Sunday, December 27, 2009

zakat

Zakat

a. Definisi zakat

Secara etimologi (bahasa) zakat berarti: tumbuh atau berkembang dan bersih atau mensucikan.
Secara terminologi (istilah) zakat adalah: mengeluarkan harta tertentu dengan syarat-syarat tertentu dalam jumlah tertentu pada waktu-waktu tertentu kepada orang-orang tertentu.

b. Hukum zakat

Zakat hukumnya wajib bagi orang yang telah memenuhi syarat. Zakat adalah salah satu rukun Islam.

c. Landasan wajibnya zakat:

1. Surat al-baqarah ayat 43
2. Surat al-an’am ayat 141
3. Surat at-taubah ayat 35 dan 103
4. Hadits shahih: “Dibangun Islam atas 5 perkara: Syahadat bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad S.A.W. adalah utusan Allah, mengerjakan shalat, menunaikan zakat, shaum bulan ramadhan dan haji ke baitullah bagi orang yang mampu melakukan perjalanan”.

d. Syarat-syarat harta yang wajib dizakati:

1. Harta milik sepenuhnya milik sendiri.
Artinya bukan harta pinjaman atau sharing dengan lainnya.
2. Harta itu berkembang.
Maksudnya bisa diinvestasikan seperti mata uang atau tanah.
3. Melebihi kebutuhan pokok.
Kebutuhan sehari-hari yang pokok tidak dizakati seperti makanan, minuman dan pakaian.
4. Mencapai nishab.
Nishab adalah ukuran minimum harta sehingga bisa dizakati.
5. Mencapai haul.
Haul artinya telah genap setahun harta tersebut tidak kurang dari nishabnya.


e. Orang-orang yang berhak menerima zakat:

Dasarnya adalah surat at-taubah ayat 60. Mereka adalah:

1. Orang fakir.
Yang dimaksudkan dengan fakir adalah orang yang tidak mempunyai apa-apa.
2. Orang miskin.
Yaitu orang yang mempunyai sesuatu namun tidak mencukupinya.
3. Amil.
Yaitu orang yang mengumpulkan dan mendistribusikan zakat.
4. Muallaf
Yaitu mereka yang baru masuk Islam.
5. Hamba sahaya yang akan dimerdekakan.
6. Orang yang mempunyai hutang
7. Fi sabilillah (dijalan Allah).
Seperti yang perang dijalan Allah, penuntut ilmu dan juga para da’i.
8. Ibnu Sabil.
Yaitu orang yang mengadakan perjalanan (bukan yang maksiat).
Dua golongan pertama adalah mutlak menerima harta zakat. Adapun golongan no 3,4,7 dan 8 maka mereka disyaratkan tidak mampu.

f. Orang yang tidak menerima zakat:

1. Orang yang kaya.
2. Orang kafir (non muslim).
3. Orang yang dalam tanggungan.
Seperti anak dan istri. Mereka tidak boleh diberikan harta zakat karena keduanya adalah tanggungan suami.

g. Hikmah-hikmah zakat:

1. Mengurangi kesenjangan sosial.
2. Melatih kedermawanan.
3. Membersihkan harta.
4. Menjadikan harta berkah (berkembang dan manfa’at).
5. Membersihkan dosa.
6. Membantu orang yang tidak mampu.
7. Meningkatkan perokonomian ummat.
8. Ungkapan rasa syukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan-Nya.
h. Pembagian zakat

Zakat secara garis besar dibagi menjadi 2 bagian:

1. Zakat fitrah زكاة الفطرة atau zakat fitri زكاة الفطر. Yaitu zakat yang dikeluarkan pada akhir bulan ramadhan yang bertujuan agar para orang yang tidak mampu dapat makan dan minum pada hari raya ied fitri.
Zakat ini wajib bagi setiap orang muslim termasuk bayi yang baru lahir.
2. Zakat maal (harta) yang mencakup:
a. Emas, perak dan mata uang.
b. Perdagangan
c. Hasil peternakan yang mencakup:
1. Unta
2. Sapi dan kerbau
3. Kambing dan domba.
d. Hasil pertanian.
e. Pertambangan
f. Harta temuan (harta karun).

