Sunday, December 27, 2009

zakat

Zakat

a. Definisi zakat

Secara etimologi (bahasa) zakat berarti: tumbuh atau berkembang dan bersih atau mensucikan.
Secara terminologi (istilah) zakat adalah: mengeluarkan harta tertentu dengan syarat-syarat tertentu dalam jumlah tertentu pada waktu-waktu tertentu kepada orang-orang tertentu.

b. Hukum zakat

Zakat hukumnya wajib bagi orang yang telah memenuhi syarat. Zakat adalah salah satu rukun Islam.

c. Landasan wajibnya zakat:

1. Surat al-baqarah ayat 43
2. Surat al-an’am ayat 141
3. Surat at-taubah ayat 35 dan 103
4. Hadits shahih: “Dibangun Islam atas 5 perkara: Syahadat bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad S.A.W. adalah utusan Allah, mengerjakan shalat, menunaikan zakat, shaum bulan ramadhan dan haji ke baitullah bagi orang yang mampu melakukan perjalanan”.

d. Syarat-syarat harta yang wajib dizakati:

1. Harta milik sepenuhnya milik sendiri.
Artinya bukan harta pinjaman atau sharing dengan lainnya.
2. Harta itu berkembang.
Maksudnya bisa diinvestasikan seperti mata uang atau tanah.
3. Melebihi kebutuhan pokok.
Kebutuhan sehari-hari yang pokok tidak dizakati seperti makanan, minuman dan pakaian.
4. Mencapai nishab.
Nishab adalah ukuran minimum harta sehingga bisa dizakati.
5. Mencapai haul.
Haul artinya telah genap setahun harta tersebut tidak kurang dari nishabnya.


e. Orang-orang yang berhak menerima zakat:

Dasarnya adalah surat at-taubah ayat 60. Mereka adalah:

1. Orang fakir.
Yang dimaksudkan dengan fakir adalah orang yang tidak mempunyai apa-apa.
2. Orang miskin.
Yaitu orang yang mempunyai sesuatu namun tidak mencukupinya.
3. Amil.
Yaitu orang yang mengumpulkan dan mendistribusikan zakat.
4. Muallaf
Yaitu mereka yang baru masuk Islam.
5. Hamba sahaya yang akan dimerdekakan.
6. Orang yang mempunyai hutang
7. Fi sabilillah (dijalan Allah).
Seperti yang perang dijalan Allah, penuntut ilmu dan juga para da’i.
8. Ibnu Sabil.
Yaitu orang yang mengadakan perjalanan (bukan yang maksiat).
Dua golongan pertama adalah mutlak menerima harta zakat. Adapun golongan no 3,4,7 dan 8 maka mereka disyaratkan tidak mampu.

f. Orang yang tidak menerima zakat:

1. Orang yang kaya.
2. Orang kafir (non muslim).
3. Orang yang dalam tanggungan.
Seperti anak dan istri. Mereka tidak boleh diberikan harta zakat karena keduanya adalah tanggungan suami.

g. Hikmah-hikmah zakat:

1. Mengurangi kesenjangan sosial.
2. Melatih kedermawanan.
3. Membersihkan harta.
4. Menjadikan harta berkah (berkembang dan manfa’at).
5. Membersihkan dosa.
6. Membantu orang yang tidak mampu.
7. Meningkatkan perokonomian ummat.
8. Ungkapan rasa syukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan-Nya.
h. Pembagian zakat

Zakat secara garis besar dibagi menjadi 2 bagian:

1. Zakat fitrah زكاة الفطرة atau zakat fitri زكاة الفطر. Yaitu zakat yang dikeluarkan pada akhir bulan ramadhan yang bertujuan agar para orang yang tidak mampu dapat makan dan minum pada hari raya ied fitri.
Zakat ini wajib bagi setiap orang muslim termasuk bayi yang baru lahir.
2. Zakat maal (harta) yang mencakup:
a. Emas, perak dan mata uang.
b. Perdagangan
c. Hasil peternakan yang mencakup:
1. Unta
2. Sapi dan kerbau
3. Kambing dan domba.
d. Hasil pertanian.
e. Pertambangan
f. Harta temuan (harta karun).

Friday, December 11, 2009

Shaum

Ibadah Shaum

A. Definisi Shaum

Secara bahasa:
Artinya adalah menahan.

Secara istilah adalah:
Menahan diri dari segala hal yang membatalkan dimulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari.

B. Hal-hal yang membatalkan shaum:

1. Makan dengan sengaja
2. Minum dengan sengaja
Dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh abu hurirah bahwasanya nabi Muhammad S.A.W. bersabda: “Barang siapa yang lupa, sedangkan ia dalam keadaan shaum ia makan atau minum maka hendaklah ia menyempurnakan shaumnya karena sesungguhnya Allah telah memberikannya makan dan minum”. (H.R.Ibnu Majah)
3. Muntah dengan sengaja
Dalilnya hadits abu hurairah R.A. bahwasanya nabi S.A.W. bersabda:
“Barang siapa yang terpaksa untuk muntah maka tidak ada qadha (mengganti shaum) atasnya dan barang siapa yang muntah dengan sengaja maka gantilah (shaum)”. (H.R.Ibnu Majah)
4. Haidh (Menstruasi)
5. Nifas (Darah yang keluar setelah melahirkan)
6. Jima’ (Melakukan hubungan suami istri)
Dalilnya adalah hadits abu hurairah R.A. ia berkata: ketika kami duduk bersama Nabi S.A.W. ketika datang kepadanya seorang lelaki berkata: wahai Rasululullah S.A.W. celakalah aku. Rasululullah S.A.W. bertanya: kenapa engkau? Laki-laki tadi berkata: aku berhubungan badan dengan istriku sedangkan aku sedang berpuasa. Rasululullah bertanya: apakah engkau mempunyai budak untuk dimerdekakan? Laki-laki itu menjawab: tidak. Rasulullah bertanya: “ apakah engkau sanggup untuk berpuasa dua bulan berturut-turut? Laki-laki itu menjawab: tidak. Rasulullah kembali bertanya: “apakah engkau mampu memberi makan 60 orang miskin. Laki-laki itu menjawab: tidak. Abu Hurairah berkata; Rasulullah S.A.W. diam. Ketika kami dalam keadaan seperti itu didatangkan kepadanya sebuah wadah yang berisi kurma. Rasululullah bertanya: dimana orang yang bertanya tadi? Laki-laki itu menjawab: saya. Rasululullah bersabda: ambillah ini dan sedekahkan. Laki laki itu bertanya: kepada orang yang lebih fakir dariku? Demi Allah tidak ada diantara 2 perkampungan keluarga yang lebih fakir dari pada keluargaku. Rasululullah S.A.W. tertawa sampai nampak gigi taringnya. Kemudian beliau bersabda: “berikan kepada keluargamu” (Muttafaq Alaih)

C. Hal-hal yang dibolehkan ketika shaum:

1. Mandi
Dari sebagian sahabat Nabi S.A.W. berkata:
“Saya melihat rasulullah S.A.W. di arj (nama suatu kampung) mengguyur kepalanya dengan air dalam keadaan shaum karena kehausan atau kepanasan”.
H.R.Abu Daud

2. Berkumur-kumur kemudian mengeluarkan airnya (madhmadhah) dan memasukkan air kedalam hidung kemudian mengeluarkannya lagi (istinsyaq) yang tidak berlebihan.
Dalilnya: dari luqaith bin shabrah ia berkata: telah bersabda Rasulullah S.A.W.
“..Dan masukkanlah air ke hidungmu dengan berlebihan kecuali jika engkau sedang shaum”. (Hadits shahih riwayat abu daud, attrimidzi dan ibnu majah).

3. Mencium dan memegang-megang (istrinya) bagi yang mampu mengendalikan syahwatnya.
Dari Aisyah R.A. berkata: Rasululullah S.A.W. mencium dan memegang-megang dalam keadaan shaum dan beliau adalah orang yang paling mampu menahan syahwatnya. (Muttafaq alaih)

4. Berbekam
Dari ibnu abbas R.A. berkata: Nabi S.A.W. berbekam dalam keadaan shaum. (H.R.Bukhari)

5. Subuh dalam keadaan junub.
Dalilnya: Dari aisyah dan ummi salamah berkata: Sesungguhnya Rasulullah S.A.W. kedapatan waktu fajar (subuh) dalam keadaan junub (setelah berhubungan suami istri) kemudian beliau mandi dan berpuasa.(Muttafaq alaih).

6. Bersiwak (menggosok gigi), berwangi-wangian, memakai minyak, bercelak, membersihkan mata atau telinga dengan cairan dan menyuntik.


D. Hikmah-hikmah shaum:

1. Melatih kesabaran
2. Memberikan kesehatan jasmani
3. Memberikan kesehatan rohani
4. Mendekatkan diri kepada Allah S.W.T.
5. Menjauhkan diri dari api neraka
6. Mengendalikan hawa nafsu
7. Merasakan kelaparan kaum dhu’afa
8. Do’a akan lebih dekat untuk dikabulkan

Monday, December 7, 2009

hikmah gerakan-gerakan shalat

Pelajaran-pelajaran dari gerakan-gerakan Shalat
Oleh: Rachmat Morado Sugiarto

1. Takbir

a. Membesarkan Allah S.W.T
b. Pasrah kepada Allah S.W.T.
c. Menghadapkan diri kepada Allah dengan penuh konsentrasi


2. Ruku’

a. Rendahnya manusia dihadapan Allah
b. Manusia tidak boleh takabbur (sombong)

3. I’tidal

a. Manusia harus menempuh jalan yang lurus dan mempunyai pendirian
b. Manusia akan menghadap Allah secara perorangan untuk mempertanggung jawabkan amal perbuatannya.

4. Sujud

a. Manusia sangat rendah dihadapan Allah.
b. Manusia berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah.
c. Manusia tidak boleh takabbur.
d. Manusia harus bersyukur kepada Allah.

5. Duduk diantara dua sujud

a. Keseimbangan antara usaha dan beristirahat.
b. Merenungkan diri sendiri atas apa yang telah di perbuat.



