisi seperti firman Allah S.W.T:

إن الذين يخشون ربهم بالغيب لهم مغفرة وأجر كبير

Surah Al-Mulk ayat;12
yang artinya:

12. Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya yang tidak nampak oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar.

Jika kita perhatikan ayat ini Allah memuji orang yang takut kepadanya dalam keadaan sendiri. Karena manusia ketika bersama yang lainnya lebih condong untuk malu dan tidak melakukan maksiat dan takut kepada Allah terlebih apabila orang yang ada di sekililingnya orang-orang yang sholeh. Jangan sampai ketakwaan kita hanya ketika orang melihat kita atau ketika banyak orang , namun ketika tidak ada seorangpun kita tidak bertakwa kepada Allah. Kita harus sadar Allah melihat kita.

2. Rasulullah S.A.W menyuruh kita apabila kita melakukan suatu kesalahan maka kita harus mrngikutinya dengan kebaikan seperti firman Allah S.W.T:


وأقم الصلوة طرفي النهار وزلفا من الليل إن الحسنات يذهبن السيئات ذلك ذكرى للذاكرين


114. Dan Dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.

3.Rasulullah memerintahkan untuk ber-akhlak baik dengan manusia karena ahlak yang baik adalah cerminan dari takwa seseorang. Bagaimana pun seseorang taat beribadah tapi ia tidak bisa berakhlak baik maka amalannya tidak akan mengantarkannya ke surga.

Dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Hakim dalam Mustadraknya dari Abu Hurairah R.A; dikatakan kepada nabi : sesungguhnya seorang perempuan (fulanah) ia shalat malam dan puasa di siang tapi lisannya menyakiti tetangganya, lidahnya panjang. Rasulullah berkata tentangnya : tidak ada kebaikan pada dirinya ia di neraka. Kemudian dikatakan kepadanya : seseorang peremapuan (fulanah) ia melakukan sholat yang fardhu, puasa bulan Ramadhan, bersedekah hanya dengan susu kering dan ia tidak pernah menyakiti seseorang . Rasul berkata: Ia di surga.

Dalam Shahih muslim dari Nawwas bin Sam'an Al-anshari ia berkata: saya bertanya kepada Rasulullah S.A.W tentang kebaikan dan dosa maka Rasulullah menjawab :

البر حسن الخلق والإثم ما حاك في صدرك وكرهت أن يطلع عليه الناس

Kebaikan adalah akhlak yang baik dan dosa adalah apa yang berguncang di hati dan engkau tidak ingin orang lain mengetahuinya .

Rupa yang baik, jasmani yang indah tanpa akhlak yang baik akan sangat kurang. Dari Abdullah bin Mas'ud ; Rasulullah mengatakan dalam doanya :
اللهم كما حسنت خلقي فحسن خلقي

Ya Allah sebagaimana engkau megindahkan jasmaniku maka indahkanlah akhlak-ku
H.R.Ahmad (Shahih)


semoga kita menjadi orang yang bertakwa dalam segala kondisi, sendiri dan berkelompok, segala tempat , menjadi orang yang selalu mengikuti kesalahan dengan perbuatan baik dan berakhlak baik kepada sesama manusia.


والحمد لله رب العالمين

serial penjelasan hadits al-arba'in nawawiyah 17

Hadits yang ke 17
3-5-2008 (mesjid Al-Falah)
Oleh: H.Rachmat Morado Sugiarto

Luasnya Al-Ihsan

عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ قَالَ ثِنْتَانِ حَفِظْتُهُمَا عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذَّبْحَ وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ فَلْيُرِحْ ذَبِيحَتَهُ ». رواه مسلم
Artinya:

Dari Syaddad bin Aus R.A berkata: Dua hal yang aku hafal dari Rasulullah S.A.W. Rasulullah S.A.W bersabda: sesungguhnya Allah menetapkan "Ihsan" dalam segala sesuatu. Maka apabila kalian membunuh maka berbaiklah dalam membunuh. Apabila kalian menyembelih maka berbaiklah dalam menyembelih dan hendaklah seorang diantara kalian menajamkan pisaunya dan buatlah tenang hewan yang akan disembelihnya.. H.R.Muslim

Penjelasan hadits :

Ihsan ditafsirkan dalam hadits lain dengan "engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihatnya, apabila engkau tidak bisa melihatnya maka sesungguhnya Ia melihatmu… maka bisa ditafsirkan bahwa ihsan adalah selalu merasakan keberadaan Allah di setiap keadaan.
Apakah hadits ini khabar (berita) atau insya' (perintah) ??? kedua2nya bisa…
1. jika hadits ini adalah berita maka Allah telah memeberitahukan dalam kitab-Nya:
لا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ [يس:40]
Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya.

Allah juga berfirman:
‰s)s9 $uZø)n=y{ z`»¡SM}$# þ’Îû Ç`¡ômr& 5OƒÈqø)s? ÇÍÈ
Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .

Allah juga berfirman:

“ts?ur tA$t7Ågø:$# $pkâ:¡øtrB Zoy‰ÏB%y` }‘Édur ”ßJs? §tB É>$ys¡¡9$# 4 yì÷Yß¹ «!$# ü“Ï%©!$# z`s)ø?r& ¨@ä. >äóÓx« 4 ¼çm¯RÎ) 7ŽÎ7yz $yJÎ/ šcqè=yèøÿs? ÇÑÑÈ
Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

2. Jika hadits di atas berarti insya' maka artinya adalah Allah memfardhukan, mewajibkan.
Seperti firman Allah
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ [البقرة:183] كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِصَاص [البقرة:178]
Ayat-ayat ini membicarakan kefardhuan dan kewajiban hal yang disebutkan. Maknanya Allah mewajibkan, memfardhukan ihsan pada setiap sesuatu, pada segala perbuatan…

Dari ayat-ayat diatas bisa diringkas bahwa yang dimaksud ihsan dalam hadits ini ; adalah kesempurnaan, proffesional, muraqabatullah dalam segala perbuatan. Allah memerintahkan Ihsan ini dalam kitab-Nyasurah Al-Qashash:
* ¨bÎ) ©!$# ããBù'tƒ ÉAô‰yèø9$$Î/ Ç`»¡ômM}$#ur Ç›!$tGƒÎ)ur “ÏŒ 4†n1öà)ø9$# 4‘sS÷Ztƒur Ç`tã Ïä!$t±ósxÿø9$# ̍x6YßJø9$#ur ÄÓøöt7ø9$#ur 4 öNä3ÝàÏètƒ öNà6¯=yès9 šcr㍩.x‹s? ÇÒÉÈ
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.

