Wednesday, August 20, 2008

serial penjelasan hadits al-arba'in nawawiyah 12,13

Mesjid Al-Falah sabtu 5 januari 2008
Hadits yang kedua belas
Sibuk dengan yang bermanfa'at

12. عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ حُسْنِ إِسْلامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ. رواه الترمذي وهو حديث صحيح
Dari Abu Hurairah R.A berkata : Rasulullah bersabda:
Termasuk baiknya islam seseorang meninggalkan yang tidak penting baginya. Hadits shohih riwayat At-Tirmizi dari Abu Hurairah R.A

Hadits yang ketiga belas
Persaudaraan iman dan islam

13. عَنْ أَنَسٍ -رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ- عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأََخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ. رواه البخاري ومسلم واللفظ للبخاري
Dari Anas bin Malik R.A dari nabi S.A.W berkata: tidaklah (sempurna) iman kalian sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. H.R.Bukhari dan Muslim dengan lafazh Bukhari dari Anas bin Malik R.A.

Penjelasan:

1. Baik dan sempurnanya agama seseorang adalah meninggalkannya sesuatu yang tidak penting dan tidak berguna baginya baik berupa perbuatan ataupun perkataan. Kata عنى به dalam bahasa arab berarti شدة الإهتمام بالشيء yaitu sangat perhatian dengan sesuatu dan hal yang ia cari. Apabila islam seseorang telah baik maka ia akan meninggalkan segala sesuatu yang tidak menjadi hal yang ia berikan perhatian (tidak berguna) berupa yang haram, yang syubhat (samar), yang dibenci (makruh), dan yang dibolehkan (mubah) secara berlebihan. Maka seluruh hal ini tidak akan bermanfa'at baginya apabila islamnya telah sempurna (Ibnu Rajab Al-hanbali). Al-Qari mengatakan: meninggalkan apa yang tidak penting dan tidak pantas baginya baik berupa perkataan ataupun perbuatan, pandangan ataupun pikiran. Dan hakikat apa yang tidak penting baginya adalah apa yang ia tidak butuhkan untuk dhorurat (hal-hal yang paling penting) baginya untuk dunianya dan akhiratnya dan tidak bermanfa'at untuk mencapai ridho Allah sekiranya ia bisa hidup tanpa hal-hal itu. Ia bisa istiqamah dengan meninggalkan hal-hal itu. Dan itu mencakup perkataan dan perbuatan yang berlebihan. Al-Ghazali (Abu Hamid) berkata: Dan patokan apa yang penting bagimu adalah engkau berbicara segala sesuatu seandainya engkau diam dari darinya kamu tidak akan berdosa dengan tidak terkena madhorat dalam keadaaan dan harta anda.
2. Hadits yang ketiga belas ini mengajak kita agar mencintai saudara kita (se-islam) seperti kita mencintai diri kita sendiri. Yaitu ada beberapa hal.
a. Mencintai saudaranya untuk kebaikan yang diperbolehkan, keta'atan sebagaimana ia mencintai hal itu. Juga membenci mereka untuk tertimpa kejahatan dan kemaksiatan sebagaimana ia membenci hal itu.
b. Berusaha keras untuk memperbaiki saudaranya se-islam apabila melihat darinya satu kelalaiandalam kewajibannya atau kekurangan dalam agamanya.
c. Bersegera untuk berbuat adil kepada saudaranya dan memberikan hak-haknya sebagaimana ia mencintai hal itu untuknya.
Dalam hadits lain Rasulullah memberikan ajakan yang sama:

تَرَى الْمُؤْمِنِينَ فِي تَرَاحُمِهِمْ وَتَوَادِّهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى عُضْوًا تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ جَسَدِهِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى.
رواه البخاري عن العنمان بن بشير رضي الله عنهما
Artinya: kamu melihat orang-orang yang beriman dalam kasih sayang, cinta, simpati mereka seperti satu jasad apabila ada satu bagian yang sakit maka seluruh tubuhnya akan kesakitan dengan tidak bisa tidur dan demam. H.R.Bukhari dari Nu'man bin basyir.

No comments:

Post a Comment

tinggal kan comment anda disini