6. Tahiyyat (tasyahhud)

a. Ketauhidan yang tidak boleh pernah hilang dari seorang yang mengaku muslim

7. Salam

a. Menebarkan kedamaian kepada setiap orang.
b. Empati dengan lingkungan sekitar

8. Thuma’ninah

a. Perlunya ketenangan dalam melakukan segala aktifitas.

hikmah gerakan-gerakan shalat

Pelajaran-pelajaran dari gerakan-gerakan Shalat
Oleh: Rachmat Morado Sugiarto

1. Takbir

a. Membesarkan Allah S.W.T
b. Pasrah kepada Allah S.W.T.
c. Menghadapkan diri kepada Allah dengan penuh konsentrasi


2. Ruku’

a. Rendahnya manusia dihadapan Allah
b. Manusia tidak boleh takabbur (sombong)

3. I’tidal

a. Manusia harus menempuh jalan yang lurus dan mempunyai pendirian
b. Manusia akan menghadap Allah secara perorangan untuk mempertanggung jawabkan amal perbuatannya.

4. Sujud

a. Manusia sangat rendah dihadapan Allah.
b. Manusia berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah.
c. Manusia tidak boleh takabbur.
d. Manusia harus bersyukur kepada Allah.

5. Duduk diantara dua sujud

a. Keseimbangan antara usaha dan beristirahat.
b. Merenungkan diri sendiri atas apa yang telah di perbuat.



6. Tahiyyat (tasyahhud)

a. Ketauhidan yang tidak boleh pernah hilang dari seorang yang mengaku muslim

7. Salam

a. Menebarkan kedamaian kepada setiap orang.
b. Empati dengan lingkungan sekitar

8. Thuma’ninah

a. Perlunya ketenangan dalam melakukan segala aktifitas.

Saturday, October 24, 2009

Islam, Budaya, Tradisi dan Norma

Islam, Budaya, Tradisi dan Norma

Islam, Budaya, Tradisi dan Norma:
Budaya: dalam kamus besar bahasa Indonesia budaya diterjemahkan dengan: hasil pikiran, akal budi.
Sedangkan tradisi: adat kebiasaan turun temurun (dari nenek moyang) dan masih dijalankan di masyarakat.
Perbedaan antara budaya dan tradisi:
Budaya adalah ciri umum dari suatu bangsa.
Budaya lebih umum dan universal.
Tradisi adalah ciri khusus dari suatu komunitas yang lebih kecil.
Tradisi lebih bersifat ritual dan sakral.
Sikap Islam terhadap budaya dan tradisi::
Islam adalah filter bagi seluruh budaya dan tradisi..
Budaya-budaya dan tradisi yang bertentangan dengan Islam haruslah ditinggalkan jauh-jauh..
Budaya berhala pada zaman jahiliyyah sebelum rasulullah S.A.W. telah rasulullah musnahkan ketika beliau menyebarkan islam. Rasulullah S.A.W. telah mengangkat akar kemusyrikan sehingga tidak tersisa sedikit pun berhala di jazirah arab.
Ini sangat berkaitan dengan keadaan Indonesia sebelum datangnya Islam. Masyarakat Indonesia terlebih masyarakat jawa adalah masyarakat hindu. Ketika Islam datang ke negeri Indonesia akar syirik belumlah hilang sepenuhnya. Oleh sebab itu wajib bagi kita untuk menghilangkan akar syirik sehingga orang muslim Indonesia bisa bertauhid dan meninggalkan segala bentuk syirik..
Syirik adalah dosa yang tidak bisa diampuni. Apabila seseorang mati dalam keadaaan syirik maka ia tidak akan diampuni..



Allah berfirman An-Nisa ayat 116:
إن الله لا يغفر أن يشرك به ويغفر ما دون ذلك لمن بشاء ومن يشرك بالله فقد ضل ضلالا بعيدا
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa menyekutukan-Nya dan mengampuni yang selainnya bagi orang yang dikehendaki-Nya dan barang siapa yang menyekutukan Allah maka sungguh ia telah sesat (dalam) kesesatan yang jauh”.
Dalam ayat yang lain An-Nisa ayat 48:
إن الله لا يغفر أن يشرك به ويغفر ما دون ذلك لمن يشاء ومن يشرك بالله فقدافترى إثما عظيما
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa menyekutukan-Nya dan mengampuni yang selainnya bagi orang yang dikehendaki-Nya dan barang siapa yang menyekutukan Allah maka sungguh ia telah melakukan dosa yang besar”.

Contoh dari budaya syirik di Indonesia:
Memberikan sesajen kepada benda tertentu. Memelihara keris dan memandikannya. Meyakini kekuatan pada benda-benda tertentu seperti cincin atau gelang. Menggunakan jimat. Melakukan ritual-ritual tertentu yang diyakini dapat mencegah dari bala dan malapetaka. Melakukan sembelihan untuk selain Allah yang dimaksudkan untuk mendatangkan keberuntungan atau menolak mala petaka.
Bukti nyata masih melekatnya budaya hindu di masyarakat Indonesia adalah banyaknya candi-candi di negeri kita.. walaupun sebagian orang mengatakan itu tidak disembah atau hanya di lihat saja namun itu adalah bukti masih kuatnya budaya hindu di bumi pertiwi ini.
Kita mengenal 7 hari-an atau 40 hari-an atau 100 hari-an bagi orang yang wafat yang sebenarnya bukan sama sekali dari Islam. Hal itu adalah tradisi orang hindu dahulu yang mereka lakukan untuk para orang yang telah wafat.
Oleh sebab itu kita sebagai orang muslim yang telah mempelajari tauhid seharusnya bisa mengubah tradisi-tradisi dan budaya-budaya yang jelas-jelas menyimpang dari akidah Islam.
Budaya non syirik namun bertentangan dengan ajaran Islam:
1. Budaya korupsi yang melanda bumi pertiwi yang jelas-jelas bertentangan dengan ajaran Islam.
2. Budaya kebebasan tanpa menghiraukan etika Islam. Seperti dalam pergaulan, berpakaian dan berinteraksi dengan orang tua dan masyarakat.

Tradisi-tradisi pernikahan di Indonesia:
1. menginjak dan memecahkan telur… hal ini jika tidak diyakini mempunyai kekuatan tertentu atau mendatangkan kebaikan atau menangkal malapetaka maka tidak dianggap syirik.
2. puasa mutih. Jelas tidak ada tuntunannya dari rasulullah S.A.W. dan bisa di kategorikan sebagai bid’ah (hal yang baru dalam beragama).

Norma
Dalam kamus besar bahasa Indonesia:
Aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok di masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan dan kendalian tingkah laku yang sesuai dan berterima”
Norma dengan definisi ini mengacu kepada etika di suatu komunitas.
Norma berbeda dengan hukum. Kalau hukum mengikat dan ada sanksi bagi yang melanggarnya. Sedangkan pelanggaran terhadap pada norma hanya pengaruh pada pandangan masyarakat terhadap palanggarnya.

Budaya, tradisi dan norma bisa diterima oleh islam apabila:
1. Tidak mengandung unsur syirik.
2. Tidak bertentangan dengan akidah dan syari’at Islam.
3. Bukan ciri dari agama-agama selain Islam. Maksudnya adalah apabila suatu tradisi misalnya menjadi ciri khusus dari suatu agama seperti tradisi kemenyan yang bisa dikatakan tradisi hindu yang menjadi ciri khusus bagi agama tersebut maka tidak boleh bagi seorang muslim untuk meniru tradisi tersebut..
Rasulullah S.A.W. bersabda:
عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَالِفُوا الْمُشْرِكِينَ وَفِّرُوا اللِّحَى وَأَحْفُوا الشَّوَارِبَ
Dari Ibnu Umar dari Nabi S.A.W. beliau bersabda:
Berbedalah kalian dengan orang musyrik dan banyakanlah jenggot dan bersihkanlah kumis..
Rasulullah menyuruh kaum muslimin agar berbeda dengan kaum lain dalam hal penampilan yang menjadi ciri kaum lain selain islam.
Maka lebih utama apabila hal tersebut berkaitan dengan akidah..

Wednesday, October 21, 2009

Tauhid

Tauhid
Tauhid dalam bahasa arab adalah bentuk masdar dari kata “وحد-يوحد” dibaca wahhada yuwahhidu yang artinya menjadikan sesuatu satu..
Dalam istilah adalah:
Mengesakan Allah dalam beribadah kepada-Nya…

Pembagian tauhid:
Tauhid dibagi menjadi 3:
1. Tauhid rububiyyah:
Yaitu mengesakan Allah dalam perbuatan-Nya: dalam penciptaan, menghidupkan, memberi rizki, memiliki dan mengatur alam semesta ini.
Dalilnya:
Al-a’raf ayat 54:
إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
Sesungguhnya Tuhan-mu yang telah menciptakan langit dan bumi dalam jangka 6 hari kemudian bersemayam di atas arsy’…
Al-zukhruf ayat 9 dan 87
ولئن سألتهم من خلق السموات والأرض ليقولن خلقهن العزيز العليم
Dan seandainya engkau bertanya kepada mereka siapakah yang menciptakan langit dan bumi pastilah mereka akan mengatakan “telah menciptakan semua itu yang maha perkasa , maha mengetahui.
ولئن سألتهم من خلقهم ليقولن الله فأنى يؤفكون..
Dan apabila engkau bertanya kepada mereka siapakah yang telah menciptakan mereka pastilah mereka akan mengatakan “Allah” maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan ?,


2. Tauhid uluhiyyah:
Yaitu mengesakan Allah dalam beribadah kepada-Nya
Dalilnya adalah:
Al-an’am ayat 162-163
قل إن صلاتي ونسكي ومحياي ومماتي لله رب العالمين لا شريك له وبذلك أمرت وأنا أول المسلمين
Katakanlah sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya dan dengan itulah aku telah diperintahkan dan aku adalah orang pertama-tama meyerahkan diri.
Surah al-mu’minun ayat 117
ومن يدع مع الله إلها آخر لا برهان له به فإنما حسابه عند ربه إنه لا يفلح الظالمون
Dan barang siapa berdo’a dengan selain Allah tidak ada baginya satu dalil pun baginya dengan hal tersebut maka sesungguhnya perhitungannya disisi Tuhannya sesungguhnya tidaklah beruntung orang-orang yang zhalim.