Juga dalam firmannya surah Al-Baqarah:
(#qà)ÏÿRr&ur ’Îû È@‹Î6y™ «!$# Ÿwur (#qà)ù=è? ö/ä3ƒÏ‰÷ƒr'Î/ ’n<Î) Ïps3è=ök­J9$# ¡ (#þqãZÅ¡ômr&ur ¡ ¨bÎ) ©!$# =Ïtä† tûüÏZÅ¡ósßJø9$# ÇÊÒÎÈ
Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, Karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.

Juga dalam firman-Nya Surah An-Nahl:
¨bÎ) ©!$# yìtB tûïÏ%©!$# (#qs)¨?$# tûïÏ%©!$#¨r Nèd šcqãZÅ¡øt’C ÇÊËÑÈ
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.



Ihsan dalam membunuh

Yaitu dengan memperbaiki cara membunuh dengan alat yang tajam; menyegerakan membunuhnya – yang dibolehkan- dengan cara yang mudah. Membunuh yang dibolehkan ada beberapa perkara;
1. Dalam Jihad. Dengan memotong leher dengan pedang. Allah berfirman
#sŒÎ*sù ÞOçF‹É)s9 tûïÏ%©!$# (#rãxÿx. z>÷ŽØsù É>$s%Ìh9$# #Ó¨Lym !#sŒÎ) ó/èfqßJçFZsƒùRr& (#r‘‰à±sù s-$rOuqø9$# $¨BÎ*sù $CZtB ߉÷èt/ $¨BÎ)ur ¹ä!#y‰Ïù 4Ó®Lym yìŸÒs? Ü>öptø:$# $ydu‘#y—÷rr& 4 y7Ï9ºsŒ öqs9ur âä!$t±o„ ª!$# uŽÇtGR]w öNåk÷]ÏB `Å3»s9ur (#uqè=ö6u‹Ïj9 Nà6ŸÒ÷èt/ <Ù÷èt7Î/ 3 tûïÏ%©!$#ur (#qè=ÏFè% ’Îû È@‹Î6y™ «!$# `n=sù ¨@ÅÒム÷Làin=»yJôãr& ÇÍÈ
4. Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang) Maka pancunglah batang leher mereka. sehingga apabila kamu Telah mengalahkan mereka Maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang berakhir. Demikianlah apabila Allah menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji sebahagian kamu dengan sebahagian yang lain. dan orang-orang yang syahid pada jalan Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal mereka.

2. Karena Qishas :
Tidak boleh memutilasi harus dengan pedang, karena Rasulullah S.A.W melarang mutilasi dalam Al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Yazid dari Nabi S.A.W sesungguhnya beliau melarang merampas harta dan memutilasi.

3. karena hadd atau kufur

Yang telah dijelaskan dalam hadits yang ke 14:
Dari Abdullah bin Mas'ud R.A:
Rasulullah S.A.W bersabda:
Tidak halal darah orang islam yang bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan sesungguhnya aku adalah utusan Allah kecuali dengan salah satu dari tiga hal ::
Orang yang telah nikah yang berzina , ornag yang membunuh orang lain, Dan orang yang meninggalkan agamanya yang meninggalkan jama'ah .. H.R. Bukhari dan Muslim dengan tekt Muslim .

Þ Larangan Membakar dengan api :

Dalam shohih al-bukhari dari Ikrimah bahwasanya Ali membakar suatu kaum maka kabar itu sampai kepada Abdullah bin Abbas kemudian ia berkata seandainya saya maka saya tidak mebakarnya karena Nabi S.A.W bersabda: janganlah meng azab dengan azab Allah dan pastilah mereka saya bunuh karena Rasulullah bersabda: barang siapa yang mengganti agamanya maka bunuhlah…
Ini juga berlaku untuk hewan: Dalam hadits Ibnu Mas'ud yang diriwayatkan Imam Ahmad dengan sanad yang shohih : kami bersama nabi S.A.W kami melewati perkampungan yang banyak semutnya , penduduknya membakarnya Rasulullah S.A.W bersabda: tidaklah sepatutnya seorang manusia meng azab dengan azab Allah…

Þ Larangan memacung binatang ternak:

Yaitu dengan memacung binatang ternak kemudia n di panah atau yang semisalnya sampai mati. Dalam Al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar R.A sesunggunya ia melewati satu kaum yang memacung ayam betina kemudian melemparkannya, Ibnu Umar pun bertanya : siapakah yang melakukan hal ini? Sesungguhya Rasulullah Melaknat(megutuk) orang yang melakukan hal ini.

Ihsan dalam menyembelih binatang ternak.

Yaitu dengan menajamkan ujuk pisau (gosok dll) , memperlakukannya dengan lembut; membawa hewan itu ketempat penyembelihan dengan dengan lembut sebagaimana yang dikatakan oleh imam Ahmad. Tidak memotong lehar. Tidak menyembelehnya dihadapan yang lainnya , menyebut nama Allah…

serial penjelasan hadits al-arba'in nawawiyah 16

Hadits yang ke 16
5-4-2008 (mesjid Al-Falah)
Oleh: H.Rachmat Morado Sugiarto


Janganlah engkau marah


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
أَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْصِنِي قَالَ لاَ تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَارًا قَالَ لاَ تَغْضَبْ
رواه البخاري

Yang artinya:

Dari Abu Hurairah R.A bahwasanya seseorang berkata kepada nabi S.A.W : berikanlah aku wasiat. Rasulullah S.A.W menjawab; Janganlah engkau marah
( beliau mengulanginya berkali-kali ) beliau berkata : Jangan lah engkau marah
H.R.Al-Bukhari


Penjelasan:

1. Seorang muslim seharusnya mempunyai akhlaq yang baik mempunyai sifat malu, ketenangan hati, mempunyai sifat tawadhu', sabar , pema'af , murah senyum dalam segala keadaan dan kondisi, tidak berbuat aniaya kepada orang lain.. Sahabat ini datang kepada nabi meminta kepadanya wasiat (wejangan) dan menjawabnya dengan kata yang sangat singkat dan padat :
Janganlah engkau marah !

