Saturday, October 24, 2009

Islam, Budaya, Tradisi dan Norma

Islam, Budaya, Tradisi dan Norma

Islam, Budaya, Tradisi dan Norma:
Budaya: dalam kamus besar bahasa Indonesia budaya diterjemahkan dengan: hasil pikiran, akal budi.
Sedangkan tradisi: adat kebiasaan turun temurun (dari nenek moyang) dan masih dijalankan di masyarakat.
Perbedaan antara budaya dan tradisi:
Budaya adalah ciri umum dari suatu bangsa.
Budaya lebih umum dan universal.
Tradisi adalah ciri khusus dari suatu komunitas yang lebih kecil.
Tradisi lebih bersifat ritual dan sakral.
Sikap Islam terhadap budaya dan tradisi::
Islam adalah filter bagi seluruh budaya dan tradisi..
Budaya-budaya dan tradisi yang bertentangan dengan Islam haruslah ditinggalkan jauh-jauh..
Budaya berhala pada zaman jahiliyyah sebelum rasulullah S.A.W. telah rasulullah musnahkan ketika beliau menyebarkan islam. Rasulullah S.A.W. telah mengangkat akar kemusyrikan sehingga tidak tersisa sedikit pun berhala di jazirah arab.
Ini sangat berkaitan dengan keadaan Indonesia sebelum datangnya Islam. Masyarakat Indonesia terlebih masyarakat jawa adalah masyarakat hindu. Ketika Islam datang ke negeri Indonesia akar syirik belumlah hilang sepenuhnya. Oleh sebab itu wajib bagi kita untuk menghilangkan akar syirik sehingga orang muslim Indonesia bisa bertauhid dan meninggalkan segala bentuk syirik..
Syirik adalah dosa yang tidak bisa diampuni. Apabila seseorang mati dalam keadaaan syirik maka ia tidak akan diampuni..



Allah berfirman An-Nisa ayat 116:
إن الله لا يغفر أن يشرك به ويغفر ما دون ذلك لمن بشاء ومن يشرك بالله فقد ضل ضلالا بعيدا
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa menyekutukan-Nya dan mengampuni yang selainnya bagi orang yang dikehendaki-Nya dan barang siapa yang menyekutukan Allah maka sungguh ia telah sesat (dalam) kesesatan yang jauh”.
Dalam ayat yang lain An-Nisa ayat 48:
إن الله لا يغفر أن يشرك به ويغفر ما دون ذلك لمن يشاء ومن يشرك بالله فقدافترى إثما عظيما
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa menyekutukan-Nya dan mengampuni yang selainnya bagi orang yang dikehendaki-Nya dan barang siapa yang menyekutukan Allah maka sungguh ia telah melakukan dosa yang besar”.

Contoh dari budaya syirik di Indonesia:
Memberikan sesajen kepada benda tertentu. Memelihara keris dan memandikannya. Meyakini kekuatan pada benda-benda tertentu seperti cincin atau gelang. Menggunakan jimat. Melakukan ritual-ritual tertentu yang diyakini dapat mencegah dari bala dan malapetaka. Melakukan sembelihan untuk selain Allah yang dimaksudkan untuk mendatangkan keberuntungan atau menolak mala petaka.
Bukti nyata masih melekatnya budaya hindu di masyarakat Indonesia adalah banyaknya candi-candi di negeri kita.. walaupun sebagian orang mengatakan itu tidak disembah atau hanya di lihat saja namun itu adalah bukti masih kuatnya budaya hindu di bumi pertiwi ini.
Kita mengenal 7 hari-an atau 40 hari-an atau 100 hari-an bagi orang yang wafat yang sebenarnya bukan sama sekali dari Islam. Hal itu adalah tradisi orang hindu dahulu yang mereka lakukan untuk para orang yang telah wafat.
Oleh sebab itu kita sebagai orang muslim yang telah mempelajari tauhid seharusnya bisa mengubah tradisi-tradisi dan budaya-budaya yang jelas-jelas menyimpang dari akidah Islam.
Budaya non syirik namun bertentangan dengan ajaran Islam:
1. Budaya korupsi yang melanda bumi pertiwi yang jelas-jelas bertentangan dengan ajaran Islam.
2. Budaya kebebasan tanpa menghiraukan etika Islam. Seperti dalam pergaulan, berpakaian dan berinteraksi dengan orang tua dan masyarakat.

Tradisi-tradisi pernikahan di Indonesia:
1. menginjak dan memecahkan telur… hal ini jika tidak diyakini mempunyai kekuatan tertentu atau mendatangkan kebaikan atau menangkal malapetaka maka tidak dianggap syirik.
2. puasa mutih. Jelas tidak ada tuntunannya dari rasulullah S.A.W. dan bisa di kategorikan sebagai bid’ah (hal yang baru dalam beragama).