3. Pembagian yang terakhir dari tauhid adalah tauhid asma’ wa sifat..
Yaitu mengimani dengan apa yang ada dalam al-qur’an dan as-sunnah dari nama-nama Allah yang baik dan sifat-sifatnya yang tinggi tanpa merubah, mengabaikan, menta’wil, menyerupakan dengan sesuatu pun.
Dalam bahasa lain tauhid asma wa sifat adalah mengesakan Allah dalam nama-namanya dan sifat-sifatnya yang tidak menyerupai nama-nama dan sifat-sifat mahluk-Nya.
Dalil nya adalah firman Allah surah as-syura ayat 11:
ليس كمثله شيء وهو السميع البصير
Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat.
Juga dalam firman Allah dalam surah al-a’raf ayat 180:
ولله الأسماء الحسنى فادعوه بها وذروا الذين يلحدون في أسمائه سيجزون ما كانوا يعملون
anya milik Allah asmaa-ul husna , maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam nama-nama-Nya . Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.
Contoh-contoh tauhid asma wa sifat:
1. firman Allah S.W.T.
الرحمن على العرش استوى
Yang maha penyayang bersemayam di atas “Arsy”
Maka kita meyakini bahwa Allah bersemayam di atas Arsy (singgasana) tanpa menyamakan seperti apakah singgasana Allah atau menanyakan bagaimanakah Allah bersemayam?
2. hadits
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ
Dari abu hurairah R.A.: bahwasanya rasulullah S.A.W. bersabda: “Rabb kita Tabaraka wa Ta’ala turun pada setiap malam ke langit dunia, ketika masih tersisa sepertiga malam terakhir. Dia berfirman: ‘Siapa yang berdoa kepadaKu, niscaya Aku mengabulkannya, siapa yang memohon kepadaKu, niscaya Aku memberinya, siapa yang meminta ampun kepadaKu niscaya Aku mengampuninya!”. H.R.Bukhari dan Muslim
Penyimpangan – penyimpangan tauhid:
Secara garis besar penyimpangan tauhid ada 3 macam yaitu:
1. syirik: yaitu menjadikan Allah mempunyai sekutu. Seperti meminta kepada selain Allah, berqurban, bernazari untuk selain Allah.
Syirik adalah dosa yang tidak akan diampuni apabila pelakunya tidak bertaubat dan mati dalam keadaan itu… sesuai dengan firman Allah surah an-nisa ayat 48 yang artinya:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar”.

2. Kufur: adalah tidak mengakui bahwa Allah itu ada dan tidak mengakui rasululullah sebagai utusan Allah. Kufur adalah kebalikan dari iman.
Dalam surah Muhammad ayat 34 Allah berfirman yang artinya:
Sesungguhnya orang-orang kafir dan menghalangi manusia dari jalan Allah kemudian mereka mati dalam keadaan kafir, maka sekali-kali Allah tidak akan memberi ampun kepada mereka.
3. nifaq: yaitu menampakkan ke-Islaman dan menyembunyikan kekufuran di dalam hati..
Allah berfirman dalam surah an-nisa ayat 145 yang artinya:
esungguhnya orang-orang munafik itu pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.

a. Contoh-contoh syirik:
Menyembah berhala atau mengagungkan patung-patung tertentu, sesajenan, perdukunan dan ramalan..
b. Contoh – contoh kufur:
Tidak mengakui Allah dan rasul-Nya.. keluar dari agama Islam atau yang disebut dengan (murtad)
c. Contoh-contoh nifak:
Mengaku-ngaku islam padahal di dalam hatinya ingin merusak dan menghancurkan Islam itu sendiri.

Tuesday, October 20, 2009

Rukun Iman dan aplikasinya dalam kehidupan

Rukun iman dan aplikasinya dalam kehidupan

Pengertian iman:
Iman dalam bahasa arab adalah “attashdiiq” yang berarti membenarkan.
Secara Istilah Iman berarti: membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan dan melakukan dengan perbuatan..

1. Iman kepada Allah
Yaitu meyakini bahwa Allah itu ada.
Aplikasinya dalam kehidupan adalah:
1. Meyakini bahwa Allah selalu mengawasi dalam segala gerak-gerik kita
2. Meyakini bahwa Allah hanyalah tumpuan dan harapan kita.
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (1) اللَّهُ الصَّمَدُ (2)
2. Iman kepada malaikat
Yaitu meyakini bahwa malaikat adalah mahluk Allah yang diciptakan dari cahaya yang selalu ta’at dan tunduk kepadanya
Dalilnya adalah:
Attahrim ayat 6 yang artinya:
“Wahai orang yang beriman jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu diatasnya ada para malaikat yang tidak bermaksiat kepada apa yang Allah perintahkan kepada mereka dan melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka”.
Juga dalam surah al-anbiya ayat 26-27:
“Dan mereka mengatakan yang Maha Penyayang telah menjadikan anak katakanlah akan tetapi hamba-hamba Allah yang dimuliakan. Mereka tidak mendahului Allah dengan perkataan dan dengan perintah Allah mereka melakukannya”.


Aplikasinya dalam kehidupan adalah:
1. Meyakini bahwa diantara malaikat-malaikat Allah ada yang selalu mengawasi kita.
2. Meniru sifat malaikat yaitu ketaatan mereka..

3. Iman kepada kitab-kitab Allah
Artinya adalah beriman, meyakini bahwa Allah telah menurunkan kitab-kitabnya yaitu: Taurat, Zabur, Injil, Al-qur’an dan hanya meyakini isi Al-qur’an..
Aplikasinya dalam kehidupan:
1. Memperbanyak membaca Al-Qur’an, memahaminya, merenungkannya dan mengamalkannya.
2. Meyakini bahwa al-qur’an adalah pedoman dalam kehidupan.
3. Al-Qur’an adalah media komunikasi antara hamba dan Tuhannya.

4. Iman kepada rasul-rasul Allah
Yaitu kita meyakini bahwa Allah telah mengutus rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya yang menyampaikan risalah-Nya. Mereka yang wajib diketahui ada 25 nabi.
Aplikasinya dalam kehidupan:
1. Meneladani akhlak nabi karena nabi adalah suri tauladan bagi semua manusia
Allah berfirman:
Al-Ahzab ayat 21:
“Sungguh dalam jiwa rasulullah (S.A.W.) terdapat tauladan yang baik bagi orang yang mengharapkan Allah dan hari akhir dan banyak mengingat Allah”.
Surah Yusuf ayat 111yang artinya:
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal”.
2. Para nabi adalah orang yang paling dekat kepada Allah dan adalah orang yang paling mulia.
3. Rasulullah Muhammad S.A.W. adalah orang terhebat di dunia sepanjang zaman..
Dalam waktu hanya 23 tahun beliau dapat merombak total jahiliyyah dan dalam waktu sesingkat itu Islam telah jaya dan berkuasa di dunia ini..

5. Iman kepada Hari Akhir
Yaitu meyakini bahwa hari akhir pasti akan datang..
Hari akhir juga sering disebut hari kiamat .
Kiamat terbagi menjadi 2 :
Kiamat kecil yaitu matinya seseorang secara perorangan dan manusia akan mengalami alam kubur.
Kiamat besar adalah hari akhir yang diawali dengan gempa kiamat yang dahsyat.
Aplikasinya dalam kehidupan:
1. Meningkatkan amalan untuk persiapan hari akhir.. Dalam surah 42 (Asy-Syura) ayat 20:
مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ
Yang artinya:
“Barang siapa yang menginginkan ladang di akhirat maka kami akan tambahkan baginya untuk ladangnya dan barang siapa yang menginginkan ladang dunia maka kami akan berikan bagiannya dan dia tidak akan memiliki bagiannya di akhirat “.
Surah al-isra ayat 14-15:
"Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu". Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah , maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan meng'azab sebelum Kami mengutus seorang rasul”.
2. Menjauhi segala perbuatan yang tidak Allah ridhai karena ia tahu segala perbuatannya akan di pertanggungjawabkan di hadapan Allah. Surah Al-Isra’ ayat 13:
“Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka”.


3. Menyadari bahwa kehidupan dunia ini sangatlah singkat dan hari akhir adalah kekal
Surah Ghafir (40) ayat 39:
يَا قَوْمِ إِنَّمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَإِنَّ الْآخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ
“Wahai kaumku sesungguhnya kehidupan (dunia) ini adalah kenikmatan (sementara belaka) dan sesungguhnya hari akhir adalah tempat yang tetap (kekal)”.

6. Iman kepada Qadar
Beriman bahwa Allah mempunyai ketentuan yang tidak bisa ditolak oleh hambanya baik itu yang baik atau pun yang buruk..
Segala sesuatu adalah ketentuan Allah adalah taqdir.. selama nafas masih ada pada seorang manusia maka ia masih bisa merubahnya. Apabila ruh telah keluar dari dirinya maka itu lah takdirnya…
Aplikasinya dalam kehidupan:
1. tidak semua yang di inginkan manusia bisa tercapai…
2. Mempunyai sifat tawakkal dan tidak cepat berputus asa.. segala sesuatu yang ditentukan Allah mengandung hikmah bagi hambanya.. Al-Baqarah ayat 216..
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ (216(
“Diwajibkan atas kalian berperang dan kalian membencinya.. boleh jadi kalian membenci sesuatu padahal sesuatu itu baik untuk kalian dan boleh jadi kalian menyukai sesuatu padahal sesuatu itu adalah buruk bagi kalian dan Allah mengetahui sedangkan kalian tidak mengetahui”.
3. Bersikap sabar atas segala sesuatu yang menimpanya..
At-taghabun ayat 11:
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Tidaklah menimpa dari suatu musibah pun kecuali dengan izin Allah dan barang siapa yang beriman kepada Allah maka Allah akan tunjukkan hatinya dan Allah dengan segala sesuatu mengetahui”.

Wednesday, June 24, 2009

ihwal manusia dalam al-Qur'an dan as-Sunnah

Ihwal manusia dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah

1. Keadaan manusia sebelum dilahirkan:

A. (Proses penciptaan manusia)

1. Surah al-mu’minun ayat 12-14
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ (12) ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ (13) ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ (14)

Yang artinya:
12. Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
13. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
14. Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.