Telah di riwayatkan oleh Imam At-Thobrani dalam mu'jam Al-Ausath dijelaskan bahwa laki-laki ini adalah Abu Darda' R.A dalam riwayat itu ia berkata: Tunjukkanlah kepadaku satu amalan (perbuatan) yang memasukanku kedalam surga, Rasulullah bersabda: Janganlah engkau marah maka bagimu surga. Ini menunjukkan bahwa Sahabat ini sangat rindu dengan surga dan ia mencari tahu jalan kesurga itu.

Sikap tenang hati dan pengendalian diri adalah jalan mencapai kemenangan dan keridhoan Allah, ketika tabiat buruk yang mendominasi manusia janganlah kita mengikutinya dan membiarkan marah datang sehingga kita dikendalikan dengan kemarahan itu dan berbuat apa yang Allah larang .Kita harus ingat akhlak orang islam yang bertakwa yang Allah sifati dalam firmannya :
surah ali imran
وسارعوا إلى مغفرة من ربكم وجنة عرضها السموات والأرض أعدت للمتقين
الذين ينفقون في السراء والضراء والكاظمين الغيظ والعافين عن الناس والله يحب المحسنين
Yang artinya:
133. Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,
134. (yaitu) orang-orang yang menaffkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.

Marah adalah tanda lemahnya seseorang walaupun ia mempunyai otot dan badan yang kuat. Rasulullah S.A.W bersabda:
لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ
Yang artinya: bukanlah orang yang kuat adalah orang yang bisa gulat (tidak terkalahkan) akan tetapi orang yang kuat adalah orang yang bisa menahan dirinya ketika marah . Hadits Muttafaq 'alaih dari Abu Hurairah R.A.

2. Dampak dari marah:

Dampak negatif untuk diri sendiri: dampak pada akhlak, jiwa , badan, kita bisa bayangkan orang ketika marah warnanya berubah , darahnya naik, gerakannya tidak seimbang, omongannnya menjadi gagap. Mulailah lisannnya mengucapkan perkataan yang keji, mencela bahkan bisa jadi mengucapkan perkataan yang haram yang kadang keluar dari islam, seperti perkataan kufur , dan menghina agama. Juga apa yang dilakukan dari perbuatan yang buruk bisa mencelakakan hartanya atau raganya.

Dampak negatif untuk masyarakat: menimbulkan kebencian di dalam hati, memberkan kesan buruk kepada manusia dan bisa saja menyakiti orang islam dan meninggalkan mereka, menambah senang dengan musibah yang menimpa mereka, menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara teman , putusnya silaturahim antara kerabat maka kehidupan akan hancur dan masyarakat akan runtuh.

3. Sebab marah:

Sombong , membangga-banggakan diri atas manusia, menjelek-jelekan atau mengolok-olok orang lain, terlalu banyak gurau terlebih pada suatu yang tidak benar dan baik, banyak berdebat dan intervensi yang tidak penting, tamak terhadap kelebihan harta dan jabatan.

4.Cara menanggulangi marah:

a.Melatih diri dan membiasakan untuk berakhlak baik , seperti sabar, tenang hati, yakin dalam segala perkara, berpikir sebelum bertindak dan mengambil keputusan.

b.Menahan emosi ketika menghadapi sesuatu yang membuat marah, mengingat akibat marah, mengingat ketuamaan orang yang menahan marah dan mema'afkan orang yang berbuat buruk padanya.

c.Dalam hadits hasan yang diriwayatkan oleh ahmad, abu daud , tirmizi, ibnu majah dari Mu'adz bin Anas dari Nabi S.A.W bersabda: Barang siapa yang menahan marah sedangkan ia bisa melakukannya maka Allah akan memanggilnya hari kiamat diatas semua mahluk sampai Allah menyuruh memilih bidadari yang ia inginkan…

Meminta lindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk (membaca isti'adzah) .. Allah Berfirman :
$¨BÎ)ur š¨Zxîu”\tƒ z`ÏB Ç`»sÜø‹¤±9$# Øø÷“tR õ‹ÏètGó™$$sù «!$$Î/ 4 ¼çm¯RÎ) ìì‹ÏJy™ íOŠÎ=tæ ÇËÉÉÈ
Artinya: Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan Maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.

Dalam Shahih Bukhari dan Muslim dari Sulaiman bin Shurad R.A berkata: Dua orang saling mencela , kami sedang berada disisinya seseorang diantara keduanya sedang mencela. Temannya marah dan mukanya merah kemudian Nabi bersabda: sesungguhnya aku tahu satu kalimat kalau ia mengucapkannya maka akan hilang marahnya yaitu 'Audzu billaHi minasy Syaithonirrajim…

D.Merubah kondisi kita ketika marah.
Dalam hadits Shohih yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Daud dari Abi zarr R.A … Sesungguhnya Rasulullah S.A.W bersabda : apabila salah satu diantara kalian marah dan dia sedang berdiri maka duduklah, maka apa bila telah hilang marahnya (berdiri kembali) apabila belum hilang maka berbaringlah..

Diam (meninggalkan percakapan) karena kalau ia berbicara maka mungkin saja ia akan mengucapkan perkataan yang menambah kemarahannya atau akan berbicara dengan perkataan yang dia akan menyesal setelahnya. Dalam hadits Ibnu Abbas yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad Rasulullah bersabda; Apabila seseorang diantara kalian marah maka diamlah ia. Hadits shohih.