Norma
Dalam kamus besar bahasa Indonesia:
Aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok di masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan dan kendalian tingkah laku yang sesuai dan berterima”
Norma dengan definisi ini mengacu kepada etika di suatu komunitas.
Norma berbeda dengan hukum. Kalau hukum mengikat dan ada sanksi bagi yang melanggarnya. Sedangkan pelanggaran terhadap pada norma hanya pengaruh pada pandangan masyarakat terhadap palanggarnya.

Budaya, tradisi dan norma bisa diterima oleh islam apabila:
1. Tidak mengandung unsur syirik.
2. Tidak bertentangan dengan akidah dan syari’at Islam.
3. Bukan ciri dari agama-agama selain Islam. Maksudnya adalah apabila suatu tradisi misalnya menjadi ciri khusus dari suatu agama seperti tradisi kemenyan yang bisa dikatakan tradisi hindu yang menjadi ciri khusus bagi agama tersebut maka tidak boleh bagi seorang muslim untuk meniru tradisi tersebut..
Rasulullah S.A.W. bersabda:
عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَالِفُوا الْمُشْرِكِينَ وَفِّرُوا اللِّحَى وَأَحْفُوا الشَّوَارِبَ
Dari Ibnu Umar dari Nabi S.A.W. beliau bersabda:
Berbedalah kalian dengan orang musyrik dan banyakanlah jenggot dan bersihkanlah kumis..
Rasulullah menyuruh kaum muslimin agar berbeda dengan kaum lain dalam hal penampilan yang menjadi ciri kaum lain selain islam.
Maka lebih utama apabila hal tersebut berkaitan dengan akidah..

Wednesday, October 21, 2009

Tauhid

Tauhid
Tauhid dalam bahasa arab adalah bentuk masdar dari kata “وحد-يوحد” dibaca wahhada yuwahhidu yang artinya menjadikan sesuatu satu..
Dalam istilah adalah:
Mengesakan Allah dalam beribadah kepada-Nya…

Pembagian tauhid:
Tauhid dibagi menjadi 3:
1. Tauhid rububiyyah:
Yaitu mengesakan Allah dalam perbuatan-Nya: dalam penciptaan, menghidupkan, memberi rizki, memiliki dan mengatur alam semesta ini.
Dalilnya:
Al-a’raf ayat 54:
إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
Sesungguhnya Tuhan-mu yang telah menciptakan langit dan bumi dalam jangka 6 hari kemudian bersemayam di atas arsy’…
Al-zukhruf ayat 9 dan 87
ولئن سألتهم من خلق السموات والأرض ليقولن خلقهن العزيز العليم
Dan seandainya engkau bertanya kepada mereka siapakah yang menciptakan langit dan bumi pastilah mereka akan mengatakan “telah menciptakan semua itu yang maha perkasa , maha mengetahui.
ولئن سألتهم من خلقهم ليقولن الله فأنى يؤفكون..
Dan apabila engkau bertanya kepada mereka siapakah yang telah menciptakan mereka pastilah mereka akan mengatakan “Allah” maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan ?,


2. Tauhid uluhiyyah:
Yaitu mengesakan Allah dalam beribadah kepada-Nya
Dalilnya adalah:
Al-an’am ayat 162-163
قل إن صلاتي ونسكي ومحياي ومماتي لله رب العالمين لا شريك له وبذلك أمرت وأنا أول المسلمين
Katakanlah sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya dan dengan itulah aku telah diperintahkan dan aku adalah orang pertama-tama meyerahkan diri.
Surah al-mu’minun ayat 117
ومن يدع مع الله إلها آخر لا برهان له به فإنما حسابه عند ربه إنه لا يفلح الظالمون
Dan barang siapa berdo’a dengan selain Allah tidak ada baginya satu dalil pun baginya dengan hal tersebut maka sesungguhnya perhitungannya disisi Tuhannya sesungguhnya tidaklah beruntung orang-orang yang zhalim.