2. Surah al-hajj ayat 5:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِنَ الْبَعْثِ فَإِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِنُبَيِّنَ لَكُمْ وَنُقِرُّ فِي الْأَرْحَامِ مَا نَشَاءُ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّى وَمِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئًا وَتَرَى الْأَرْضَ هَامِدَةً فَإِذَا أَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَأَنْبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ

Yang artinya:
Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya kami Telah menjadikan kamu dari tanah, Kemudian dari setetes mani, Kemudian dari segumpal darah, Kemudian dari segumpal daging yang Sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, Kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, Kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya Telah diketahuinya. dan kamu lihat bumi Ini kering, Kemudian apabila Telah kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.

3. Surah Ghafir ayat 67:
هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ يُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ ثُمَّ لِتَكُونُوا شُيُوخًا وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّى مِنْ قَبْلُ وَلِتَبْلُغُوا أَجَلًا مُسَمًّى وَلَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ.
Yang artinya:
Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah Kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, Kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, Kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), Kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu berakal (memahaminya).

B. (Proses penciptaan dan pencatatan rizki,ajal perbuatan, bahagia atau sengsara)
Hadits bukhari dan muslim dari Abdullah bin Mas’ud R.A.:

إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا نُطْفَةً ثُمَّ يَكُونُ فِي ذَلِكَ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُونُ فِي ذَلِكَ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ..
رواه البخاري ومسلم عن عبد الله بن مسعود واللفظ لمسلم
Yang artinya:
Sesungguhnya seseorang diantara kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya 40 hari dalam keadaan air mani kemudian pada waktu yang serupa dalam keadaan segumpal darah kemudian dalam waktu yang serupa dalam keadaan segumpal daging kemudian diutuslah seorang malaikat maka ia meniupkan kepadanya ruh dan diperintahkan dengan 4 perintah dengan mencatat rizkinya, ajalnya, perbuatannya dan apakah ia adalah orang yang bahagia ataukah ia orang yang sengsara..

C. (Allah mengambil janji dari manusia untuk bertauhid)
Surah Al-A’raf ayat 172:
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ
Yang artinya:
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku Ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap Ini (keesaan Tuhan)",


2. Keadaan manusia setelah dilahirkan:

A. (Manusia dilahirkan dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa)
Surah an-nahl ayat 78:
والله أخرجكم من بطون أمهاتكم لا تعلمون شيئا وجعل لكم السمع والأبصار والأفئدة لعلكم تشكرون
Dan allah mengeluarkan kalian dari perut-perut ibu-ibu kalian dalam keadaan kalian tidak mengetahui apa-apa dan Allah telah menjadikan bagi kalian pendengaran dan penglihatan agar kalian bersyukur.
B. (Fase kehidupan manusia)
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً يَخْلُقُ
مَا يَشَاءُ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْقَدِيرُ
Yang artinya:
Allah lah yang telah menciptakan kalian dari keadaan lemah kemudian menjadikan setelah lemah kuat kemudian menjadikan setelah kuat lemah dan beruban allah menciptakan apa yang Ia inginkan dan ia adalah maha mengetahui yang maha berkuasa.

Sunday, June 21, 2009

Islam, ilmu pengetahuan dan tekhnologi

Islam, ilmu pengetahuan dan tekhnologi

Islam adalah agama yang pro tekhnologi dan kemajuan. Bagi islam segala ilmu yang bermanfa’at dan tidak bertentangan dengan syari’at adalah hal perlu dipelajari. Islam bukanlah agama seperti nashrani pada abad pertengahan yang para gereja-gereja ketika itu mengharamkan belajar ilmu dan tekhnologi. Islam mengajarkan menuntut ilmu dari tempat peribadatan orang muslim yaitu mesjid. Mesjid bukan hanya tempat ibadah namun juga sebagai tempat menimba ilmu.
Hal ini yang terjadi. Kaum muslimin telah maju terlebih dahulu ketimbang eropa ketika itu. Islam telah maju dengan ilmu kedokterannya sehingga imam syafi’I mengatakan:
Saya tidak mendapatkan satu ilmu yang lebih mulia setelah mengetahui halal dan haram dari ilmu kedokteran..
Islam datang dengan wahyunya yang pertama telah memerintahkan untuk membaca dalam surah al-alaq ayat pertama: “إقرأ باسم ربك الذي خلق” bacalan dengan nama Tuhan-mu yang telah menciptakan.
Ketika perang badar rasulullah menjadikan syarat bebasnya para tawanan perang mengajari membaca dan menulis kaum muslimin. Ketika perang ahzab rasulullah menggunakan tekhnologi parit yang dikuasai oleh seorang sahabatnya yang berasal dari Persia yang bernama Salman Al-Farisi.
Jelaslah dari yang telah disebutkan bahwa islam adalah agama yang pro ilmu pengetahuan dan tekhnologi selama tidak menyimpang dari ajaran islam itu sendiri.
Berikut adalah tokoh-tokoh muslim dalam ilmu pengetahuan dan spesifikasi kelimuannya:
1. Dalam sains
Ibnu famas yang terkenal dalam ilmu kimia dan astronomi.
Ibnu jubair dari Valencia yang terkenal dalam sejarah dan geografi. Ibnu batuthah dari tanger.
2. Dalam bidang filsafat.
Abu bakr bin thufail. Ibnu rusyd dari cordova.
3. Dalam bidang fikih
Ibnu hazm.
4. Dalam bidang bahasa dan sastra
Abu hayyan. Ibnu malik pengarang kitab alfiyyah.
5. Dalam bidang ilmu pasti
Al-khawarizm yang terkenal dengan algorisme.
Al-jabr. Teorinya dengan aljabar.
6. Dalam bidang teknik mesin
Al-jazari
Taqi al-din dari damaskus.
7. Dalam ilmu kedokteran
Ibnu sina.

Monday, May 25, 2009

peserta didik dan kurikulum menurut Islam

Peserta didik dan Kurikulum dalam perspektif Islam

Peserta didik
Peserta didik adalah orang yang menerima informasi dan mereka tidak terbatas dalam golongan atau umur tertentu
Pada dasarnya setiap muslim seharusnya adalah menjadi peserta didik karena rasulullah S.A.W. pernah bersabda: طلب العلم فريضة على كل مسلم
“Menuntut ilmu adalah fardhu atas semua orang muslim” .
Perlukah adanya pengelompokkan umur untuk peserta didik ??
Pada zaman keemasan islam, Umur peserta didik bukanlah menjadi patokan untuk mengikuti pendidikan.
Yang terpenting dari peserta didik adalah kesiapan mereka untuk menerima informasi dan ilmu tersebut. Pada zaman dahulu kita sering mendengar orang telah menghafal Al-Qur’an dibawah usia 10 tahun. Hal ini terjadi karena peserta didik sudah siap betul untuk menerima informasi.
Istri rasulullah S.A.W adalah istri rasulullah yang termuda namun bisa menyerap informasi yang banyak dari suaminya rasulullah S.A.W. Rasulullah S.A.W ketika wafat aisyah masih berumur 18 tahun. Aisyah mempunyai
majlis ilmu di masjid nabawi yang dihadiri oleh senior dan junior sahabat.
Sebaliknya tuanya umur bukanlah penghalang untuk menjadi peserta didik. Salah seorang ulama yang bernama Abdullah bin ahmad bin Abdullah almarwazi al-khurasani yang dikenal dengan al-qaffal beliau memulai menuntut ilmu pada usia 30 tahun .
Hal-hal yang harus dimiliki oleh peserta didik:
1. Kesiapan mental untuk menyerap informasi
2. Kesiapan otak untuk menyerap informasi
Pada point ini peserta didik harus menjaga kesehatan otaknya yaitu dengan cara tidak mengkonsumsi hal-hal yang dapat merusak otak seperti narkotika atau minuman keras.
3. Mengikuti segala informasi yang akan diberikan
Agar peserta didik mempunyai pemahaman yang komperehensif pada apa yang ia pelajari.
4. Menjaga adab kepada guru/dosen
Tanpa adab kepada guru/dosen ilmu yang telah didapatkan tidak akan bermanfa’at.
5. Mempunyai semangat yang tinggi
Dalam pepatah: من جدَّ وجد yang artinya: “barang siapa yang bersungguh-sungguh ia dapat”.
Kurikulum dalam pandangan Islam
Kurikulum adalah garis-garis besar yang diajarkan kepada peserta didik. Kurikulum juga berarti buku tertentu atau mata pelajaran / mata kuliah tertentu yang ditetapkan untuk peserta didik untuk mempelajarinya. Kurikulum juga adalah rencana pembelajaran yang mengikuti metode tertentu.
Biasanya kurikulum disesuaikan dengan jenjang pendidikan seseorang. Kurikulum adalalah hal yang mesti adanya untuk peserta didik agar ia mengetahui arah pendidikannya.
Misalnya kita mengenal adanya kurikulum diknas. Yaitu kurikulum yang di tetapkan untuk para peserta didik pada setiap jenjangnya. Juga kita pernah mendengar adanya kurikulum seperti kurikulum azhar atau cambdrige dan lainnya yang mengacu kepada kurikulum lembaga tertentu.
Kurikulum seharusnya memberikan perencanaan pembelajaraan yang jelas dan gamblang sehingga peserta didik dapat mengikuti apa yang ia akan pelajari.
Kurikulum seharusnya tidak terlalu banyak dan membebani peserta didik. Hal ini disesuaikan dengan kemampuan peserta didik. Sehingga peserta didik bisa lebih fokus dalam apa yang ia pelajari yang menghasilkan pemahaman dan penguasaan yang baik terhadap apa yang ia pelajari.
Pada zaman ke-emasan islam seorang peserta didik mempelajari disiplin ilmu tertentu sampai ia tuntas menyelesaikannya. Setelah itu ia beranjak mempelajari disiplin ilmu lainnya.
Kelemahan kurikulum zaman sekarang adalah terlalu banyaknya mata pelajaran atau mata kuliah yang diberikan sehingga peserta didik tidak menguasai dengan baik apa yang ia pelajari.
Pada kurikulum diknas di jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah atas, peserta didik sebenarnya belum diarahkan untuk takhassus atau konsentrasi dalam satu bidang tertentu. Peserta didik mempelajari mata pelajaran yang banyak yang ia tidak dituntut untuk berkonsentrasi pada satu bidang tertentu.
Sebenarnya pendidikan yang efektif adalah mengetahui bakat intelligent setiap peserta didik sejak kecil sehingga ia bisa diarahkan pada bakat yang ia miliki tersebut .