5.Marah yang terpuji:

Yaitu marah untuk Allah. Jika marah untuk balas dendam dan untuk selain Allah dan selain menolong agama Allah adalah marah yang tercela, maka marah untuk Allah karena adanya menganiaya kehormatan agama seperti menentang aqidah ,atau merusak akhlaq atau ibadah, atau karena perampasan atas diri muslim atau harta dan harga dirinya maka dalam keadaan seperti ini adalah terpuji . Allah berfirman:

Surat At-Taubah 14-15 yang artinya:
Perangilah mereka, niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman.
Dan menghilangkan panas hati orang-orang mukmin. dan Allah menerima Taubat orang yang dikehendakiNya. Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Dalam Shahih bukhari dari 'Aisyah : Rasulullah tidak pernah membalas (marah) atas segala sesuatu yang menimpanya sampai hurumatillah di di rampas maka ia marah untuk Allah.

6.Pelajaran yang diambil dari hadits:

Hadits ini mengajarkan kita agar memberikan nasihat dan mengenal jalan kebajikan, menambah, mencari ilmu yang bermanfa'at dan mau'izhah hasanah.
Juga mengajarkan untuk sedikit berbicara, memperbanyak amal, dan mendidik dengan contoh yang baik.

serial penjelasan hadits al-arba'in nawawiyah 15

Hadits yang ke 15
1-3-2008 (mesjid Al-Falah)

Berkata yang baik dan memelihara hak tamu dan tetangga


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ (رواه البخاري ومسلم واللفظ لمسلم)
Artinya:


Dari Abu Hurairah dari Rasulillah S.A.W bersabda: Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir maka berkatalah yang baik atau diamlah ia. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir maka hendaklah ia memuliakan tetangganya. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya (H.R. Bukhari dan Muslim dengan lafazh Muslim)


Penjelasan:


Tidak beriman disini artinya tidak sempurna Iman seseorang, tidaklah orang mencapai Iman yang sempurna yang menyelamatkannya dari azab Allah yang menyampaikannya kepada keridhoan Allah .
Islam menginginkan hubungan antara sesama manusia atas dasar yang benar dan metode yang lurus. Dan hal itu dapat berlangsung dengan saling menghormati, saling memuliakan setiap orang muslim dan memperhatikan adab bermasyarakat.,

1. Dari ciri Iman yang sempurna adalah berkata yang baik dan diam dari hal-hal yang tidak baik. Apabila perkataan itu wajib atau mandub (sunnah) yang sekiranya mengandung pahala maka berbicaralah ia, apabila perkataan itu haram atau makruh atau boleh yang menjerumuskan kepada hal yang haram atau makruh maka hindarilah dan hendaklah ia diam. Dan itulah kebiasaannya. Itulah yang dimaksud dalam hadits diatas. Allah berfirman مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ ( Qaf: 18) tidaklah seorang mengucapkan sesuatupun kecuali bersamanya Raqib dan ‘Atid. Oleh sebab itu Imam Syafi’i berkata: apabila seseorang ingin berbicara maka hendaklah ia berfikir, maka apabila tampak baginya tidak ada madhorat maka berbicaralah apabila tampak baginya madhorot atau ia masih ragu maka janganlah ia berbicara. Sesuai juga dengan hadits “tanda baiknya Islam seseorang ia meninggalkan apa yang tidak berguna baginya”. Zun nun rahimahullah berkata : Orang yang paling biasa menjaga dirinya adalah orang yang paling bisa menahan lisannya...
2. Memuliakan tetangga. Allah berfirman:
* (#r߉ç6ôã$#ur ©!$# Ÿwur (#qä.ÎŽô³è@ ¾ÏmÎ/ $\«ø‹x© ( Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur $YZ»¡ômÎ) “É‹Î/ur 4’n1öà)ø9$# 4’yJ»tGuŠø9$#ur
ÈûüÅ3»¡yJø9$#ur Í‘$pgø:$#ur “ÏŒ 4’n1öà)ø9$# Í‘$pgø:$#ur É=ãYàfø9$# É=Ïm$¢Á9$#ur É=/Zyfø9$$Î/
Èûøó$#ur È@‹Î6¡¡9$# $tBur ôMs3n=tB öNä3ãZ»yJ÷ƒr& 3 ¨bÎ) ©!$# Ÿw =Ïtä† `tB tb%Ÿ2 Zw$tFøƒèC #·‘qã‚sù ÇÌÏÈ
36. Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri. An-Nisa : 36.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam Shohihnya dari 'Aisyah dari Nabi S.A.W bersabda; Tak henti-hentinya Jibril A.S berwasiat kepadaku untuk berbuat baik kepada tetangga sampai saya menyangka bahwa Jibril akan menjadikannya ahli warisnya.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ
Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah S.A.W bersabda; Tidak masuk surga orang yang tidak selamat tetangganya dari kejahatannya. H.R.Muslim
Al-Hakim dalam Al-Mustadak dari Abu Hurairah (dengan sanad yang Shohih) dikatakan kepada Rasulullah S.A.W sesungguhnya fulanah berpuasa disiang hari dan bangun shalat malam tapi ia menyakiti tetangganya dengam lisan-nya . Rasulullah bersabda; tidak ada kebaikan padanya ia di neraka.


3. Memuliakan tamu. لَيْلَة الضَّيْف حَقٌّ عَلَى كُلّ مُسْلِمartinya: Malamnya tamu adalah kewajiban atas seluruh muslim. Hadits shohih riwayat Abu daud dari Abi Karimah (Miqdam bin Ma'd yakrib R.A). Dalam riwayat lain yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam Shohihnya dari Abu Syuraih Al-khuzai R.A. ia berkata : telingaku dan hatiku mendengar Rasulullah S.A.W bersabda: Bertamu itu 3 hari dan ada hadiahnya, dikatakan Ya Rasulullah apa Hadiahnya : Rasul berkata : hadiahnya satu hari satu malam. …
عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ
قُلْنَا لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّكَ تَبْعَثُنَا فَنَنْزِلُ بِقَوْمٍ لَا يَقْرُونَا فَمَا تَرَى فِيهِ فَقَالَ لَنَا إِنْ نَزَلْتُمْ بِقَوْمٍ فَأُمِرَ لَكُمْ بِمَا يَنْبَغِي لِلضَّيْفِ فَاقْبَلُوا فَإِنْ لَمْ يَفْعَلُوا فَخُذُوا مِنْهُمْ حَقَّ الضَّيْفِ
Dari Uqbah bin 'Amir ia berkata; kami berkata kepada rasulullah S.A.W : Sesungguhnya engkau mengutus kami, maka kami singgah di suatu kaum yang mereka tidak menghormati kami , maka bagaimana menurutmu ya Rasulullah, kemudian rasulullah S.A.W menjawab : apabila kamu singgah pada suatu kaum maka diperintahkan kepada kamu dengan yang semestinya maka terimalah. Apabila mereka tidak mengerjakannya maka ambilah dari mereka Haknya tamu. Hadits Bukhari dan Muslim dari Uqbah bin 'Amir R.A.