3. Pembagian yang terakhir dari tauhid adalah tauhid asma’ wa sifat..
Yaitu mengimani dengan apa yang ada dalam al-qur’an dan as-sunnah dari nama-nama Allah yang baik dan sifat-sifatnya yang tinggi tanpa merubah, mengabaikan, menta’wil, menyerupakan dengan sesuatu pun.
Dalam bahasa lain tauhid asma wa sifat adalah mengesakan Allah dalam nama-namanya dan sifat-sifatnya yang tidak menyerupai nama-nama dan sifat-sifat mahluk-Nya.
Dalil nya adalah firman Allah surah as-syura ayat 11:
ليس كمثله شيء وهو السميع البصير
Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat.
Juga dalam firman Allah dalam surah al-a’raf ayat 180:
ولله الأسماء الحسنى فادعوه بها وذروا الذين يلحدون في أسمائه سيجزون ما كانوا يعملون
anya milik Allah asmaa-ul husna , maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam nama-nama-Nya . Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.
Contoh-contoh tauhid asma wa sifat:
1. firman Allah S.W.T.
الرحمن على العرش استوى
Yang maha penyayang bersemayam di atas “Arsy”
Maka kita meyakini bahwa Allah bersemayam di atas Arsy (singgasana) tanpa menyamakan seperti apakah singgasana Allah atau menanyakan bagaimanakah Allah bersemayam?
2. hadits
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ
Dari abu hurairah R.A.: bahwasanya rasulullah S.A.W. bersabda: “Rabb kita Tabaraka wa Ta’ala turun pada setiap malam ke langit dunia, ketika masih tersisa sepertiga malam terakhir. Dia berfirman: ‘Siapa yang berdoa kepadaKu, niscaya Aku mengabulkannya, siapa yang memohon kepadaKu, niscaya Aku memberinya, siapa yang meminta ampun kepadaKu niscaya Aku mengampuninya!”. H.R.Bukhari dan Muslim
Penyimpangan – penyimpangan tauhid:
Secara garis besar penyimpangan tauhid ada 3 macam yaitu:
1. syirik: yaitu menjadikan Allah mempunyai sekutu. Seperti meminta kepada selain Allah, berqurban, bernazari untuk selain Allah.
Syirik adalah dosa yang tidak akan diampuni apabila pelakunya tidak bertaubat dan mati dalam keadaan itu… sesuai dengan firman Allah surah an-nisa ayat 48 yang artinya:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar”.

2. Kufur: adalah tidak mengakui bahwa Allah itu ada dan tidak mengakui rasululullah sebagai utusan Allah. Kufur adalah kebalikan dari iman.
Dalam surah Muhammad ayat 34 Allah berfirman yang artinya:
Sesungguhnya orang-orang kafir dan menghalangi manusia dari jalan Allah kemudian mereka mati dalam keadaan kafir, maka sekali-kali Allah tidak akan memberi ampun kepada mereka.
3. nifaq: yaitu menampakkan ke-Islaman dan menyembunyikan kekufuran di dalam hati..
Allah berfirman dalam surah an-nisa ayat 145 yang artinya:
esungguhnya orang-orang munafik itu pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.

a. Contoh-contoh syirik:
Menyembah berhala atau mengagungkan patung-patung tertentu, sesajenan, perdukunan dan ramalan..
b. Contoh – contoh kufur:
Tidak mengakui Allah dan rasul-Nya.. keluar dari agama Islam atau yang disebut dengan (murtad)
c. Contoh-contoh nifak:
Mengaku-ngaku islam padahal di dalam hatinya ingin merusak dan menghancurkan Islam itu sendiri.

Tuesday, October 20, 2009

Rukun Iman dan aplikasinya dalam kehidupan

Rukun iman dan aplikasinya dalam kehidupan

Pengertian iman:
Iman dalam bahasa arab adalah “attashdiiq” yang berarti membenarkan.
Secara Istilah Iman berarti: membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan dan melakukan dengan perbuatan..

1. Iman kepada Allah
Yaitu meyakini bahwa Allah itu ada.
Aplikasinya dalam kehidupan adalah:
1. Meyakini bahwa Allah selalu mengawasi dalam segala gerak-gerik kita
2. Meyakini bahwa Allah hanyalah tumpuan dan harapan kita.
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (1) اللَّهُ الصَّمَدُ (2)
2. Iman kepada malaikat
Yaitu meyakini bahwa malaikat adalah mahluk Allah yang diciptakan dari cahaya yang selalu ta’at dan tunduk kepadanya
Dalilnya adalah:
Attahrim ayat 6 yang artinya:
“Wahai orang yang beriman jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu diatasnya ada para malaikat yang tidak bermaksiat kepada apa yang Allah perintahkan kepada mereka dan melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka”.
Juga dalam surah al-anbiya ayat 26-27:
“Dan mereka mengatakan yang Maha Penyayang telah menjadikan anak katakanlah akan tetapi hamba-hamba Allah yang dimuliakan. Mereka tidak mendahului Allah dengan perkataan dan dengan perintah Allah mereka melakukannya”.


Aplikasinya dalam kehidupan adalah:
1. Meyakini bahwa diantara malaikat-malaikat Allah ada yang selalu mengawasi kita.
2. Meniru sifat malaikat yaitu ketaatan mereka..