Friday, December 11, 2009

Shaum

Ibadah Shaum

A. Definisi Shaum

Secara bahasa:
Artinya adalah menahan.

Secara istilah adalah:
Menahan diri dari segala hal yang membatalkan dimulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari.

B. Hal-hal yang membatalkan shaum:

1. Makan dengan sengaja
2. Minum dengan sengaja
Dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh abu hurirah bahwasanya nabi Muhammad S.A.W. bersabda: “Barang siapa yang lupa, sedangkan ia dalam keadaan shaum ia makan atau minum maka hendaklah ia menyempurnakan shaumnya karena sesungguhnya Allah telah memberikannya makan dan minum”. (H.R.Ibnu Majah)
3. Muntah dengan sengaja
Dalilnya hadits abu hurairah R.A. bahwasanya nabi S.A.W. bersabda:
“Barang siapa yang terpaksa untuk muntah maka tidak ada qadha (mengganti shaum) atasnya dan barang siapa yang muntah dengan sengaja maka gantilah (shaum)”. (H.R.Ibnu Majah)
4. Haidh (Menstruasi)
5. Nifas (Darah yang keluar setelah melahirkan)
6. Jima’ (Melakukan hubungan suami istri)
Dalilnya adalah hadits abu hurairah R.A. ia berkata: ketika kami duduk bersama Nabi S.A.W. ketika datang kepadanya seorang lelaki berkata: wahai Rasululullah S.A.W. celakalah aku. Rasululullah S.A.W. bertanya: kenapa engkau? Laki-laki tadi berkata: aku berhubungan badan dengan istriku sedangkan aku sedang berpuasa. Rasululullah bertanya: apakah engkau mempunyai budak untuk dimerdekakan? Laki-laki itu menjawab: tidak. Rasulullah bertanya: “ apakah engkau sanggup untuk berpuasa dua bulan berturut-turut? Laki-laki itu menjawab: tidak. Rasulullah kembali bertanya: “apakah engkau mampu memberi makan 60 orang miskin. Laki-laki itu menjawab: tidak. Abu Hurairah berkata; Rasulullah S.A.W. diam. Ketika kami dalam keadaan seperti itu didatangkan kepadanya sebuah wadah yang berisi kurma. Rasululullah bertanya: dimana orang yang bertanya tadi? Laki-laki itu menjawab: saya. Rasululullah bersabda: ambillah ini dan sedekahkan. Laki laki itu bertanya: kepada orang yang lebih fakir dariku? Demi Allah tidak ada diantara 2 perkampungan keluarga yang lebih fakir dari pada keluargaku. Rasululullah S.A.W. tertawa sampai nampak gigi taringnya. Kemudian beliau bersabda: “berikan kepada keluargamu” (Muttafaq Alaih)

C. Hal-hal yang dibolehkan ketika shaum:

1. Mandi
Dari sebagian sahabat Nabi S.A.W. berkata:
“Saya melihat rasulullah S.A.W. di arj (nama suatu kampung) mengguyur kepalanya dengan air dalam keadaan shaum karena kehausan atau kepanasan”.
H.R.Abu Daud

2. Berkumur-kumur kemudian mengeluarkan airnya (madhmadhah) dan memasukkan air kedalam hidung kemudian mengeluarkannya lagi (istinsyaq) yang tidak berlebihan.
Dalilnya: dari luqaith bin shabrah ia berkata: telah bersabda Rasulullah S.A.W.
“..Dan masukkanlah air ke hidungmu dengan berlebihan kecuali jika engkau sedang shaum”. (Hadits shahih riwayat abu daud, attrimidzi dan ibnu majah).

