Tuesday, April 7, 2009

Pandangan Hidup Muslim

Pandangan seorang muslim terhadap kehidupan:

1. Melihat kehidupan ini sebagai ladang untuk akhirat. Dunia adalah tempat menabung kebaikan sebanyak-banyaknya agar bisa dipetik hasilnya nanti pada hari kiamat.
Dalam surah 42 (Asy-Syura) ayat 20:
مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ
Yang artinya:
“Barang siapa yang menginginkan ladang di akhirat maka kami akan tambahkan baginya untuk ladangnya dan barang siapa yang menginginkan ladang dunia maka kami akan berikan bagiannya dan dia tidak akan memiliki bagiannya di akhirat “.
2. Dunia adalah hanya kenikmatan sementara belaka. Al-Qur’an mengistilahkannya dengan kenikmatan yang menipu karena ketika seseorang yang telah mencapai kenikmatan dunia bahkan berada dipuncaknya Allah akan mengambil kenikmatan itu dengan mendatangkan ajal kepadanya. Kenikmatan itu akan habis dan tidak akan kekal.
Surah Ghafir (40) ayat 39:
يَا قَوْمِ إِنَّمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَإِنَّ الْآخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ
“Wahai kaumku sesungguhnya kehidupan (dunia) ini adalah kenikmatan (sementara belaka) dan sesungguhnya hari akhir adalah tempat yang tetap (kekal)”.
3. Menghadapi hidup dengan penuh semangat dan tidak lemah ataupun malas-malasan
Karena rasulullah S.A.W berdoa :
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَالْهَرَمِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ
وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ
“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari sifat lemah, malas, penakut, bakhil dan pikun. Dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan kematian”. Hadits muttafaq alaih dari anas bin malik R.A.
4. Melakukan perubahan (perbaikan) dalam kehidupan :
Sebagaimana yang dikatakan oleh nabi Allah Syu’aib A.S :
..إِنْ أُرِيدُ إِلَّا الْإِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُ وَمَا تَوْفِيقِي إِلَّا بِاللَّهِ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
“Dan tidaklah aku menginginkan kecuali perbaikan semampuku . dan tidaklah petunjukku kecuali dengan Allah kepada-Nya lah aku bertawakkal dan kepada-Nya lah aku kembali”.
Surah Hud ayat 88.
Allah juga berfirman dalam surah ar-ra’ad (13) ayat 11:
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ
Yang artinya: “Sesungguhnya Allah tidak merubah suatu kaum sampai mereka merubah dengan diri mereka sendiri dan apabila Allah menginginkan satu keburukan kepada suatu kaum maka tidak ada yang menghalanginya dan tidaklah mereka mempunyai penolong selain Allah”.
Telah benar lah orang yang mengatakan:
“Barang siapa yang hari ini lebih baik dari kemarin maka ia adalah orang yang beruntung. Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin maka dia adalah orang yang merugi dan barang siapa yang hari ini lebih buruk dari pada hari kemarin maka ia adalah orang yang terlaknat”.
من كان يومه خيرا من أمسه فهو رابح ومن كان يومه مثل أمسه فهو خاسر ومن كان يومه شرا من أمسه فهو ملعون
5. Tidak berputus asa:
Nabi ya’qub alaihissalam memerintahkan anak-anaknya agar mencari tahu keberadaan yusuf dan saudaranya (bunyamin) dan tidak untuk berputus asa dalam mencarinya.
يَا بَنِيَّ اذْهَبُوا فَتَحَسَّسُوا مِنْ يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ
إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ
“Wahai anak-anakku pergilah dan carilah yusuf dan saudaranya (bunyamin) dan janganlah kalian putus asa dari karunia Allah sesungguhnya tidak putus asa dari karunia Allah kecuali kaum yang kafir”. Surah yusuf ayat 87.
6. Pasrah (tawakkal) setelah berusaha :
وَعَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
Surah al-maidah ayat 23: “dan kepada Allah lah kalian bertawakkal apabila kalian adalah orang-orang yang beriman”.
Dalam hadits rasulullah S.A.W :
عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرُزِقْتُمْ
كَمَا يُرْزَقُ الطَّيْرُ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا
Dari Umar bin al-khattab berkata telah bersabda rasulullah S.A.W: “Seandainya kalian benar-benar bertawakkal kepada Allah maka kalian pasti akan diberikan rizki sebagai mana burung diberikan rizki pergi dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang”. Hadits shahih riwayat tirmizi, ahmad dan lainnya.
7. Positif thinking (berpikir positif) husnuzhan kepada Allah.
Dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh imam ahmad dari abu hurairah R.A.: rasulullah bersabda: Allah berfirman:
“Aku bersama prasangka hamba-Ku dengan-Ku apabila ia berprasangka baik maka bagilah kebaikan, apabila ia berprasangka buruk maka baginya lah keburukan”
عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَالَ أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى إِنْ ظَنَّ بِى خَيْراً فَلَهُ
وَإِنْ ظَنَّ شَرًّا فَلَهُ
8. Menggunakan waktu sebaik-baiknya. Allah bersumpah dengan masa dalam surah al-ashr. Tidak lah Allah bersumpah dengan sesuatu kecuali sesuatu tersebut adalah sangat penting dan perlu diperhatikan.
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)
Yang artinya: 1.“Demi masa”. 2. “Sungguh manusia dalam kerugian”. 3. “Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh dan berwasiat dengan kebenaran dan berwasiat dengan kesabaran”.
9. Hidup harus berkarya sebagai bentuk sumbangsih kita kepada islam dan ummatnya. Apa yang telah kita telah lakukan untuk islam?. Apa yang telah kita lakukan untuk manusia?. Apakah kita telah bermanfa’at bagi agama? Apakah kita telah memberikan manfa’at kepada sesama kita?
Surat at-taubah (9) ayat 105:
وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Yang artinya: “Dan berbuatlah (berkaryalah) maka Allah akan melihat perbuatan kalian , rasul-Nya dan orang-orang yang beriman kemudian kalian akan dikembalikan kepada yang mengetahui yang ghaib dan yang tampak kemudian memberitahukan kepada kalian apa yang kalian telah perbuat”.
Rasulullah S.A.W. bersabda:
خير الناس أنفعهم للناس
Yang artinya: “sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfa’at bagi manusia”.
Hadits hasan riwayat al-quhda’I dari jabir R.A.