serial penjelasan hadits al-arba'in nawawiyah 12,13

Mesjid Al-Falah sabtu 5 januari 2008
Hadits yang kedua belas
Sibuk dengan yang bermanfa'at

12. عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ حُسْنِ إِسْلامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ. رواه الترمذي وهو حديث صحيح
Dari Abu Hurairah R.A berkata : Rasulullah bersabda:
Termasuk baiknya islam seseorang meninggalkan yang tidak penting baginya. Hadits shohih riwayat At-Tirmizi dari Abu Hurairah R.A

Hadits yang ketiga belas
Persaudaraan iman dan islam

13. عَنْ أَنَسٍ -رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ- عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأََخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ. رواه البخاري ومسلم واللفظ للبخاري
Dari Anas bin Malik R.A dari nabi S.A.W berkata: tidaklah (sempurna) iman kalian sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. H.R.Bukhari dan Muslim dengan lafazh Bukhari dari Anas bin Malik R.A.

Penjelasan:

1. Baik dan sempurnanya agama seseorang adalah meninggalkannya sesuatu yang tidak penting dan tidak berguna baginya baik berupa perbuatan ataupun perkataan. Kata عنى به dalam bahasa arab berarti شدة الإهتمام بالشيء yaitu sangat perhatian dengan sesuatu dan hal yang ia cari. Apabila islam seseorang telah baik maka ia akan meninggalkan segala sesuatu yang tidak menjadi hal yang ia berikan perhatian (tidak berguna) berupa yang haram, yang syubhat (samar), yang dibenci (makruh), dan yang dibolehkan (mubah) secara berlebihan. Maka seluruh hal ini tidak akan bermanfa'at baginya apabila islamnya telah sempurna (Ibnu Rajab Al-hanbali). Al-Qari mengatakan: meninggalkan apa yang tidak penting dan tidak pantas baginya baik berupa perkataan ataupun perbuatan, pandangan ataupun pikiran. Dan hakikat apa yang tidak penting baginya adalah apa yang ia tidak butuhkan untuk dhorurat (hal-hal yang paling penting) baginya untuk dunianya dan akhiratnya dan tidak bermanfa'at untuk mencapai ridho Allah sekiranya ia bisa hidup tanpa hal-hal itu. Ia bisa istiqamah dengan meninggalkan hal-hal itu. Dan itu mencakup perkataan dan perbuatan yang berlebihan. Al-Ghazali (Abu Hamid) berkata: Dan patokan apa yang penting bagimu adalah engkau berbicara segala sesuatu seandainya engkau diam dari darinya kamu tidak akan berdosa dengan tidak terkena madhorat dalam keadaaan dan harta anda.
2. Hadits yang ketiga belas ini mengajak kita agar mencintai saudara kita (se-islam) seperti kita mencintai diri kita sendiri. Yaitu ada beberapa hal.
a. Mencintai saudaranya untuk kebaikan yang diperbolehkan, keta'atan sebagaimana ia mencintai hal itu. Juga membenci mereka untuk tertimpa kejahatan dan kemaksiatan sebagaimana ia membenci hal itu.
b. Berusaha keras untuk memperbaiki saudaranya se-islam apabila melihat darinya satu kelalaiandalam kewajibannya atau kekurangan dalam agamanya.
c. Bersegera untuk berbuat adil kepada saudaranya dan memberikan hak-haknya sebagaimana ia mencintai hal itu untuknya.
Dalam hadits lain Rasulullah memberikan ajakan yang sama:

تَرَى الْمُؤْمِنِينَ فِي تَرَاحُمِهِمْ وَتَوَادِّهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى عُضْوًا تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ جَسَدِهِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى.
رواه البخاري عن العنمان بن بشير رضي الله عنهما
Artinya: kamu melihat orang-orang yang beriman dalam kasih sayang, cinta, simpati mereka seperti satu jasad apabila ada satu bagian yang sakit maka seluruh tubuhnya akan kesakitan dengan tidak bisa tidur dan demam. H.R.Bukhari dari Nu'man bin basyir.

serial penjelasan hadits al-arba'in nawawiyah 9

Hadits yang ke sembilan
Meninggalkan larangan secara keseluruhan dan menjalakan perintah sesuai dengan kemampuan
(Mesjid Al-Falah 1-9-2007)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ دَعُونِي مَا تَرَكْتُكُمْ إِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِسُؤَالِهِمْ وَاخْتِلَافِهِمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ فَإِذَا نَهَيْتُكُمْ عَنْ شَيْءٍ فَاجْتَنِبُوهُ وَإِذَا أَمَرْتُكُمْ بِشَيءٍ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ (رواه البخاري ومسلم واللفظ للبخاري)

Artinya:

Dari Abu Hurairah R.A dari Nabi Muhammad S.A.W bersabda: Biarkanlah aku dengan apa yang aku tinggalkan (perintah) kepada kalian, sesungguhnya yang menghancurkan orang-orang sebelummu adalah (banyak) bertanyanya mereka dan berbedanya pendapat (berdebatnya) mereka dengan nabi-nabi mereka. Maka apabila aku telah melarang dari sesuatu (apapun) maka tinggalkanlah (secara keseluruhan) dan apabila aku memerintahkan sesuatu maka kerjakanlah hal itu semampumu.
(H.R.Bukhari dan Muslim dan lafazh adalah lafazh Bukhari).