Monday, May 4, 2009

pengantar pendidikan Islam

Pengantar Pendidikan Islam

a. Definisi pendidikan Islam:
Dalam bahasa arab kita sebut dengan tarbiyah islamiyah
Yang dimaksudkan dengan pendidikan Islam adalah mendidik dengan ajaran-ajaran Islam.
Ajaran islam yang mencakup akidah, syari’ah dan akhlak.
Pendidikan Islam sama seperti mata kuliah lainnya mempunyai silabus dan metodologi sendiri.
b. Pembagian pendidikan Islam:
Secara garis besar pendidikan islam bisa dibagi menjadi dua:
a. Yang pertama adalah pendidikan yang non formal
Yang didapatkan oleh manusia semenjak ia lahir ke dunia ini. Yang sangat berperan pada pendidikan non formal ini adalah orang tua.
Dalam al-Qur’an Allah menyebutkan pendidikan anak dalam firmannya:
وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
Dan katakanlah Tuhan-ku sayangilah keduanya sebagaimana mereka telah mendidik aku ketika kecil. Surah 17 (al-isra’) ayat 24.
b. Yang kedua adalah pendidikan formal:
Yaitu yang didapatkan oleh manusia melalui lembaga pendidikan baik dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi atau universitas.
Pada pendidikan formal ini seorang siswa / mahasiswa akan mendapatkan pelajaran/mata kuliah tentang pendidikan agama islam yaitu ajaran agama islam yang dimasukkan kedalam silabus dan dibagi menjadi beberapa pertemuan.
c. Cakupan pendidikan Islam:
Telah dijelaskan diawal bahwa pendidikan agama islam adalah mengajarkan orang muslim akidah, ibadah, mu’amalah dan akhlak. Baca tulis Al-Qur’an juga dimasukkan dalam silabus pendidikan agama islam di sekolah-sekolah.
Mempelajari agama islam secara komperehensif membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Oleh sebab itu pendidikan formal tidak bisa seorang muslim merasa cukup dengan mendapatkan materi agama islam di bangku-bangku sekolah atau di bangku kuliah.

d. Dasar pendidikan islam:
Dasar pendidikan islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah Shahihah itu sendiri.
e. Tahapan pendidikan islam:
Pada tahapan pengajaran pendidikan islam yang pertama adalah masalah akidah. Dengan tujuan orang muslim mempunyai akidah yang kuat dan kokoh tidak terkontaminasi dengan syirik dan juga tidak terayu untuk masuk akidah non islam.
Setelah akidah telah kuat dan kokoh maka seorang muslim akan diajarkan apa itu syari’ah yang mencakup ibadah dan mu’amalah. Pada tahapan ini seorang muslim di ajarkan dasar-dasar ‘ibadah. Tidak dituntut mengetahui semua praktek syari’ah namun setidaknya mengetahui praktek ibadah sehari-hari dan mu’amalah yang sering ia praktekan dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah ia mempelajari cara beribadah dan bermu’amalah dalam kesehariannya barulah ia mempelajari akhlak secara menyeluruh dan tidak tertinggal sedikitpun. Terlebih pada zaman sekarang yang orang sudah tidak banyak perhatian kepada akhlak (perilaku).
kajian-kajian yang dalam pada 3 bagian tersebut yaitu akidah , syariah dan akhlak telah menjadi ilmu tersendiri bahkan mempunyai cabang-cabangnya yang banyak.
Misalnya dalam masalah akidah. Kajian ini menjadi satu mata kuliah khusus yang dipelajari sampai tingkat s3 (doctoral). Begitu pula juga dengan syari’ah yang terbagi menjadi ibadah dan mu’amalah. Mu’amalah yang terbagi menjadi misalnya mu’amalah harta, perbankan, mu’amalah pidana dan perdata yang dibahas secara luas pada cabang-cabangnya yang masuk pada jurusan-jurusan dalam satu fakultas islam.
Adapun akhlak maka ia bukanlah kajian yang berkembang menjadi kajian yang luas. Karena akhlak adalah perilaku yang harus kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari yang seharusnya di pupuk semenjak dini dan menjaganya sampai akhir hayat.

Wednesday, April 15, 2009

akhlak dalam Islam

Akhlak dalam Islam

1. Pengertian akhlak
Ahlak dalam bahasa arab adalah bentuk jamak dari khuluk خلق yaitu perilaku.
Jadi ahlak adalah perilaku manusia secara umum. Dengan ini ahlak atau perilaku itu bisa baik ataupun buruk. Kita bisa menyebut ahlak hasanah =ahlak hasanah = ahlak yang baik. Kita juga sering menyebutnya dengan ahlak karimah (ahlak yang mulia) kita mengatakan ahlak sayyi’ah= ahlak yang buruk = perilaku yang buruk.
Di dalam al-quran akhlaq disebutkan dalam bentuk mufrad (tunggal) dalam firmannya surah al-qalam (64) ayat 4:
وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ
Sungguh engkau (Muhammad S.A.W) mempunyai akhlak yang agung.
2. Pentingnya mempunyai ahlak hasanah (akhlak yang baik)
Islam adalah agama yang mengatur cara berperilaku manusia. Tanpa perilaku yang baik manusia akan sangat berpotensial dalam membuat kerusakan. Perlunya membina ahlak adalah sebagai salah satu misi nabi Muhammad S.A.W dalam haditsnya:
إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق
Sesunnguhnya aku diutus untuk menyempurnakan keutamaan – keutamaan ahlak. Hadits shahih riwayat al-bukhari dalam al-adabul mufrad dari abu hurairah R.A.
Ahlak nabi adalah al-qur’an itu sendiri sebagaimana yang diriwayatkan aisyah R.A ketika ditanya tentang akhlak nabi S.A.W beliau menjawab: akhlak nabi adalah al-qur’an.
Ibnu katsir mengatakan: artinya nabi adalah pengaplikasian al-qur’an baik menjalan perintahnya ataupun meninggalkan larangannya, sebagai sifat dan budi pekertinya. Istiqamah pada al-qur’an dalam menjalankan perintah dan meninggalkan larangannya. Mempunyai akhlak yang dipuji oleh al-qur’an dan menjauhi dari segala yang Al-Qur’an cela.
Pentingnya mempunyai ahlak yang baik digambarkan dalam sya’ir ahmad syauqi:
إنما الأمم الأخلاق ما بقيت فإن همو ذهبت أخلاقهم ذهبوا
Sesungguhnya para umat manusia akan tetap ada selama akhlaknya ada, apabila akhlak mereka hilang maka binasalah ummat manusia.

Ahlak jahiliyyah sebelum islam datang:
1. Menguburkan anak hidup-hidup
2. Banyaknya perzinahan
3. Berjudi
Dan yang lainnya.
3. Pembagian akhlak hasanah/ karimah
Akhlak hasanah / karimah secara garis besar bisa dibagi menjadi dua:
Yang pertama adalah berakhlak yang baik kepada pencipta yaitu Allah S.W.T :. Yaitu dengan cara menerima segala hukum syari’at dengan ridha’ dan pasrah. Tidak merasa keberatan dengan hal-hal tersebut. Apabila Allah memerintahkan kepadanya untuk shalat , zakat , puasa dan lainnya ia akan menerimanya dengan hati yang lapang.
Yang kedua adalah berakhlak yang baik kepada sesama manusia misalnya dengan mencegah perbuatan yang melukai, wajah yang berseri-seri dan lain-lainnya.
Dari ‘Aisyah R.A. ia berkata: rasulullah S.A.W berdo’a dan berkata:
Ya Allah sebagaimana engkau telah membuat fisik-ku indah maka indahkanlah ahlakku. H.R.Ahmad.
Ya Allah aku berlindung dengan Mu dari perpecahan, kenifakan dan ahlak yang buruk.
H.R.Abu Daud dan An-Nasa’I
4. Akhlak nabi
a. Dengan istri-istrinya:
Sebaik-baiknya kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya dan aku adalah yang paling baik kepada keluarganya.
Nabi adalah orang yang lembut kepada istri-istrinya dan baik kepada mereka. Beliau melembutkan panggilan aisyah dengan memanggail “wahai ‘ai-sy”. Beliau juga memanggilnya dengan “humaira” yang berarti “kemerah-merahan”. Beliau juga memanggilnya dengan nama bapaknya : wahai anak perempuannya shiddiq (abu bakar shiddiq).
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْصِفُ نَعْلَهُ وَيَخِيطُ ثَوْبَهُ وَيَعْمَلُ فِي بَيْتِهِ كَمَا يَعْمَلُ أَحَدُكُمْ فِي بَيْتِهِ
Dari aisyah R.A: rasululullah S.A.W. memperbaiki sendalnya, menjahit pakaiannya dan bekerja di rumahnya seperti seseorang diantara kalian bekerja di rumahnya.
Hadits shahih riwayat Imam Ahmad.
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْصِفُ نَعْلَهُ وَيَخِيطُ ثَوْبَهُ وَيَعْمَلُ فِي بَيْتِهِ كَمَا يَعْمَلُ أَحَدُكُمْ فِي بَيْتِهِ
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ
خَرَجْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي بَعْضِ أَسْفَارِهِ وَأَنَا جَارِيَةٌ لَمْ أَحْمِلْ اللَّحْمَ وَلَمْ أَبْدُنْ فَقَالَ لِلنَّاسِ تَقَدَّمُوا فَتَقَدَّمُوا ثُمَّ قَالَ لِي تَعَالَيْ حَتَّى أُسَابِقَكِ فَسَابَقْتُهُ فَسَبَقْتُهُ فَسَكَتَ عَنِّي حَتَّى إِذَا حَمَلْتُ اللَّحْمَ وَبَدُنْتُ وَنَسِيتُ خَرَجْتُ مَعَهُ فِي بَعْضِ أَسْفَارِهِ فَقَالَ لِلنَّاسِ تَقَدَّمُوا فَتَقَدَّمُوا ثُمَّ قَالَ تَعَالَيْ حَتَّى أُسَابِقَكِ فَسَابَقْتُهُ فَسَبَقَنِي فَجَعَلَ يَضْحَكُ وَهُوَ يَقُولُ هَذِهِ بِتِلْكَ
Dari ‘Aisyah beliau berkata: aku pernah keluar dengan nabi Muhammad S.A.W dari pada sebagian perjalanannya dan aku ketika itu masih kecil aku belum gemuk. Rasulullah berkata kepada sahabatnya majulah kalian kedepan mereka pun jalan kedepan. Kemudian rasulullah S.A.W berkata kepadaku: kesinilah aku akan berlomba lari denganmu maka aku berlomba lari dengannya. aku mengalahkannya. Ketika aku gemuk dan aku menjadi lupa aku keluar dengannya dalam suatu perjalanan kemudian ia berkata kepada sahabatnya majulah kedepan mereka pun maju kedepan. Kemudian rasululullah S.A.W berkata kepadaku kemarilah kita lomba lari aku pun lomba lari denganya dan beliau mengalahkanku . Rasulullah S.A.W tertawa dan mengatakan ini (ketika gemuk) dengan yang itu (ketika kurus). Artinya ingin mengatakan bahwa dulu dengan sekarang adalah berbeda kerena dahulu ‘asiyah tidak gemuk.
b. Sikap adil rasulullah S.A.W:
Rasulullah bersabda dalam satu kejadian pencurian yang dilakukan oleh seorang perempuan dari bani makhzum
Demi Allah seandainya Fatimah anak Muhammad S.A.W mencuri pasti aku akan potong tangannya.
لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَا
Hadits H.R.Bukhari dan Muslim dari ‘aisyah R.A.
Cara nabi Muhammad S.A.W berbicara:
Dalam musnad abu ya’la dengan sanad yang shahih dari urwah bin zubair ia berkata: seorang laki-laki duduk di halaman depan kamar aisyah ia pun berbicara. Aisyah pun berkata: seandainya saya saya tidak sedang bertasbih maka pastilah saya akan katakan kepadanya: tidaklah rasulullah S.A.W berbicara dengan cepat seperti kalian berbicara. Perkataan rasulullah S.A.W adalah jelas di fahami oleh hati.
عروة بن الزبير قال : جلس رجل بفناء حجرة عائشة فجعل يتحدث قال : فقالت عائشة : لولا أني كنت أسبح لقلت له : ما كان رسول الله يسرد الحديث كسردكم إنما كان حديث رسول الله صلى الله عليه و سلم فصلا تفهمه القلوب
Rasulullah S.A.W tidak pernah berbicara pada suatu yang tidak penting yang diisyaratakan dalam sabdanya: dari sebagian tanda baiknya islam seseorang adalah ia meninggalkan apa yang tidak penting baginya.
من حسن إسلام المرء تركه ما لا يعنيه
Hadits hasan riwayat tirmizi dari abu hurairah R.A .
c. Ahlak nabi kepada anak kecil.

