Wednesday, August 20, 2008

serial penjelasan hadits al-arba'in nawawiyah 15

Hadits yang ke 15
1-3-2008 (mesjid Al-Falah)

Berkata yang baik dan memelihara hak tamu dan tetangga


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ (رواه البخاري ومسلم واللفظ لمسلم)
Artinya:


Dari Abu Hurairah dari Rasulillah S.A.W bersabda: Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir maka berkatalah yang baik atau diamlah ia. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir maka hendaklah ia memuliakan tetangganya. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya (H.R. Bukhari dan Muslim dengan lafazh Muslim)


Penjelasan:


Tidak beriman disini artinya tidak sempurna Iman seseorang, tidaklah orang mencapai Iman yang sempurna yang menyelamatkannya dari azab Allah yang menyampaikannya kepada keridhoan Allah .
Islam menginginkan hubungan antara sesama manusia atas dasar yang benar dan metode yang lurus. Dan hal itu dapat berlangsung dengan saling menghormati, saling memuliakan setiap orang muslim dan memperhatikan adab bermasyarakat.,

1. Dari ciri Iman yang sempurna adalah berkata yang baik dan diam dari hal-hal yang tidak baik. Apabila perkataan itu wajib atau mandub (sunnah) yang sekiranya mengandung pahala maka berbicaralah ia, apabila perkataan itu haram atau makruh atau boleh yang menjerumuskan kepada hal yang haram atau makruh maka hindarilah dan hendaklah ia diam. Dan itulah kebiasaannya. Itulah yang dimaksud dalam hadits diatas. Allah berfirman مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ ( Qaf: 18) tidaklah seorang mengucapkan sesuatupun kecuali bersamanya Raqib dan ‘Atid. Oleh sebab itu Imam Syafi’i berkata: apabila seseorang ingin berbicara maka hendaklah ia berfikir, maka apabila tampak baginya tidak ada madhorat maka berbicaralah apabila tampak baginya madhorot atau ia masih ragu maka janganlah ia berbicara. Sesuai juga dengan hadits “tanda baiknya Islam seseorang ia meninggalkan apa yang tidak berguna baginya”. Zun nun rahimahullah berkata : Orang yang paling biasa menjaga dirinya adalah orang yang paling bisa menahan lisannya...
2. Memuliakan tetangga. Allah berfirman:
* (#r߉ç6ôã$#ur ©!$# Ÿwur (#qä.ÎŽô³è@ ¾ÏmÎ/ $\«ø‹x© ( Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur $YZ»¡ômÎ) “É‹Î/ur 4’n1öà)ø9$# 4’yJ»tGuŠø9$#ur
ÈûüÅ3»¡yJø9$#ur Í‘$pgø:$#ur “ÏŒ 4’n1öà)ø9$# Í‘$pgø:$#ur É=ãYàfø9$# É=Ïm$¢Á9$#ur É=/Zyfø9$$Î/
Èûøó$#ur È@‹Î6¡¡9$# $tBur ôMs3n=tB öNä3ãZ»yJ÷ƒr& 3 ¨bÎ) ©!$# Ÿw =Ïtä† `tB tb%Ÿ2 Zw$tFøƒèC #·‘qã‚sù ÇÌÏÈ
36. Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri. An-Nisa : 36.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam Shohihnya dari 'Aisyah dari Nabi S.A.W bersabda; Tak henti-hentinya Jibril A.S berwasiat kepadaku untuk berbuat baik kepada tetangga sampai saya menyangka bahwa Jibril akan menjadikannya ahli warisnya.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ
Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah S.A.W bersabda; Tidak masuk surga orang yang tidak selamat tetangganya dari kejahatannya. H.R.Muslim
Al-Hakim dalam Al-Mustadak dari Abu Hurairah (dengan sanad yang Shohih) dikatakan kepada Rasulullah S.A.W sesungguhnya fulanah berpuasa disiang hari dan bangun shalat malam tapi ia menyakiti tetangganya dengam lisan-nya . Rasulullah bersabda; tidak ada kebaikan padanya ia di neraka.


3. Memuliakan tamu. لَيْلَة الضَّيْف حَقٌّ عَلَى كُلّ مُسْلِمartinya: Malamnya tamu adalah kewajiban atas seluruh muslim. Hadits shohih riwayat Abu daud dari Abi Karimah (Miqdam bin Ma'd yakrib R.A). Dalam riwayat lain yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam Shohihnya dari Abu Syuraih Al-khuzai R.A. ia berkata : telingaku dan hatiku mendengar Rasulullah S.A.W bersabda: Bertamu itu 3 hari dan ada hadiahnya, dikatakan Ya Rasulullah apa Hadiahnya : Rasul berkata : hadiahnya satu hari satu malam. …
عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ
قُلْنَا لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّكَ تَبْعَثُنَا فَنَنْزِلُ بِقَوْمٍ لَا يَقْرُونَا فَمَا تَرَى فِيهِ فَقَالَ لَنَا إِنْ نَزَلْتُمْ بِقَوْمٍ فَأُمِرَ لَكُمْ بِمَا يَنْبَغِي لِلضَّيْفِ فَاقْبَلُوا فَإِنْ لَمْ يَفْعَلُوا فَخُذُوا مِنْهُمْ حَقَّ الضَّيْفِ
Dari Uqbah bin 'Amir ia berkata; kami berkata kepada rasulullah S.A.W : Sesungguhnya engkau mengutus kami, maka kami singgah di suatu kaum yang mereka tidak menghormati kami , maka bagaimana menurutmu ya Rasulullah, kemudian rasulullah S.A.W menjawab : apabila kamu singgah pada suatu kaum maka diperintahkan kepada kamu dengan yang semestinya maka terimalah. Apabila mereka tidak mengerjakannya maka ambilah dari mereka Haknya tamu. Hadits Bukhari dan Muslim dari Uqbah bin 'Amir R.A.

No comments:

Post a Comment

tinggal kan comment anda disini