Penjelasan:

1) Hadits ini adalah kaidah yang agung dalam agama Islam yang juga sebagai sabda-sabda Rasul S.A.W yang mengandung makna yang Universal.
2) Hadits ini berbicara tentang perintah Rasul S.A.W untuk meninggalkan apa yang dilarang secara keseluruhan tanpa batasan kemampuan. Dan itu adalah kaidahnya. Kecuali dalam kasus makanan yang telah Allah jelaskan rinciannya dalam surat Al-Maidah ayat 3. Allah membolehkan dari makanan tersebut apabila seseorang tidak mendapatkan makanan lain selainnya dengan syarat ia tidak berlebihan. Adapun hal-hal lain dari hal yang diharamkan maka Rasul menyuruh meninggalkannya secara keseluruhan. Orang yang meminum minuman keras tidak boleh mengatakan hal itu boleh selama ia mengkonsumsinya tidak banyak. Juga perbuatan yang Allah haramkan lainnya. Misalnya berjudi, tidak boleh seorang mengatakan judi boleh-boleh saja selama jumlahnya tidak banyak, misalnya. Jika kita perhatikan hadits ini maka teksnya mendahulukan meninggalkan perbuatan haram dari pelaksanaan taat. Ini menunjukkan bahwa seorang muslim harus bisa terbebas dari segala yang haram agar ia sampai kepada derajat ketakwa-an terlebih sebentar lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan sebagai bulan tarbiyah (pembinaan) raga dan jiwa dalam rangka menuju takwa dan iman yang maksimal.
3) Hadits ini juga berbicara tentang perintah-perintah Rasul S.A.W yang harus, selayaknya dikerjakan dan bahwa hal itu dikerjakan semampunya. Dalam riwayat lain disebutkan sebab wurud (keluarnya) hadits ini dalam Shahih Muslim yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah beliau berkata: Berkhutbah kepada kami Rasulullah S.A.W beliau bersabda: wahai manusia Allah telah memfardhukan (mewajibkan) kepada kalian haji, maka laksanakanlah haji, seorang bertanya apakah setiap tahun ya Rasulullah?. Rasulullah pun diam sampai orang itu mengucapkannya tiga kali kemudian Rasulullah menjawab: kalau aku katakan iya maka jadilah wajib (setiap tahun) .. (dengan serupa hadits yang diatas hanya saja dalam riwayat ini didahulukan melakukan perintah dari pada meninggalkan larangan). Kisah ini juga sebagai sebab turun ayat surat Al-Maidah ayat 101: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan hal-hal yang jika diterangkan kepadamu akan menyusahkan kamu…[1] jadi jelaslah prinsip menjalakan perintah adalah semampunya... kalau seseorang tidak shalat dengan berdiri maka ia boleh duduk, kalau ia tidak bisa duduk maka ia berbaring... juga seseorang yang tidak bisa puasa karena uzur maka ia boleh berbuka dan menggantinya nanti... kalau ia tidak mampu menggantinya karena ia sudah lanjut sia dan tidak mampu berpuasa lagi maka ia membayar fidyah (memberi makan orang ). Orang yang tidak mampu membaca seluruh Al-Quran dalam seminggu maka ia bisa membacanya dalam waktu yang ia sanggupi... dan seterusnya..
4) Hadits ini juga menjelaskan tentang sebab kehancuran umat-umat sebelum islam (terlebih bani Israil) mereka selalu banyak bertanya terhadap nabi mereka juga berbeda pandangan tentang apa yang telah diperintahkan oleh nabi-nabi mereka seperti kisah bani Israil dalam surat Al-Baqarah ayat 67-71.. pada mulanya mereka enggan dan mengatakan apakah engkau (Musa A.S) memperolok kami (kata bani Israil) kemudian mereka bertanya detail dari sapi betina yang mereka diperintahkan untuk menyembelihnya sehingga hampir saja mereka tidak menyembelihnya. Perbedan-perbedaan pandangan mereka dengan nabi-nabi mereka menyebabkan mereka hancur, Allah timpakan mereka azab. Seperti kisah bani Israil yang diperintahkan Allah untuk sujud ketika mereka akan memasuki kota suci (Al-Quds) mereka malah menyalahi perintah itu dengan berjalan dengan bokong-bokong mereka, sehingga Alah menurunkan azab kepada mereka... lihat surat Al-Baqarah ayat 58-59. Maka kita selaku orang yang Islam hendaklah kita menta’ati perintah-perintah Rasul S.A.W tanpa banyak mempertanyakan dan bertanya-tanya apa yang telah Rasul S.A.W perintahkan karena sesungguhnya hal itu dapat menghancurkan kita Ummat islam. Terlalu banyak berdebat dan lebih mengedepankan pendapatnya padahal jelas-jelas Rasul S.A.W tidak mengatakannya. Juga jangan sampai kita melakukan hal yang belum jelas tuntunannya dari Rasul dan meninggalkan hal-hal yang jelas dan Shahih untuk dilaksanakan.
5) Dengan datangnya bulan Ramadhan ini kita mempersiapkan, menyambut (ترحيب) dengan segala persiapan. Dengan meningkatkan lagi kualitas pelaksanaan kita terhadap perintah, anjuran Al-Quran dan As-Sunnah dan kualitas meninggalkannya kita terhadap segala larangan Allah dan RasulNya...... mari kita jadikan bulan Ramadhan sebagai bulan Quran, bulan Qiyam bulan Shadaqah, Tafakkur, Tadabbur dan pengamalan Islam secara maksimal dan menyeluruh. semoga kita diberkahi dalam bulan ini dan diberikan umur untuk menjalani bulan Ramadhan dengan segala kemampuan kita yang maksimal agar kita menjadi orang-orang yang benar-benar bertakwa..amin
[1] As-Shahihul Musnad min Asbabin-Nuzul. Karya Syeikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i. Hal 102-104

serial penjelasan hadits al-arba'in nawawiyah 8

HADITS YANG KEDELAPAN:
KEHORMATAN ORANG ISLAM
عَنْ ابْنِ عُمَرَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلَّا بِحَقِّ الْإِسْلَامِ وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللَّهِ. رواه البخاري ومسلم )بدون ذكر "ذلك"(
Artinya:

Dari Ibnu Umar bahwa sanya Rasulullah S.A.W bersabda:
Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sehingga mereka bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad S.A.W utusan Allah, mendirikan shalat menunaikan zakat. Apabila mereka telah mereka telah melakukan itu maka mereka menahan (terjaga) dariku jiwa-jiwa mereka, harta-harta mereka kecuali dengan hak Islam dan hisab (perhitungan) mereka oleh Allah.
H.R.Bukhari dan Muslim (tanpa lafazh “dzalika”).

