Wednesday, August 20, 2008

HADITS KE 5

Hadits yang kelima
Meninggalkan Bid'ah


Dari Ummul Mu'minin Aisyah R.A berkata: Rasululullah S.A.W bersabda:

من أحدث فى أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد
"Barang siapa yang berbuat hal yang baru di dalam perkara kami (agama) yang bukan termasuk dari agama maka hal itu di tolak." HR.Bukhari dan Muslim.

Dalam satu riwayat Muslim:

من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد

"Barang siapa yang berbuat perbuatan yang tidak pernah kami suruh maka perbuatan itu di tolak."


Penjelasan:

1. Bid'ah adalah segala perbuatan yang baru dalam agama yang tak pernah di contohkan oleh Rasulullah S.A.W. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah S.A.W suatu hari melewati kebun kepunyaan salah seorang sahabat. Rasulullah mendapatkan Sahabat itu sedang mencangkokkan tanamannya. Kemudian Rasulullah menanyakan hal itu "kenapa harus dicangkok" sahabat itu pun menjawab ; Kalau tidak dicangkok maka tidak akan bagus tanamannya. Kemudian Rasulullah bersabda " Kamu lebih mengetahui tentang perkara Duniamu". Jelaslah bahwa yang dimaksud dengan perkataan Rasulullah "dalam perkara kami" adalah perkara agama. Juga dalam hadits yang kedua tentang Islam , Iman dan Ihsan JIbril datang kepada Nabi Muhammad untuk mengajarkan perkara Agama bukan perkara dunia.
2. Lawan dari Bid'ah adalah As-Sunnah. As-Sunnah adalah hal yang dicontohkan oleh Rasulullah S.A.W dalam beragama.
3. Segala hal yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah S.A.W dalam beragama apabila dilakukan akan tertolak walaupun niat orang yang melakukannya itu baik. Misalnya seseorang yang mengajak kepada hal yang tidak pernah dicontohkan Rasulullah dan mengatakan itu adalah anjuran Agama maka hal itu adalah Bid'ah dan tertolak (lihat hadits riwayat muslim di atas).
4. Kalau Amalan itu tertolak maka Allah tidak akan memberikan Pahala kepada kita.
5. Tugas Rasulullah adalah memberikan contoh dalam beragama yang harus di ikuti. Rasulullah berkata dalam hadits yang di riwayatkan Abu Daud, At-Tirmizi dan Ad-Darimi : "Sesungguhnya orang yang hidup setelah aku wafat akan melihat perbedaan-perbedaan yang sangat banyak, maka ikutilah Sunnahku dan sunnah Khulafaurrasyidin yang telah diberi petunjuk, pegang teguh As-sunnah dan jauhilah perkara yang baru (dalam agama) karena setiap hal yang baru (dalam agama) adalah Bid'ah dan setiap Bid'ah adalah sesat". Dalam riwayat Al-Baihaqi "dan setiap yang sesat di neraka."
6. Tidak ada bid'ah yang baik sesuai hadits yang diatas. Adapun hadits Rasulullah S.A.W yang berbunyi: "Barang siapa yang membiasakan Sunnah hasanah (kebiasaan yang baik) maka ia akan mendapakatkan pahalanya juga pahala dari orang-orang yang membiasakan kebiasaan itu tanpa di kurangi sedikitpun dari pahalanya". Maka telah di tafsirkan oleh hadits Rasulullah S.A.W sendiri dalam riwayat Imam Muslim: "Barang siapa yang mengajak orang kepada "Hudan" (petunjuk) maka ia akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang yang mengerjakan petunjuk itu tanpa dikurangi pahalanya sedikitpun. Juga kita lihat sebab al-wurud (diucapkannya) hadits yang pertama yaitu pada suatu hari datang orang badui (pinggiran) yang bajunya robek-robek dan kelaparan , kemudian Rasulullah menyuruh sahabat untuk bersedekah, datanglah seorang sahabat menyedekahkan hartanya. Setelah itu mulailah sahabat-sahabat lain mengikuti sahabat yang bersedekah tadi dengan menyedekahkan apa yang mereka miliki sampai terkumpul tumpukan besar dari sedekah, kemudian Rasulullah S.A.W bersabda;" Barang siapa yang membiasakan Sunnah hasanah (kebiasaan yang baik) maka baginya pahalanya………