3. Iman kepada kitab-kitab Allah
Artinya adalah beriman, meyakini bahwa Allah telah menurunkan kitab-kitabnya yaitu: Taurat, Zabur, Injil, Al-qur’an dan hanya meyakini isi Al-qur’an..
Aplikasinya dalam kehidupan:
1. Memperbanyak membaca Al-Qur’an, memahaminya, merenungkannya dan mengamalkannya.
2. Meyakini bahwa al-qur’an adalah pedoman dalam kehidupan.
3. Al-Qur’an adalah media komunikasi antara hamba dan Tuhannya.

4. Iman kepada rasul-rasul Allah
Yaitu kita meyakini bahwa Allah telah mengutus rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya yang menyampaikan risalah-Nya. Mereka yang wajib diketahui ada 25 nabi.
Aplikasinya dalam kehidupan:
1. Meneladani akhlak nabi karena nabi adalah suri tauladan bagi semua manusia
Allah berfirman:
Al-Ahzab ayat 21:
“Sungguh dalam jiwa rasulullah (S.A.W.) terdapat tauladan yang baik bagi orang yang mengharapkan Allah dan hari akhir dan banyak mengingat Allah”.
Surah Yusuf ayat 111yang artinya:
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal”.
2. Para nabi adalah orang yang paling dekat kepada Allah dan adalah orang yang paling mulia.
3. Rasulullah Muhammad S.A.W. adalah orang terhebat di dunia sepanjang zaman..
Dalam waktu hanya 23 tahun beliau dapat merombak total jahiliyyah dan dalam waktu sesingkat itu Islam telah jaya dan berkuasa di dunia ini..

5. Iman kepada Hari Akhir
Yaitu meyakini bahwa hari akhir pasti akan datang..
Hari akhir juga sering disebut hari kiamat .
Kiamat terbagi menjadi 2 :
Kiamat kecil yaitu matinya seseorang secara perorangan dan manusia akan mengalami alam kubur.
Kiamat besar adalah hari akhir yang diawali dengan gempa kiamat yang dahsyat.
Aplikasinya dalam kehidupan:
1. Meningkatkan amalan untuk persiapan hari akhir.. Dalam surah 42 (Asy-Syura) ayat 20:
مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ
Yang artinya:
“Barang siapa yang menginginkan ladang di akhirat maka kami akan tambahkan baginya untuk ladangnya dan barang siapa yang menginginkan ladang dunia maka kami akan berikan bagiannya dan dia tidak akan memiliki bagiannya di akhirat “.
Surah al-isra ayat 14-15:
"Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu". Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah , maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan meng'azab sebelum Kami mengutus seorang rasul”.
2. Menjauhi segala perbuatan yang tidak Allah ridhai karena ia tahu segala perbuatannya akan di pertanggungjawabkan di hadapan Allah. Surah Al-Isra’ ayat 13:
“Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka”.


3. Menyadari bahwa kehidupan dunia ini sangatlah singkat dan hari akhir adalah kekal
Surah Ghafir (40) ayat 39:
يَا قَوْمِ إِنَّمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَإِنَّ الْآخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ
“Wahai kaumku sesungguhnya kehidupan (dunia) ini adalah kenikmatan (sementara belaka) dan sesungguhnya hari akhir adalah tempat yang tetap (kekal)”.

6. Iman kepada Qadar
Beriman bahwa Allah mempunyai ketentuan yang tidak bisa ditolak oleh hambanya baik itu yang baik atau pun yang buruk..
Segala sesuatu adalah ketentuan Allah adalah taqdir.. selama nafas masih ada pada seorang manusia maka ia masih bisa merubahnya. Apabila ruh telah keluar dari dirinya maka itu lah takdirnya…
Aplikasinya dalam kehidupan:
1. tidak semua yang di inginkan manusia bisa tercapai…
2. Mempunyai sifat tawakkal dan tidak cepat berputus asa.. segala sesuatu yang ditentukan Allah mengandung hikmah bagi hambanya.. Al-Baqarah ayat 216..
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ (216(
“Diwajibkan atas kalian berperang dan kalian membencinya.. boleh jadi kalian membenci sesuatu padahal sesuatu itu baik untuk kalian dan boleh jadi kalian menyukai sesuatu padahal sesuatu itu adalah buruk bagi kalian dan Allah mengetahui sedangkan kalian tidak mengetahui”.
3. Bersikap sabar atas segala sesuatu yang menimpanya..
At-taghabun ayat 11:
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Tidaklah menimpa dari suatu musibah pun kecuali dengan izin Allah dan barang siapa yang beriman kepada Allah maka Allah akan tunjukkan hatinya dan Allah dengan segala sesuatu mengetahui”.