Penjelasan:


ÞMaksud manusia disini adalah penyembah berhala, orang-orang musyrik, orang murtad dan orang kafir.
ÞKehormatan disini maksudnya adalah hal-hal yang tidak bisa diganggu gugat yang dimiliki orang islam berupa harta dan jiwa.
ÞMereka akan diperangi sampai mengucapkan syahadatain (asyhadu alla ilaha illaLLah wa asyhadu anna MuhammadarRasulullah),mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Kalau mereka melakukan hal itu mereka akan terjaga jiwa mereka dan harta mereka.
ÞPada suatu hari Abu Bakar (pada masa kepemimpinannya) ingin memerangi orang-orang yang tidak mengeluarkan zakat. Umar ketika itu ada dihadapannya. Ia pun menolak rencana itu dan berkata ; bagaimana kamu akan memerangi manusia sedangkan Rasulullah S.A.W telah bersabda: aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka mengatakan La ila illaLLah barang siapa yang mengatakannya maka telah terjaga dariku hartanya dan jiwanya kecuali dengan hak nya dan hisab (perhitungan) nya oleh Allah. Abu bakar pun berkata; demi Allah akan kuperangi orang yang membedakan antara shalat dan zakat, sesungguhnya zakat adalah hak nya harta maka kalau mereka menghalangiku dari satu kambing yang harus mereka bayarkan ke Rasulullah pasti aku akan perangi mereka. Umar pun berkata Demi Allah, Allah telah melapangkan dada Abu Bakar untuk melakukannya maka aku tahu itu adalah benar. Jelaslah dari dialog singkat antara 2 orang senior sahabat ini keduanya belum mengetahui hadits Ibnu Umar ini. Ini menunjukkan bahwa kadang senior Sahabat belum sampai kepada mereka suatu hadits. Dan menunjukkan juga bagaimana kuatnya suatu pendapat kalau ia bertentangan dengan hadits Rasulullah maka pendapat itu harus di kebelakangkan.
ÞDalam riwayat lain dalam shahih Al-Bukhari حَتَّى يَقُولُوا لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَإِذَا قَالُوهَا وَصَلَّوْا صَلَاتَنَا وَاسْتَقْبَلُوا قِبْلَتَنَا وَذَبَحُوا ذَبِيحَتَنَا sampai mereka mengatakan la Ilaha illaLLah, shalat dengan cara shalat kami, menghadap kiblat kami dan menyembelih sembelihan kami maka telah haram atas kami jiwa mereka dan harta mereka…dalam riwayat Muslim مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَكَفَرَ بِمَا يُعْبَدُ مِنْ دُونِ اللَّهِ barang siapa yang mengatakan tiada tuhan selain Allah dan mengkufuri menyembah selain Allah. Dalam riwayat Thabrani (mu’jam al-awsath) حتى يشهدوا أن لا إله إلا الله و يؤمنوا بي و بما جئت به sampai mereka bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan beiman dengan apa yang kubawa.
Kecuali dengan yang haknya … dijelaskan dalam hadits lain dalam shahih Muslim عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَحِلُّ دَمُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ يَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَّا بِإِحْدَى ثَلَاثٍ الثَّيِّبُ الزَّانِي وَالنَّفْسُ بِالنَّفْسِ وَالتَّارِكُ لِدِينِهِ الْمُفَارِقُ لِلْجَمَاعَة yang artinya tidaklah halal darah seorang muslim yang bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan aku adalah utusan Allah kecuali dengan salah satu dari tiga perkara: orang yang telah menikah yang berzina, jiwa dengan jiwa (membunuh orang) dan orang yang meninggalkan agamanya yang meninggalkan jama’ah (murtad; keluar dari agama Islam).
ÞDan hisab (perhitungan) mereka (hari kiamat) oleh Allah…. Maksudnya orang yang sudah melakukan hal-hal dalam hadits Ibnu umar itu mereka telah terjaga jiwa dan harta mereka. Kita hanya menghukumi dengan yang zhahir (yang nampak) sedangkan Allah lah yang menangani yang tidak tampak (bathin) jika mereka melakukannya karena riya atau kemunafikan. WaLLahu A’lam

serial penjelasan hadits al-arba'in nawawiyah 6

Hadits yang ke enam : Halal dan Haram dalam Islam

إِنَّ الْحَلَالَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا مُشْتَبِهَاتٌ لَا يَعْلَمُهُنَّ كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ فَمَنْ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ اسْتَبْرَأَ لِدِينِهِ وَعِرْضِهِ وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الْحَرَامِ كَالرَّاعِي يَرْعَى حَوْلَ الْحِمَى يُوشِكُ أَنْ يَرْتَعَ فِيهِ أَلَا وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى أَلَا وَإِنَّ حِمَى اللَّهِ مَحَارِمُهُ أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ

Dari Abi Abdirrahman Nu'man bin Basyir R.A berkata: saya telah mendengar Rasulullah S.A.W bersabda :
"Sesungguhnya yang halal itu jelas dan sesungguhnya yang haram itu jelas. Dan diantara keduanya itu ada hal-hal yang samar "Musytabihat" yang tidak diketahui oleh banyak manusia. Barang siapa yang menjahui hal-hal yang syubhat (samar) maka ia telah bersih (bebas) dalam agama dan harga dirinya. Barang siapa yang terjerumus pada hal yang syubhat maka ia telah terjerumus pada hal yang haram, seperti seorang pengembala yang mengambala disekitar tanah yang dijaga maka ia hampir saja masuk kedalam tanah itu. Ingatlah bahwa setiap raja mempunyai batasan-batasan kekuasaannya. Ingatlah batas-batas Allah adalah hal-hal yang di haramkannya. Ingatlah bahwa di dalam jasad (tubuh) ada sebuah daging , apabila daging itu baik dan betul maka betul dan baiklah semua tubuh dan apabila daging itu rusak maka rusaklah semua tubuh. Ingatlah bahwa daging itu adalah qalbu (jantung,hati).
H.R. Bukhari dan Muslim