3. Mencium dan memegang-megang (istrinya) bagi yang mampu mengendalikan syahwatnya.
Dari Aisyah R.A. berkata: Rasululullah S.A.W. mencium dan memegang-megang dalam keadaan shaum dan beliau adalah orang yang paling mampu menahan syahwatnya. (Muttafaq alaih)

4. Berbekam
Dari ibnu abbas R.A. berkata: Nabi S.A.W. berbekam dalam keadaan shaum. (H.R.Bukhari)

5. Subuh dalam keadaan junub.
Dalilnya: Dari aisyah dan ummi salamah berkata: Sesungguhnya Rasulullah S.A.W. kedapatan waktu fajar (subuh) dalam keadaan junub (setelah berhubungan suami istri) kemudian beliau mandi dan berpuasa.(Muttafaq alaih).

6. Bersiwak (menggosok gigi), berwangi-wangian, memakai minyak, bercelak, membersihkan mata atau telinga dengan cairan dan menyuntik.


D. Hikmah-hikmah shaum:

1. Melatih kesabaran
2. Memberikan kesehatan jasmani
3. Memberikan kesehatan rohani
4. Mendekatkan diri kepada Allah S.W.T.
5. Menjauhkan diri dari api neraka
6. Mengendalikan hawa nafsu
7. Merasakan kelaparan kaum dhu’afa
8. Do’a akan lebih dekat untuk dikabulkan

Monday, December 7, 2009

hikmah gerakan-gerakan shalat

Pelajaran-pelajaran dari gerakan-gerakan Shalat
Oleh: Rachmat Morado Sugiarto

1. Takbir

a. Membesarkan Allah S.W.T
b. Pasrah kepada Allah S.W.T.
c. Menghadapkan diri kepada Allah dengan penuh konsentrasi


2. Ruku’

a. Rendahnya manusia dihadapan Allah
b. Manusia tidak boleh takabbur (sombong)

3. I’tidal

a. Manusia harus menempuh jalan yang lurus dan mempunyai pendirian
b. Manusia akan menghadap Allah secara perorangan untuk mempertanggung jawabkan amal perbuatannya.

4. Sujud

a. Manusia sangat rendah dihadapan Allah.
b. Manusia berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah.
c. Manusia tidak boleh takabbur.
d. Manusia harus bersyukur kepada Allah.

5. Duduk diantara dua sujud

a. Keseimbangan antara usaha dan beristirahat.
b. Merenungkan diri sendiri atas apa yang telah di perbuat.



6. Tahiyyat (tasyahhud)

a. Ketauhidan yang tidak boleh pernah hilang dari seorang yang mengaku muslim

7. Salam

a. Menebarkan kedamaian kepada setiap orang.
b. Empati dengan lingkungan sekitar

8. Thuma’ninah

a. Perlunya ketenangan dalam melakukan segala aktifitas.

hikmah gerakan-gerakan shalat

Pelajaran-pelajaran dari gerakan-gerakan Shalat
Oleh: Rachmat Morado Sugiarto

1. Takbir

a. Membesarkan Allah S.W.T
b. Pasrah kepada Allah S.W.T.
c. Menghadapkan diri kepada Allah dengan penuh konsentrasi


2. Ruku’

a. Rendahnya manusia dihadapan Allah
b. Manusia tidak boleh takabbur (sombong)

3. I’tidal

a. Manusia harus menempuh jalan yang lurus dan mempunyai pendirian
b. Manusia akan menghadap Allah secara perorangan untuk mempertanggung jawabkan amal perbuatannya.

4. Sujud

a. Manusia sangat rendah dihadapan Allah.
b. Manusia berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah.
c. Manusia tidak boleh takabbur.
d. Manusia harus bersyukur kepada Allah.

5. Duduk diantara dua sujud

a. Keseimbangan antara usaha dan beristirahat.
b. Merenungkan diri sendiri atas apa yang telah di perbuat.



6. Tahiyyat (tasyahhud)

a. Ketauhidan yang tidak boleh pernah hilang dari seorang yang mengaku muslim

7. Salam

a. Menebarkan kedamaian kepada setiap orang.
b. Empati dengan lingkungan sekitar

8. Thuma’ninah

a. Perlunya ketenangan dalam melakukan segala aktifitas.