حَدَّثَنَا شَرِيكُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ
مَا صَلَّيْتُ وَرَاءَ إِمَامٍ قَطُّ أَخَفَّ صَلَاةً وَلَا أَتَمَّ مِنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِنْ كَانَ لَيَسْمَعُ بُكَاءَ الصَّبِيِّ فَيُخَفِّفُ مَخَافَةَ أَنْ تُفْتَنَ أُمُّهُ

Anas bin malik R.A. berkata: tidaklah aku shalat dibelakang seorang imam pun yang lebih ringan dan lebih sempurna dari rasulullah S.A.W. apabila ia mendengar tangisan anak kecil ia meringankan shalatnya khawatir ibunya terganggu (dalam shalatnya). Hadits riwayat al-bukhari dari anas bin malik R.A.

d. Akhlak nabi S.A.W kepada pembantu:
Dalam Shahih Muslim dari anas bin malik R.A ia berkata: aku membantu rasulullah S.A.W selama 10 tahun. Demi Allah beliau tidak pernah sekalipun mengatakan “ahh” kepada saya. Beliau tidak pernah mengatakan terhadap sesuatu kenapa engkau lakukan ini, sebaiknya engkau melakukan ini. Dalam riwayat lain dalam shahih muslim: dia tidak pernah mencelaku.
e. Kasih sayang nabi Muhammad S.A.W:
Dalam surah al-anbiya ayat 107: dan tidaklah kami mengutus engkau kecuali sebagai kasih sayang bagi alam semesta. وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Dari abu hurairah R.A: dikatakan kepada nabi S.A.W : do’akanlah yang buruk untuk orang musyrik rasulullah S.A.W bersabda: aku tidak diutus sebagai pengutuk aku diutus sebagai penyayang. H.R.Muslim.
Dari abu Hurairah R.A. ia berkata: telah bersabda rasulullah S.A.W : ya Allah sesungguhnya aku adalah manusia, maka siapa pun yang pernah aku cela atau laknat atau saya cambuk maka jadikanlah semua itu baginya sebagai zakat (pembersih dosa) dan kasih sayang.
f. Rasulullah adalah orang yang pema’af:
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam muslim dari anas bin Malik R.A. ia berkata: ketika kami di mesjid dengan rasulullah S.A.W ketika datang kepadanya seorang arab badui ia berdiri dan buang air kecil. Berkatalah sahabat rasulullah S.A.W: hentikan, hentikan. Rasulullah S.A.W bersabda: jangan hentikan dia. Mereka pun membiarkannya sampai ia menyelesaikan hajat-nya. Kemudian rasulullah S.A.W memanggilnya dan berkata kepadanya: sesungguhnya mesjid-mesjid ini tidaklah pantas untuk buang air kecil atau hal yang kotor. Mesjid adalah untuk zikir kepada Allah, shalat dan membaca al-qur-an (atau sebagaimana rasulullah S.A.W bersabda) ia berkata maka rasulullah S.A.W memerintahkan seseorang (untuk membersihkannya) maka ia membawa se- ember air dan menyiramkannya diatasnya.
g. Sifat rendah hatinya nabi Muhammad S.A.W:
Rasulullah S.A.W. melarang dari sifat sombong: ia bersabda: tidak masuk surga orang yang ada di dalam hatinya ada sedikit dari kesombongan.
Rasulullah S.A.W memenuhi undangan makan walaupun hanya dengan roti gandum dan minyak kering yang sudah berubah baunya. Hadits shahih riwayat. At-Tirmizi dalam asy-syamail dari anas bin malik R.A.
h. Kezuhudan nabi Muhammad S.A.W
Rasulullah kadang tidur diatas kasur. Kadang tidur diatas tikar. Kadang tidur diatas diatas kasur yang terbuat dari kulit.kadang tidur diatas tanah, kadang tidur dikasur yang terkena pasir atau baju hitam.
Dari ‘urwah dari ‘aisyah R.A. ia berkata kepada ‘Urwah wahai anak kakak perempuanku sesungguhnya kami melihat bulan sabit, kemudian bulan sabit, kemudian bulan sabit, 3 bulan sabit dalam 2 bulan dan tidak menyala di kamar-kamar nabi S.A.W sedikit api pun (tidak memasak). akupun berkata wahai bibi apa yang dengan apa kalian makan. Aisyah pun berkata: al-aswadan (dua yang hitam) yaitu korma dan air. Hanya saja rasulullah S.A.W mempunyai tetangga dari kaum anshar yang mempunyai hal-hal yang bisa bisa diberikan. Mereka memberikan sebagian dari susu-susu yang mereka punya maka kami bisa minum. H.R. bukhari dan Muslim .
i. Gurauan nabi Muhammad S.A.W:
Seorang perempuan tua meminta rasulullah S.A.W untuk mendoakannya. Ia berkata: wahai rasululullah S.A.W wahai rasulullah S.A.W do’akanlah saya agar Allah memasukkan saya surga. Kemudian rasulullah S.A.W menjawab: wahai ibunya fulan sesungguhnya surga tidak dimasukki orang tua. Perempuan tua tadi menangis. Rasulullah S.A.W bersabda: kasihlah kabar kepadanya bahwa surga tidak akan dimasukki orang tua. Sesungguhnya Allah S.W.T berfirman : sesungguhnya kami menghidupkannya kembali, maka kami menjadikannya gadis-gadis .. (al-waqi’ah 35-37)
J. Saling membantunya nabi Muhammad S.A.W:
..barang siapa yang bisa bermanfa’at (membantu) saudaranya maka bantulah.. H.R. Muslim dari jabir R.A.

Tuesday, April 7, 2009

Pandangan Hidup Muslim

Pandangan seorang muslim terhadap kehidupan:

