Saturday, December 13, 2008

Regenerasi dan Kaderisasi dengan Islam

PENTINGNYA REGENERASI DAN KADERISASI DENGAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN KITA

Apa yang saya maksud dengan regenerasi dan kaderisasi ?

Regenerasi adalah mempersiapkan generasi yang akan datang yang berlandaskan islam dan seluruh ajarannya. Kaderisasi adalah mengkader generasi baru untuk siap melanjutkan misi dan visi kita dalam menyampaikan agama Allah di muka bumi ini. Juga dalam menebarkan ilmu, keta’atan dan keshalehan kepada seluruh umat manusia.

Regenerasi dan Kaderisasi adalah perbuatan para nabi-nabi Allah

Ada dua hal yang perlu difahami dibalik kisah penyembelihan nabi Isma’il A.S Sebelum kejadian itu terjadi nabi Ibrahim telah melakukan dua hal penting yaitu yang pertama adalah mempersiapkan anaknya dengan ajaran Allah. Yang kedua adalah mengkader anaknya untuk menjadi sepertinya. Nabi Ibrahim A.S’ menginginkan ia mempunyai keturunan yang shaleh dan ta’at. Beliau berdo’a :
رب هب لي من الصالحين
Ya Tuhanku berikanlah aku keturunan yang shaleh (Qs: As-Shaffat ayat 100). Nabi Ibrahim menyadari pentingnya regenerasi. Menyiapkan generasi baru yang berpegang teguh dengan ajaran Allah. Regenerasi ini diikuti dengan kaderisasi. Bukti nyata bahwa Ibrahim A.S telah mengkader anaknya Ismail A.S adalah keteguhannya atas segala perintah Allah yang datang kepadanya langsung atau yang melalui orang tuanya. Ketika ia (Ismail A.S) ingin disembelih dengan tegas ia mengatakan kepada ayahnya setelah ayahnya Ibrahim A.S meminta pendapat tentang mimpi yang ia lihat.
يا ابت افعل ما تؤمر ستجدني إن شاء الله من الصابرين
Wahai bapakku lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu niscaya engkau akan mendapatkanku termasuk orang-orang yang sabar. (asshaffat ayat 102)
Jelas nabi Ibrahim telah mengkader anaknya dengan sebaik-baiknya sehingga nabi Ismail menjadi anak yang ta’at kepada orang tua.
Nabi Ya’qub juga telah mengkader anak-anaknya dengan sebaik-baiknya. Beliau mengumpulkan anak-anaknya ketika kematian datang kepadanya untuk memastikan bahwa pengkaderannya telah berhasil.
أم كنتم شهداء إذ حضر يعقوب الموت إذ قال لبنيه ما تعبدون من بعدي قالوا نعبد إلهك وإله آبائك إبراهيم وإسماعيل وإسحاق إلها واحدا ونحن له مسلمون
Apakah kalian menyaksikan ketika datang kematian kepada ya’qub ketika ia berkata kepada anak-anaknya:
“ apakah yang akan kalian sembah setelah aku (wafat) ? mereka berkata: “kami menyembah Tuhanmu , tuhan bapak-bapakmu Ibrahim, Ismail dan Ishaq yaitu tuhan yang satu dan kepadanya lah kami berserah diri. (al-baqarah ayat 133)
Hal serupa telah dilakukan oleh nabi Allah zakariyya A.S. beliau berdo’a kepada Allah agar diberikan keturunan dalam surah maryam ayat 6 :
وإني خفت الموالي من ورائي وكانت امرأتي عاقرا فهب لي من لدنك وليا . يرثني ويرث من آل يعقوب واجعله رب رضيا
Yang artinya:
Dan sesungguhnya aku khawatir akan orang-orang yang mengurusi perkara setelahku sedangkan istriku mandul maka berikanlah dari sisi-Mu seorang keturunan laki-laki. Yang mewarisiku dan mewarisi keluarga ya’qub dan jadikanlah ia orang yang di ridhai (disisi-Mu). (Surah Maryam ayat 5-6)
Nabi zakariyya khawatir akan generasi selanjutnya yang ditakutkan tidak bisa melanjutkan dakwahnya dan tidak bisa ta’at kepada Allah.
Nabi Muhammad S.A.W juga telah meregenerasi dan mengkader keluarganya dengan baik. Nabi S.A.W telah mendakwahkan keluarga terdekatnya sebelum beliau ia mendakwahkan orang lain. Nabi telah mengkader istri-istrinya dengan baik sehingga mereka menjadi perempuan-perempuan paling mulia. Sebagian dari istri-istri nabi S.A.W menjadi perawi hadits terbanyak yaitu ‘Aisyah dan Ummu Salamah. Ini berkat kaderisasi Nabi S.A.W kepada istri-istrinya.
Abdullah bin Abbas, sepupu nabi Muhammad S.A.W menjadi orang yang sangat cerdas dan faham dalam agama. Ali bin abi thalib yang kaya dengan ilmu dan ketakwaan. Semua itu adalah hasil kaderisasi nabi S.A.W kepada keluarganya.