7. Bid'ah sama dengan kemaksiatan lainnya. Imam Sufyan bin Uyainah berkata: "Bid'ah lebih disukai oleh Syeitan dari pada Maksiat". Karena orang yang beruat maksiat menyadari hal itu salah dan dosa sehingga dia kemungkinan akan bertaubat dari maksiatnya. Adapun pelaku bid'ah menganggap hal itu baik bahkan dia mengajak orang banyak untuk melakukannya sampai akhir hayatnya dan ia tak mau bertaubat karena ia menganggap hal itu baik.
8. Tidak ada petunjuk yang lebih baik dari petunjuk Rasulullah. Abdullah bin Mas'ud R.A berkata; "Sebaik-baiknya petunjuk adalah petunjuk Rasulullah S.A.W dan setiap yang baru adalah bid'ah dan setiap yang bid'ah adalah sesat dan setiap kesesatan di neraka".
9. Perkara agama tidak boleh di tambah-tambah dan di buat-buat. Semuanya sudah diatur dalam Al-Quran dan As-Sunnah.
10. Hal-hal yang umum dalam Al-Quran tidak boleh di tafsirkan oleh setiap orang dengan pemahamannya, akan tetapi harus di tafsirkan, diperjelas dengan perbuatan Rasulullah S.A.W. Misalnya Allah mengatakan "Wahai orang beriman berzikirlah kepada Allah zikir yang banyak" . Hal ini Umum, tapi kalau kita merujuk ke As-Sunnah maka jelaslah bagaimana Rasulullah zikir dan apakah di keraskan suaranya atau tidak.
11. Agama bukan Perasaan, akan tetapi Agama Islam adalah jelas aturannya dari Allah dan di jelaskan Oleh Rasulullah S.A.W. Seorang yang zikir kemudian menggelengkan kepalanya kemudian berdalih perbuatannya itu lebih khusyu'. Padahal Rasulullah tidak pernah mencontohkan menggeleng-gelengkan kepala juga menggoyang-goyangkan badan. Ironis nya ia mengatakan ini lebih afdhal (utama). Maka ketika ia mengatakan hal itu ia telah membuat Syariat yang tidak pernah di Turunkan Allah kepada Rasulullah S.A.W!.
12. Masyarakat Indonesia masih banyak yang belum membedakan mana yang benar tuntunan dari Rasulullah dan mana yang tradisi yang di wariskan dari nenek moyang. Bahkan ironisnya bila meraka ditanya mereke menjawab ini kan sudah kita lakukan dari kakek dan nenek moyang mereka tanpa bisa mengemukakan dalil dari perbuatan dari Rasulullah S.A.W
13. Terlebih dalam masalah Ibadah yang Allah telah mengatakan bahwa penciptaan manusia dan jin untuk beribadah kepada Allah. Allah melarang membuat sembelihan kepada selain-Nya .Allah bahkan melarang untuk menyembah selainnya. Hal itu bisa di ambil kesimpulan bahwa pada dasarnya Ibadah itu haram kecuali yang ada dalilnya.
14. Prinsip dalam beribadah bukan "semakin banyak semakin bagus" akan tetapi "yang penting sesuai dengan tuntunan". Salah seorang sahabat tak bertemu Rasulullah S.A.W selama satu tahun. Kemudian ketika ia menemui Rasulullah S.A.W, Rasulullah melihat dia sangat kurus. Kemudian Rasulullah berkata" Kenapa kamu jadi kurus" Sahabat itu pula menjawab ; Saya puasa setahun penuh wahai Rasulullah". Rasulullah tidak memujinya dan tidak mengatakan kepadanya kamu adalah ahli ibadah akan tetapi Rasulullah malah mengatakan " Tidak diterima orang yang puasa 1 tahun penuh" . Jadi jelas bahwa prinsip dalam Ibadah dan beragama pada umumnya adalah mengikuti tuntunan Rasulullah S.A.W.
15. Kalau bukan kita yang memperjuangkan dan mempertahankan Sunnah Rasulullah S.A.W maka siapa lagi??

1 comment:

  1. ass..

    terima kasih pak, materinya udh saya ambil sedikit..kykny uas rapi ni...hehehe

    http://penamoscreative.blogspot.com
    ini link saya pak, berkunjung lah, dan komen...hehehe

    regrets..
    endri pradika

    ReplyDelete

tinggal kan comment anda disini