1. Melihat kehidupan ini sebagai ladang untuk akhirat. Dunia adalah tempat menabung kebaikan sebanyak-banyaknya agar bisa dipetik hasilnya nanti pada hari kiamat.
Dalam surah 42 (Asy-Syura) ayat 20:
مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ
Yang artinya:
“Barang siapa yang menginginkan ladang di akhirat maka kami akan tambahkan baginya untuk ladangnya dan barang siapa yang menginginkan ladang dunia maka kami akan berikan bagiannya dan dia tidak akan memiliki bagiannya di akhirat “.
2. Dunia adalah hanya kenikmatan sementara belaka. Al-Qur’an mengistilahkannya dengan kenikmatan yang menipu karena ketika seseorang yang telah mencapai kenikmatan dunia bahkan berada dipuncaknya Allah akan mengambil kenikmatan itu dengan mendatangkan ajal kepadanya. Kenikmatan itu akan habis dan tidak akan kekal.
Surah Ghafir (40) ayat 39:
يَا قَوْمِ إِنَّمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَإِنَّ الْآخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ
“Wahai kaumku sesungguhnya kehidupan (dunia) ini adalah kenikmatan (sementara belaka) dan sesungguhnya hari akhir adalah tempat yang tetap (kekal)”.
3. Menghadapi hidup dengan penuh semangat dan tidak lemah ataupun malas-malasan
Karena rasulullah S.A.W berdoa :
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَالْهَرَمِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ
وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ
“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari sifat lemah, malas, penakut, bakhil dan pikun. Dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan kematian”. Hadits muttafaq alaih dari anas bin malik R.A.
4. Melakukan perubahan (perbaikan) dalam kehidupan :
Sebagaimana yang dikatakan oleh nabi Allah Syu’aib A.S :
..إِنْ أُرِيدُ إِلَّا الْإِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُ وَمَا تَوْفِيقِي إِلَّا بِاللَّهِ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
“Dan tidaklah aku menginginkan kecuali perbaikan semampuku . dan tidaklah petunjukku kecuali dengan Allah kepada-Nya lah aku bertawakkal dan kepada-Nya lah aku kembali”.
Surah Hud ayat 88.
Allah juga berfirman dalam surah ar-ra’ad (13) ayat 11:
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ
Yang artinya: “Sesungguhnya Allah tidak merubah suatu kaum sampai mereka merubah dengan diri mereka sendiri dan apabila Allah menginginkan satu keburukan kepada suatu kaum maka tidak ada yang menghalanginya dan tidaklah mereka mempunyai penolong selain Allah”.
Telah benar lah orang yang mengatakan:
“Barang siapa yang hari ini lebih baik dari kemarin maka ia adalah orang yang beruntung. Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin maka dia adalah orang yang merugi dan barang siapa yang hari ini lebih buruk dari pada hari kemarin maka ia adalah orang yang terlaknat”.
من كان يومه خيرا من أمسه فهو رابح ومن كان يومه مثل أمسه فهو خاسر ومن كان يومه شرا من أمسه فهو ملعون
5. Tidak berputus asa:
Nabi ya’qub alaihissalam memerintahkan anak-anaknya agar mencari tahu keberadaan yusuf dan saudaranya (bunyamin) dan tidak untuk berputus asa dalam mencarinya.
يَا بَنِيَّ اذْهَبُوا فَتَحَسَّسُوا مِنْ يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ
إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ
“Wahai anak-anakku pergilah dan carilah yusuf dan saudaranya (bunyamin) dan janganlah kalian putus asa dari karunia Allah sesungguhnya tidak putus asa dari karunia Allah kecuali kaum yang kafir”. Surah yusuf ayat 87.
6. Pasrah (tawakkal) setelah berusaha :
وَعَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
Surah al-maidah ayat 23: “dan kepada Allah lah kalian bertawakkal apabila kalian adalah orang-orang yang beriman”.
Dalam hadits rasulullah S.A.W :
عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرُزِقْتُمْ
كَمَا يُرْزَقُ الطَّيْرُ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا
Dari Umar bin al-khattab berkata telah bersabda rasulullah S.A.W: “Seandainya kalian benar-benar bertawakkal kepada Allah maka kalian pasti akan diberikan rizki sebagai mana burung diberikan rizki pergi dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang”. Hadits shahih riwayat tirmizi, ahmad dan lainnya.
7. Positif thinking (berpikir positif) husnuzhan kepada Allah.
Dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh imam ahmad dari abu hurairah R.A.: rasulullah bersabda: Allah berfirman:
“Aku bersama prasangka hamba-Ku dengan-Ku apabila ia berprasangka baik maka bagilah kebaikan, apabila ia berprasangka buruk maka baginya lah keburukan”
عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَالَ أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى إِنْ ظَنَّ بِى خَيْراً فَلَهُ
وَإِنْ ظَنَّ شَرًّا فَلَهُ
8. Menggunakan waktu sebaik-baiknya. Allah bersumpah dengan masa dalam surah al-ashr. Tidak lah Allah bersumpah dengan sesuatu kecuali sesuatu tersebut adalah sangat penting dan perlu diperhatikan.
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)
Yang artinya: 1.“Demi masa”. 2. “Sungguh manusia dalam kerugian”. 3. “Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh dan berwasiat dengan kebenaran dan berwasiat dengan kesabaran”.
9. Hidup harus berkarya sebagai bentuk sumbangsih kita kepada islam dan ummatnya. Apa yang telah kita telah lakukan untuk islam?. Apa yang telah kita lakukan untuk manusia?. Apakah kita telah bermanfa’at bagi agama? Apakah kita telah memberikan manfa’at kepada sesama kita?
Surat at-taubah (9) ayat 105:
وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Yang artinya: “Dan berbuatlah (berkaryalah) maka Allah akan melihat perbuatan kalian , rasul-Nya dan orang-orang yang beriman kemudian kalian akan dikembalikan kepada yang mengetahui yang ghaib dan yang tampak kemudian memberitahukan kepada kalian apa yang kalian telah perbuat”.
Rasulullah S.A.W. bersabda:
خير الناس أنفعهم للناس
Yang artinya: “sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfa’at bagi manusia”.
Hadits hasan riwayat al-quhda’I dari jabir R.A.

Tuesday, January 20, 2009

The Orphans in Islam

Anak yatim dan kedudukannya dalam Islam.

Pengertian Yatim:
Yatim dalam bahasa arab adalah :
Dari kata اليُتْمُ yang berarti “sendiri”. اليَتَمُ adalah yang tidak mempunyai bapak. Ibnu Sukait mengatakan yatim dari manusia adalah yang tidak mempunyai bapak sedangkan dari hewan adalah yang tidak mempunyai ibu dan tidak disebut yatim anak yang tidak mempunyai ibu. Ibnu Bari mengatakan: Yatim adalah anak yang tidak mempunyai bapak sedangkan العَجِيُّ adalah yang tidak mempunyai ibu sedangkan اللَّطِيْمُ adalah yang tidak mempunyai keduanya. Disebut anak yatim sampai ia baligh. Setelah ia baligh maka nama yatim itu hilang. (Lisanul Arab, Dar shader baerut 12/645)
Ibnu faris mengatakan dalam mu’jam al-maqayis fil lughah nya hal 1109 : yatim dari manusia adalah dari bapaknya sedangkan yatim untuk hewan adalah dari ibunya.
Jelaslah dari perkataan ahli bahasa di atas bahwa yatim adalah anak yang tidak mempunyai bapak sampai ia baligh. Ketika telah baligh maka tidak disebut yatim lagi.

Yatim dalam Al-Quran:
Al-Qur’an mengulang-ngulang kata-kata yatim di beberapa tempatnya baik dalam bentuk mufrad (singular) ataupun jamak (plural). Kaidah mengatakan: sesuatu apabila sering disebut maka menunjukkan pentingnya sesuatu tersebut.
Al-Qur’an membahas yatim dalam berbagai cara.
a. Dalam surah Ad-Dhuha ayat 6 Allah bercerita tentang nabi Muhammad S.A.W yang dilahirkan dalam keadaan yatim dan bagaimana Allah memberikannya perlindungan.
ألم يجدك يتيما فآوى
Tidak kah tuhanMu mendapatkanmu dalam keadaan yatim maka Ia melindungi(nya)
b. Dalam surah al-balad 12-14 Al-Qur’an berbicara tentang memberi makan anak yatim dan mensifatinya dengan jalan yang merintang (sukar)
وما أدراك ما العقبة فك رقبة أو إطعام في يوم ذي مسغبة
Dan apakah yang memberitahu kamu apa itu jalan yang merintang . adalah memerdekakan budak . atau member makan pada hari kelaparan. Anak yatim yang masih ada hubungan kerabat.
c. Dalam surah Al-baqarah ayat 83 Al-Qur’an berbicara tentang perjanjian yang dibuat oleh bani Israil yang salah satunya adalah berbuat baik kepada anak-anak yatim :
ﭽ ﯗ ﯘ ﯙ ﯚ ﯛ ﯜ ﯝ ﯞ ﯟ ﯠ ﯡ ﯢ ﯣ ﯤ ﯥ ﯦ ﯧ ﯨ ﯩ ﯪ ﯫ ﯬ ﯭ ﯮ ﯯ ﯰ ﯱ ﯲ ﯳ ﯴ ﭼ البقرة: ٨٣
dan ketika kita mengambil perjanjian dari bani israil “kalian tidak menyembah kecuali selain Allah dan berbuat baik kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan katakanlah kepada manusia hal yang baik dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat kemudian kalian tidak memenuhi janji itu kecuali hanya sedikit dari pada kallan dan kalian berpaling” .
d. Dalam surah An-Nisa ayat 36 Al-Quran mengumumkan perjanjian tersebut kepada semua manusia yang salah satunya juga adalah berbuat baik kepada anak-anak yatim.

Dan sembahlah Allah dan janganlah kalian menyekutukannya dengannya sesuatupun dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, orang yang masih ada hubungan kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang masih ada hubungan kerabat, tetangga jauh (tidak mempunyai hubungan kerabat) dan teman dalam perjalan dan anak yang sedang melakukan perjalanan dan apa-apa yang kalian miliki (budak)sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.
Jika kita perhatikan dua ayat ini maka urutan berbuat baik kepada anak yatim adalah urutan yang ke empat setelah ibadah kepada Allah tanpa meyekutukannya dengan sesuatupun, berbakti kepada kedua orang tua dan berbuat baik kepada kerabat.
Hal ini menunjukkan pentingnya berbuat baik kepada para anak yatim.
e. Dalam Surah Al-Baqarah ayat 220 Al-Quran menjelaskan pentingnya mengadakan perbaikan (ishlah) untuk anak yatim dalam firman-Nya:

Di dunia dan di akhirat. Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak-anak yatim katakanlah melakukan perbaikan untuk mereka adalah hal yang baik. Dan apabila kalian bercampur dengan mereka maka mereka adalah saudara kalian. Dan Allah mengetahui orang yang melakukan kerusakan dan yang melakukan perbaikan. Seandainya Allah ingin Ia pasti
Yang dimaksud dengan perbaikan disini adalah mendidik, membimbing mereka, memperlakukan mereka dengan baik. Menjaga harta-harta mereka. Tidak menggunakannya untuk yang tidak di syari’atkan. Perbaikan ini lebih baik dari pada meninggalkan mereka. oleh sebab itu Allah berfirman setelahnya: apabila kalian berinteraksi dengan mereka maka anggaplah mereka saudara kalian se-Islam. Bergaulah dengan mereka seperti saudara sendiri yaitu dengan dengan kasih sayang dan persamaan.
f. Pada awal-awal surah an-nisa ayat 2,3,6,10 Al-Qur’an menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan anak yatim yaitu :
2. Tidak boleh memakan harta mereka atau mencampurnya dengan harta kita
3. Menikahi anak yatim dalam rangka melindunginya
6. Mengembalikan harta anak yatim setelah mereka menikah
9. Orang yang memakan harta anak yatim maka sama saja seperti memakan api didalam perutnya.