Mengapa harus mengkader dan meregenerisasi ?

Kehidupan manusia akan berakhir dengan datangnya ajalnya. Segala misi dan visinya akan berhenti dengan berakhirnya umurnya. Oleh sebab itu ia harus menyiapkan generasi setelah nya agar visi dan misinya berlanjut sampai hari kiamat nanti.
Risalah islam tidak mungkin akan berlanjut kecuali dengan terjadinya kaderisasi untuk menyampaikan risalah Islam kepada generasi-generasi yang akan datang.

Siapakah orang yang harus kita kader?
Penulis telah memaparkan dalil – dalil yang menunjukkan para nabi mengkader anak-anaknya dan keluarganya. Orang yang pertama yang kita kader adalah keluarga kita sendiri. Setelah kita mengkader keluarga kita maka kita mengkader orang-orang yang ada disekitar kita.
Nabi Isa A.S telah mengkader murid-muridnya dengan baik. Mereka disebut dengan “hawariyyun”. mereka telah solid dan siap menyampaikan risalah isa kepada orang yang akan datang setelah Isa A.S.
Isa berkata kepada mereka:
..من أنصاري إلى الله قال الحواريون نحن أنصار الله فآمنت طائفة من بني إسرائيل وكفرت طائفة فأيدنا الذين آمنوا على عدوهم فأصبحوا ظاهرين
“..siapakah orang yang menolong aku kepada Allah?? Hawariyyun berkata kami adalah penolong-penolong Allah. Maka beriman sekelompok dari bani israil dan kufur segolongan lagi maka kami menguatkan orang yang beriman atas musuh mereka maka mereka (orang yang beriman) menjadi menang. (As-Shaff ayat 14)
Hal serupa juga dilakukan oleh nabi kita nabi Muhammad S.A.W. beliau mengkader semua sahabat dengan sungguh-sungguh. Mereka menjadi makhluk yang paling mulia -setelah para Rasul- yang pernah ada di dunia ini. Rasul S.A.W memastikan lagi tentang pengkaderisasiannya. Beliau bersabda:
لا ترجعوا بعدي كفارا يضرب بعضكم رقاب بعض
Janganlah kalian kembali menjadi kafir yang saling membunuh setelah aku (wafat). Hadits riwayat bukhari dan muslim dari abu bakrah, Abdullah bin umar, Jarir R.A dan banyak sahabat lainnya.

Akankan regenerasi dan kaderisasi berhenti?

Rasulullah S.A.W adalah telah berhasil mengkader keluarganya dan para sahabat. Setelah wafatnya Rasul S.A.W para sahabat mengkader para tabi’in, generasi yang selanjutnya. Kemudian tabi’in mengkader tabi’ tabi’in. tabi’ tabi’in mengkader generasi atba’ tabi’ tabi’in dan seterusnya. Regenerasi dan kaderisasi tidak akan berhenti dan tidak boleh berhenti. Kalau regenerasi dan kaderisasi berhenti maka orang islam akan menjadi lemah dan mungkin saja pada generasi – generasi selanjutnya islam akan tinggal nama saja (na’udzu billah).

Oleh sebab itu marilah kita memulai regenerasi dan kaderisasi mulai sekarang. Kalau bukan kita maka siapa lagi??