Penjelasan:

1. Halal adalah segala sesuatu yang dibolehkan oleh Allah S.W.T.dan Rasul Nya. Misalnya tentang kehalalan daging yang disembelih dengan nama Allah. Allah berfirman surat Al-Maidah ayat 1 : Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu . Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya. Al-Maidah ayat 4 : Mereka menanyakan kepadamu: "Apakah yang dihalalkan bagi mereka?". Katakanlah: "Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan oleh binatang buas yang telah kamu ajar dengan melatih nya untuk berburu; kamu mengajarnya menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu . Maka makanlah dari apa yang ditangkapnya untukmu , dan sebutlah nama Allah atas binatang buas itu .Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat cepat hisab-Nya. Dalam ayat 5: Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal bagi mereka. wanita yang menjaga kehormatan diantara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar mas kawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak menjadikannya gundik-gundik. Barangsiapa yang kafir sesudah beriman maka hapuslah amalannya dan ia di hari kiamat termasuk orang-orang merugi. Contoh dalam Sunnah : dari Salman Al-Farisi R.A Rasulullah ditanya tentang minyak samin , keju dan pakaian dari bulu domba, Rasulullah menjawab : Halal adalah yang Allah halalkan dalam kitab-Nya (Wahyu-Nya) dan Haram adalah apa yang Allah haramkan dalam kitab-Nya dan apa yang Allah tidak bicarakan maka itu yang termasuk yang Allah ma'afkan.(Sunan Ibnu Majah jilid 2 hal.1117 no.3367 cet.Darul Fikr Beirut).
2. Haram adalah segala sesuatu yang tidak dibolehkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Misalnya meminum Khamr (minuman keras). Dalam surat Al-Maidah ayat 3: Diharamkan bagimu bangkai, darah , daging babi, yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya , dan yang disembelih untuk berhala. Dan mengundi nasib dengan anak panah , adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dalam surat Al-An'am ayat 145: Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi karena sesungguhnya semua itu kotor atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan tidak melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". Contoh dalam As-Sunnah yang diriwayatkat Abu Sa'id Al-Khudri R.A bahwa Rasulullah S.A.W bersabda:…"Dan saya tidak menghalalkan yang memabukkan.." (Al-Mustadrak 'ala As-Shahihain lil Hakim jilid 1 hal.530 no.1386 cet.Darul kutub al-ilmiyah,beirut cet.1 1411h-1990m). Contoh lain:
Dari al-Miqdam bin Ma'd Yakrib dari Rasululah S.A.W bersabda: Ingatlah sesungguhnya aku diberikan Kitab (Al-Quran) dan diberikan yang serupanya (As-Sunnah). Tidaklah seseorang kekenyangan duduk diatas tempat duduknya dan mengatakan pegang teguhlan dengan al-Quran ini maka apa yang kamu dapatkan didalamnya dari yang Halal maka Halalkanlah dan apa yang kamu dapatkan didalamnya dari Halal Maka haramkanlah. Ingatlah Tidak halal bagi kamu memakan daging keledai yang jinak dan setiap yang mempunyai taring dari binatang buas…. (Sunan Abi Daud Jilid.4 hal.206 no.4606 cet.Darul-Fikr Beirut)
3. Adapun Syubhat adalah hal yang tidak jelas kehalalan dan keharamannya. Imam Ahmad mengatakan: Syubhat adalah satu manzilah (posisi) diantara halal dan haram. Ia juga pernah menafsirkan syubhat adalah bercampurnya halal dengan haram.(jami' al-ulum walhikam karangan Ibnu Rajab hal.66. cet.dinamika berkat utama.jakarta).
4. Orang yang jatuh dalam Syubhat akan jatuh kepada yang haram.
5. Hal yang syubhat tidak banyak orang yang mengetahuinya.
6. Pada dasarnya dalam hal ibadah adalah haram kecuali apa yang ada dalilnya.
7. Pada dasarnya dalam hal muamalat (beinteraksi dengan manusia dan dunia) adalah halal selama tidak ada dalil yang mengharamkannya.
8. Al-Qalbu dalam bahasa Arab berarti jantung juga berarti Hati (Heart) (lihat Lisanul Arab karangan Ibnu Manzhur jild.7 hal.463 cet. Darul Hadits Kairo tahin 2 1423H-2002M lihat juga kamus Al-Mughni Al-Wasith karangan Hasan Sa'id Al-Karami hal.465 Cet.Makatabah Lubnan Lebanon).
9. Hadits ini menunjukkan bahwa Rasulullah telah mengetahui fungsi jantung untuk kesehatan sejak 14 abad yang lalu. Jantung berfungsi untuk memompa darah kurang lebih 700 liter perhari keseluruh tubuh. Apabila jantung seseorang sehat maka tubuh juga sehat. Akan tetapi jantung tidak sehat atau tidak normal maka jasad kita juga akan sakit.
10. Namun bisa juga diartikan Al-Qalb disini dengan hati. Apabila hati kita baik maka akan baik pula segala amal perbuatan kita. Apabila hati kita tidak baik maka amal kita akan tidak baik juga.
11. Kalau di lihat dari text hadits maka jelaslah tujuan Rasulullah dalam masalah ini ditekankan kepada makanan dan minuman yang halal secara zatnya dan cara mendapatkannya. Apa bila makanan dan minuman kita halal maka itu akan berpengaruh terhadap akhlaq kita pada anak kita. Kita akan mendapat keberkahan dalam rizki walaupun hanya sedikit. Sebaliknya apabila makanan dan minuman kita tidak halal maka akan berpengaruh kepada perbuatan kita, anak-anak kita dll.