g. Dalam surah Al-Baqarah ayat 177 Al-Qur’an menjelaskan bahwa termasuk kebaikan memberikan harta kepada anak yatim.
"Bukanlah kebaikan kalian menghadapkan muka-muka kalian ke timur dan ke barat akan tetapi kebaikan adalah orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat, kitab (Al-Qur’an), para nabi, memberikan hartanya dalam keadaan senang kepada kerabat, anak-anak yatim, orang miskin.."
h. Dalam surah An-Nisa 127 Al-Qur’an juga menyuruh kita agar berbuat adil kepada anak yatim. Allah berfirman:

...Dan agar kalian berbuat adil kepada anak-anak yatim dengan adil . dan apa yang kalian perbuat dari kebaikan maka sesungguhnya allah mengetahui dengannya. (an-nisa 127)
i. Dalam surah al-kahfi ayat 77, 82 Allah menceritakan tentang anak yatim dalam kisah perjalanan nabi musa A.S dengan Khidir A.S:
Khidir dan nabi musa A.S mendatangi satu kampung. Keduanya meminta makanan kepada penduduk kampung tersebut (sebagai bentuk menghormati tamu) namun mereka menolak dan tidak melakukannya. Khidir dan Musa A.S mendapatkan bangunan yang tinggi yang hampir roboh. Khidir A.S membetulkanya dan mengokohkannya lagi. Nabi Musa A.S melihat kejanggalan apa yang dikerjakan khidir . kontradiksi yang nyata. Bagaimana tidak. Mereka datang pada penduduk yang sangat pelit yang sebenarnya tidak memerlukan bantuan. Namun khidir membetulkan bangunan tersebut yang hampir roboh menimpa mereka. Nabi Musa A.S meminta khidir agar meminta kepada mereka upah pembetulan itu. Terlebih mereka dalam keadaan lapar dan tidak mendapatkan perlakuan yang baik di kampung ini. Oleh sebab itu Musa A.S berkata kepada khidir:
قال لو شئت لاتخذت عليه أجرا
Musa A.S berkata “kalau engkau ingin engkau mengambil upah dari pekerjaan tersebut” . khidir pun berpisah dari Musa A.S karena sesuai dengan perjanjian sebelumnya:
قال إن سألتك عن شيء بعدها فلا تصاحبني قد بلغت من لدني عذرا
Al-Kahfi Ayat 76.
Barulah khidir memberikan penjelasan atas perbuatan kontradiksi yang ia lakukan itu.
وأما الجدار فكان لغلامين يتيمين في المدينة ووكان تحته كنز لهما وكان أبوهما صالحا فأراد ربك أن أن يبلغا اشدهما ويستخرجا كنزهما رحمة من ربك
Dan adapun dinding itu maka adalah milik dua anak yatim di kota tersebut , dibawahnya ada kekayaan milik keduanya, kedua orang tuanya adalah orang yang shaleh. Maka Tuhan-Mu menginginkan mereka tumbuh besar dan mengeluarkan kekayaan tersebut sebagai kasih sayang dari Tuhan-Mu.
Lihatlah bagaimana Allah menjaga harta kedua anak yatim tersebut karena keshalehan kedua orang tuanya. Ayat 82

Yatim dalam Sunnah :
Sebagaimana Al-Quran berbicara banyak tentang anak yatim maka As-Sunnah juga banyak berbicara tentang hal tesebut.
Berikut hadits-hadits shahih yang berbicara tentang anak yatim.
Kedekatan rasulullah S.A.W dengan para penanggung anak yatim di surga nanti.
Rasulullah dalam hadits shahih bersabda:
أنا وكافل اليتيم في الجنة هكذا وأشار بالسبابة والوسطى وفرج بينهما شيئا
Aku dan penyantun anak yatim seperti ini disurga dan rasulullah S.A.W mengisyaratkan dengan (kedua jari tangannya) telunjuk dan jari tengahnya dan merenggangkan sedikit diantara kedua jari tersebut. Hadits riwayat al-bukhari (textnya), abu daud, at-tirmizi dari sahl bin sa’d R.A.
Nabi Muhammad S.A.W dilahirkan dalam keadaan yatim. Bapaknya Abdullah meninggal sedangkan beliau masih berumur 28 bulan (2 tahun 4 bulan). Ibunya Aminah meninggal umur nabi Muhammad S.A.W ketika itu 6 tahun 2 bulan (lihat Ar-Rahiqul Makhtum karangan Al-Mubarkafuri)
Rasulullah S.A.W sungguh telah merasakan bagaimana ditinggalkan bapak dan ibu dalam usia yang sangat kecil. Beliau di asuh oleh keluarganya kakek dan pamannya. Beliau merasakan didikan dan bimbingan dari selain orang tua. Oleh sebab itu beliau sangat menghargai para penganggung anak yatim yang kedudukannya di surga akan dekat dengannya seperti dekatnya jari telunjuk dan jari tengah.
Besarnya dosa orang yang memakan harta anak yatim:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا هُنَّ قَالَ الشِّرْكُ بِاللَّهِ وَالسِّحْرُ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ وَأَكْلُ الرِّبَا وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْفُ الْمُحْصِنَاتِ الْغَافِلَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ

Dari abu hurairah R.A : sesungguhya Rasulullah S.A.W bersabda:

Tinggalkanlah tujuh yang menghancurkan. Mereka berkata: apakah hal-hal tersebut wahai rasulullah. Rasulullah pun menjawab: syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang Allah haramkan kecuali dengan haknya, memakan harta anak yatim, memakan harta anak yatim, memakan harta riba, berpaling ketika berperang dan meng qhadzaf (menuduh) perempuan mu’minah yang tidak bersalah. H.R.Muslim

Rasulullah juga menjelaskan bahwa sebaik-baiknya pemilik harta adalah yang menginfak-kannya kepada anak yatim

..وَإِنَّ هَذَا الْمَالَ خَضِرٌ حُلْوٌ وَنِعْمَ صَاحِبُ الْمُسْلِمِ هُوَ لِمَنْ أَعْطَى مِنْهُ الْمِسْكِينَ وَالْيَتِيمَ وَابْنَ السَّبِيلَ أَوْ كَمَا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِنَّهُ مَنْ يَأْخُذُهُ بِغَيْرِ حَقِّهِ كَانَ كَالَّذِي يَأْكُلُ وَلَا يَشْبَعُ وَيَكُونُ عَلَيْهِ شَهِيدًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Dan sesungguhnya harta ini adalah hijau dan manis , sebaik-baiknya orang muslim adalah yang memberikan dari harta tersebut kepada orang miskin, anak yatim atau anak yang mengadakan perjalanan (sebagaimana rasulullah S.A.W. bersabda). Sesungguhnya orang yang mengambil harta tanpa haknya maka seperti orang yang makan namun tidak kenyang dan harta tersebut akan menjadi saksinya nanti pada hari kiamat. H.R.bukhari dan Muslim dari abu sa’id Al-Khudri R.A

Pesan Rasulullah S.A.W kepada Abu Zarr R.A tentang anak yatim:
عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ
قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا أَبَا ذَرٍّ إِنِّي أَرَاكَ ضَعِيفًا وَإِنِّي أُحِبُّ لَكَ مَا أُحِبُّ لِنَفْسِي لَا تَأَمَّرَنَّ عَلَى اثْنَيْنِ وَلَا تَوَلَّيَنَّ عَلَى مَالِ يَتِيمٍ
Dari abu zarr R.A berkata: telah bersabda kepada saya rasulullah S.A.W :
Wahai Abu zarr sesungguhnya aku melihat kamu adalah seorang yang lemah dan aku menginginkan kepadamu apa yang aku inginkan untuk diriku. Janganlah engkau menjadi pemimpin dan janganlah engkau mengurusi harta anak yatim.
Rasulullah mengatakan ini kepada abu zarr karena rasulullah mengetahui bahwa abu zarr lemah dalam mengurus atau memimpin sesuatu. Hadits ini juga mengajarkan kepada bahwa orang yang ingin mengurus harta anak yatim hendaknya ia adalah orang yang amanah. Kalau ada seseorang yang ingin mengurus harta anak yatim namun ia merasa bahwa dirinya tidak amanah maka seharusnya ia meninggalkan pekerjaan ini.
Rasulullah memperbolehkan kepada orang fakir yang mengurusi harta anak yatim :
عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ
أَنَّ رَجُلًا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنِّي فَقِيرٌ لَيْسَ لِي شَيْءٌ وَلِي يَتِيمٌ قَالَ فَقَالَ كُلْ مِنْ مَالِ يَتِيمِكَ غَيْرَ مُسْرِفٍ وَلَا مُبَادِرٍ وَلَا مُتَأَثِّلٍ
Dari a’mr bin syu’aib dari bapaknya dari kakeknya sesungguhnya seseorang datang kepada nabi S.A.W kemudian ia berkataL saya adalah orang fakir saya tidak mempunyai sesuatu pun saya mempunyai anak yatim. Maka Rasullluah bersabda:
Makanlah dari harta anak yatim anda tanpa berlebihan dan tidak menjadikan harta tersebut sumber utama hartanya.
Kesimpulan
Anak yatim dibagi menjadi dua golongan:
Anak yatim yang tergolong tidak mampu.
Anak yatim yang mempunyai harta (kaya)
Untuk anak yatim yang tidak mampu Allah memerintahkan kita agar menyantuni mereka. Memberikan tanggungan kepada mereka.
Untuk anak yatim mempunyai harta (kaya) maka wajib bagi kita untuk menjaga harta mereka. Tidak memakan harta mereka kecuali dengan yang ma’ruf yaitu apabila kita fakir dan tidak memiliki apa-apa.

Untuk kedua golongan anak yatim tersebut Allah memerintahkan kita untuk membimbing mereka, mendidik mereka dan menjaga mereka sampai mereka memasuki umur rusyd (baligh).
Wassalam